Setiap pagi aku selalu melihat Syakillah dengan sikapnya yang ramah dan periang, Syakillah adalah seorang wanita muslimah yang baik dimataku. Dia adalah wanita yang ramah, santun, baik, serta periang, jarang terlihat ada sedikitpun rasa sedih di wajahnya, yang aku tahu Syakillah adalah wanita yang tak pernah terlihat ada masalah dalam hidupnya.
Setiap hari di perkuliahan, aku selalu bersamanya. Sejak semester 1, aku dan Syakillah langsung berteman dekat dan menjadi sahabat. Tiap ada jam kuliah, Killah tidak pernah datang terlambat, bahkan sering aku meminta tolong diabsenkan dulu, jika aku datang terlambat. Entah membawa aura positif apa Killah terhadapku. Yang jelas semenjak aku bersahabatan dengannya, banyak hal positif yang bertambah pada diriku. Memang aku jadi ikut rajin belajar dan memperhatikan dosen karena duduk dekat Killah selalu. Setiap perkuliahan Killah selalu duduk paling depan, dan mau nggak mau aku harus mengikutinya. Alasan Killah duduk di depan karena dirinya ingin lebih berkonsentrasi memperhatikan apa yang diajarkan oleh sang dosen.
Aku salut padanya tidak pernah sekalipun ia tergoda untuk duduk dibelakang, atau tidak memperhatikan dosen. Tapiii…. Kadang terlihat wajahnya yang sangat mengantuk pada saat proses perkuliahan di dalam kelas. Killah selalu mendapat nilai bagus saat Quis, UTS, atau UAS, bahkan selesai paling awal dibanding dengan teman-teman yang lainnya. Selain ia terlihat cerdas di bidang studi, ternyata Killah juga aktif di kegiatan lain di kampus dan tak jarang Killah mendapat juara.
Setiap semester IP Killah selalu menembus diatas 3,5. Killah memang cerdas, kreatif, dan ia berkuliah gratis karena dapat beasiswa dari kampus berkat prestasinya. Setiap aku sekelompok belajar dengannya, ada saja ide kreatif yang muncul dalam benaknya untuk memberikan jawaban yang baik dan memiliki bobot. Istirahat jam kuliah selalu aku habiskan berdua dengannya. Biasanya kami di kantin sekedar makan cemilan, atau terkadang makan-makanan seperti nasi rames dan lainnya. Banyak suka duka yang aku alami bersama Killah selama berkuliah.
Karena sikapnya yang selalu riang, aku tak pernah menyangka kalau Killah ternyata seorang wanita muda yang penuh perjuangan , tetapi dengan itu Killah menjadi kuat seperti sekarang dan ia selalu menganggap masalah yang ada sebagai berkah dari Allah yang diberikan kepadanya. Karena ia pernah bilang padaku “masalah itu menambah pelajaran baru untuk diri kita dan semakin membesarkan hati kita untuk bersabar”. Banyak masalah dalam kehidupannya yang tidak aku ketahui bahkan banyak cerita Killah yang luar biasa, dan aku baru ketahui setelah ia menceritakannya padaku.
Killah seorang wanita penuh perjuangan, ternyata dibalik sikapnya yang periang, ia menyimpan banyak rahasia tentang kehidupannya. Tiap hari Killah mengantuk ternyata disebabkan oleh kurangnya waktu tidur malam. Karena tiap pulang kuliah, ia harus langsung membantu orang tuanya di sebuah warung makan kecil milik orang tuanya. Ia membantu melayani pembeli, mencuci piring, bahkan terkadang suka membantu mendorong gerobak jualannya saat berangkat berjualan.
Sampai akhirnya datanglah diriku ke warung makannya, dan ku perhatikan Killah pada saat itu. Killah yang terlihat cekatan melayani, nampaknya sudah terbiasa melayani berbagai pesanan para pembeli. Tak jarang Killah mendapat protes dari pembeli karena suatu alasan tentang pesanannya. Dan cukup takjub diriku, ternyata Kilah tak malu untuk membakar sate-satean yang ada diwarungnya jika ada pembeli yang memesannya, kadang sampai terlihat debu arang hitam yang menempel pada wajahnya yang cantik.
Hal pertama yang baru aku ketahui dari Killah itu menjadikanku berpikir dan termotivasi untuk lebih berjuang dan bersabar dalam hidup ini. Kemudian hendak pulanglah aku dari warungnya. Tetapi ketika aku beranjak bangun dari bangku, Ayah Killah memanggilku dan berkata “mampirlah dulu ke rumah”, dan dengan nada sedang aku menjawabnya “iya pak”. Jalanlah aku dan Killah kerumahnya yang berlokasi tak jauh dari warungnya itu. Sedikit bercanda aku sepanjang jalan dengan Killah. Sesampai dirumah Killah masuklah aku dan bersalaman dengan ibunya. Kurang lebih 15 menit aku duduk dengan meminum teh panas buatan ibunya Killah, tiba-tiba Killah sakit perut dan ingin ke belakang. Selama itu aku dan ibunya berbincang-bincang. Dan Subhanallah…. Aku takjub dengan cerita sang ibu.
