Seiring perkembangan waktu berbagai gaya hidup manusia juga terus berkembang bersama denyut nadi rotasi bumi dalam lingkaran waktu. Gaya hidup yang mulai mengantarkan punggawanya pada kemajuan pola pikir yang tidak didasari integritas dan kapasitas dalam agama serta keilmuan sehingga meredupkan masa depan suatu bangsa. Kesejahteraan merupakan tujuan setiap manusia, hanya saja pada masa kini ingin ditempuh dengan hanya mengandalkan ambisi yang sudah melebur dengan nafsu birahi.
Jalan isntan mengejar setiap cita-cita menjadi sebuah solusi kongkrit tanpa harus berpikir lebih jauh dampak atau akibat dari keputusan yang telah diambil. Sejumlah fatamurgana, impian buta tidak diperhatikan yang yang terpeting kenikmatan sesaat harus berpihak pada diri masyarakat. Bisnis haram misalnya yang kini banyak menyentuh semua golongan mulai anak dibawah umur sampai pejabat Negara yang seringkali kita jumpai dewasa kini. Alih-alih membantu ekonomi orang tua, membiyai hidup anak hingga istri simpanan atau gratifikasi sex adalah alasan umum masyarakat hamba birahi.
Satu kasus baru-baru ini di Surabaya misalnya, dimana anak seusia SMP (17 tahunan) menjual temannya menjadi wanita pemuas lelaki hidung belang dengan harga Rp. 750 000,-/orang. Bisnis memilukan itu telah mencoreng karakter bangsa Indonesia yang sejatinya menganut asas Pancasila yang salah salah satu poinnya Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai pijakan manusia beriman. Sangat miris memang ketika anak dibawah umur telah berbisnis haram seperti mucikari itu. Orang tua mereka baru tahu ketika sedang diminta datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Andil besar orang tua dan juga lembaga pendidikan beserta pemerintah merupakan sesuatu hal paling urgen dalam menjaga moralitas bangsa Indonesia.
Perdagangan manusia atau yang sering kita kenal trafficking di Indonesia kerap digagalkan aparat kepolisian. Mereka yang awalnya dijanjikan pekerjaan diluar daerah malah menjadi barang dagangan para mucikari dan laki-laki pencari pemuas nafsu. Kecantikan tidak terlalu menjadi modal yang terpenting tubuh seksi dan gress sudah cukup untuk mendatangkan uang mengisi kantong-katong pribadi atau bahkan oknum aparat yang mencoba bermain di air keruh.
Belum lagi, prostitusi disebagian penjuru negeri “seakan” dibiarkan begitu saja oleh pemerintah setempat karena berbagai alasan. Perda-perda juga telah diterbitkan yang intinya melarang keras praktek prostitusi di daerahnya. Namun nyatanya perda yang telah digodok dipemerintahan setempat dan menghabiskan dana tidak sedikit itu bagai singa ompong yang tidak berarti apa-apa. Ketidakpastian hukum membuat para wanita yang menjajakan dirinya seakan hilang satu tumbuh seribu karena alasan ekonomi semata.
Padahal Rasulullah memperingatkan dalam hadistnya,
Artinya: Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-Baihaqi dan Asysyihaab)
Selain itu, lebih membuat mencoret muka bangsa Indonesia beberapa oknum yang menerima gratifikasi sek dan mencari wanita-wanita yang masih 100% gress dengan dalih nikah secara sirri. Modal uang berlimpah menjadi bekal bagi mereka untuk mendapatkan wanita sesuai selera tampa melihat umur si cewek. Heeem…!!! Payah mas broo… Akhlak suatu bangsa memang tercemin dari pemimpin dan masyarakatnya yang memiliki moralitas bangsa luhur dan agamis. Ketika kita sebagai pribadi dan masyarakat Indonesia keluar dari norma-norma agama kita telah mencoreng wajah kita dengan etika sesat.
Rasulullah SWA bersabda:
Artinya: Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau digagalkannya. (HR. Bukhari)
Ajaran islam sebenarnya telah mengatur semua tingkah laku dan etika dalam mencari rezeki Allah SWT sebagai bekal hidup di dunia uatamanya dalam perkampungan akhirat yang kekal abadi sepanjang masa. Tetapi ajaran agama kini seakan dikerjakan hanya oleh para ustadz atau dai yang setiap langkahnya menyampaikan kalimat-kalimat motivasi mepada umat Muhammad SAW tampa mengenal lelah. Selagi masih jiwa dikandung badan tidak ada kata terlambat untuk bertaubat sebelum azab Allah SWT dan ajal menjemput kita.