Puasa masih menjadi tantangan tersendiri bagai penderita diabetes. Itu karena diabetes adalah salah satu penyakit kronik di mana pola makan penderitanya harus dikontrol.
Sekretaris Jenderal Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dr. Em Yunir mengatakan bahwa penderita diabetes yang menjalani puasa akan mengalami gangguan homeostasis glukosa dan sekresi glukagon.
“Tanpa sirkulasi insulin yang memadai, kondisi seperti ini dapat menyebabkan kerusakan glikogen. Selain itu, peningkatan glukosa dan keton juga mampu menyebabkan hiperglikemia dan Ketoacidosis,” ujar Em Yunir dalam acara Kelola Diabetes Anda Secara Tepat Selama Berpuasa di Grand Sahid, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2013.
Ia pun menambahkan bahwa saat berpuasa, asupan cairan yang terbatas dapat menyebabkan dehidrasi yang kemudian akan menyebabkan meningkatnya kekentalan darah dan risiko trombosis. Di sinilah fungsi pengelolaan diabetes yang baik agar dapat menjalankan ibadah puasa secara normal.
Bagi Anda salah satu penderita diabetes, Dr. Em Yunir berbagi beberapa kiat bagi penderita diabetes saat berpuasa.
– Melakukan pemeriksaan gula darah beberapa kali dalam sehari, khususnya bagi penderita diabetes mellitus tipe 1 dan 2 yang mendapat insulin. Tujuannya, penderita mengetahui risiko dan cara mengantisipasinya. Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan sebelum berbuka dan dua jam setelah berbuka, sebelum tidur, sebelum sahur, tengah hari dan sesuai kebutuhan.
– Sahur dianjurkan mendekati imsak dengan mengubah jadwal, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. Penyesuaian jumlah dilakukan sesuai dosis obat dan insulin.
– Sebaiknya melakukan pembagian porsi makan saat berbuka hingga sahur dengan porsi makan saat sahur 50 persen, setelah Tarawih 10 persen dan Maghrib 40 persen dari total kebutuhan kalori per hari.
– Pembatalan puasa dapat dilakukan jika terjadi tanda-tanda hipoglikemia atau kadar gula kurang dari 60 mg/dl. (Viva)