Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengingatkan pada masyarakat Aceh agar selalu waspada terhadap perkembangan aliran sesat yang marak terjadi di Aceh. Caranya dengan meningkatkan penanaman aqidah dan memberikan pendidikan Agama Islam pada anak.
“Perlu ada pengawasan dari setiap orangtua untuk menghindari aliran sesat dengan cara membina dan mengisi aqidah keislaman pada generasi muda,” kata Wakil Ketua MPU Aceh, Muslim Ibarahim dalam seminar Keislaman Nasional yang diselenggarakan oleh Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh, Sabtu (31/8/2013) di Banda Aceh.
Menurut penjelasan Muslim Ibrahim, kriteria aliaran sesat itu adalah setiap tindakan yang menistakan Agama. Di antaranya mengurangi rukun Iman, mengingkari rukum Islam dan juga tidak mengakui Alquran sebagai pedoman ummat Islam.
“Jadi dikatakan sesat itu juga bila ada yang mengatakan ada wahyu dan nabi setelah Nabi Muhammad SAW,” tukasnya.
Kata Wakil Ketua MPU, melecehkan para sahabat Nabi juga bagian dari kriteria sesat. Demikian juga mengurangi pokok-pokok ibadah. MPU juga mengkhawatirkan perkembangan teknologi informasi yang terjadi selama ini. Ia menyebutkan, perkembangan dunia internal juga bisa memperlemah aqidah generasi muda.
“Kita pernah membuat pertemuan, pernah menyimpulkan perkembangan internet saat ini telah merusak aqidah para anak-anak generasi muda di Indonesia,” tukasnya.
Oleh karena itu, Muslim Ibrahim menghimbau kepada seluruh masyarakat Aceh agar selalu mengawasi dan memberikan pendidikan aqidah pada anak-anak. (Merdeka)