Hal kedua yang baru aku tahu, ternyata selama ini Killah yang menjadi topangan keluarganya, selain usaha warung makan milik keluarganya. Karena selalu merugi akhir-akhir ini dan hampir bangkrut karena faktor tertentu. Ternyata selama ini Killah sering bolak-balik berbelanja jilbab atau apapun itu untuk dijual lagi di online ataupun pasar kaget setiap Minggu dekat rumahnya. Dan Killah ternyata seorang guru private , ia berpindah dari rumah murid satu ke rumah murid lainnya untuk mengajarkan pelajaran sekolah. Dan yang semakin membuat hatiku bergetar, karena Killah selama ini menggunakan sepeda untuk pergi mengajar private, padahal jarak yang ditempuh cukup jauh menempuh jarak 8-17 kilometer. Subhanallah… dalam hatiku luar biasa, semakin aku malu dengan diriku, karena selama ini aku selalu menuntut uang jajan, disediakan makan dan sebagainya kepada orang tuaku, tetapi itu semua tidak terjadi pada Killah. Killah membuatku jadi sadar dan semakin termotivasi untuk lebih baik.
Setelah selesai cerita beberapa menit, datanglah Killah. Langsung saja pada saat itu aku berpamitan dengannya dan ibunya. Sepanjang perjalanan pulang aku terharu, dan malu dengan diriku yang masih saja bergantung pada orang tuaku, sedangkan Killah dengan umurnya yang masih muda, sudah banyak perjuangan yang dilakukan untuk keluarganya. Perjalanan hari itu menjadikan pelajaran dan motivasi baru untukku. Tidak pernah terlintas dibenakku, bahwa seorang Syakillah, ternyata seorang wanita muda yang penuh perjuangan.
Sesampai di rumah, aku langsung bergegas mandi, makan, shalat dan segera tidur. Karena sudah cukup malam pada saat itu, tetapi terlintas dipikiranku untuk menelfon Killah dan mengadakan janji dengannya bertemu di depan kampus agar bersama masuk ke kampusnya. Saat itu juga aku langsung mengambil HP ku dan menelfonnya, dan Killah pun mengiyakannya. Malam sudah larut akupun terlelap tanpa sadar.
Adzan subuh berkumandang dari masjid dekat rumahku, dan membangunkanku dari tidurku, segeralah aku bangun dan beranjak untuk berwudhu dan shalat. Bangun tidur di pagi itu menjadikanku semangat untuk lebih baik. Jam 06.30 aku berangkat ke kampus untuk menghindari macet. Dan sampailah aku tepat pukul 07.30 di kampus.
Sesampai di kampus, langsung saja aku telefon Killah untuk menanyakan sudah sampai atau belum, ternyata sudah sampai dan ia sekarang sedang berada di kantin depan. Tanpa pikir-pikir aku langsung menghampiri Killah di kantin depan. Dan akupun terdiam ketika melihat Killah membawa kotak makanan besar yang berisikan kurang lebih 30 bungkus bihun goreng yang sudah dikemas. Aku pikir dia ingin membelinya, ternyata ketika aku tanya. “Buat apa Kil?? Sanggup kamu makan semua? Ulang tahun ya? “, kemudian dengan tertawa Killah menjawab “Haduhh Sya…, buat apa aku makan segini banyak? Ini tuh aku nitip daganganku disini untuk dijual, dari pagi aku dan ibu sudah memasak ini, dan ak membungkusnya jadi seperti ini deh.hehehe” dengan santai Killah jawab seperti itu. Aku kembali terdiam dan merasa tersentak hatiku ini. Subhanallah….dalam hatiku hal apalagi yang selama ini belum aku ketahui dari seorang sahabatku ini. Selesai Killah menitipkan dagangannya , kami langsung beranjak ke kelas untuk mata kuliah pertama di pagi ini.
Banyak hal yang baru aku ketahui tentang Killah, walaupun aku sudah bersahabat 3 tahun dengannya. Banyak cerita Killah yang memotivasi diriku untuk menghadapi segala cobaan dalam hidup ini. Killah selalu bilang padaku “percaya setiap manusia tidak ada yang tidak ada gunanya, manusia diciptakan Allah dengan paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya, karena manusia diajarkan untuk berpikir untuk berbuat baik dan berguna. Jangan pernah terperangkap dalam kesedihan berlarut, karena Allah menjanjikan indah pada waktunya”.
Oleh: Darwita Ayu Ningtyas, Tangsel-Banten