“Aku adalah seorang muslim apakah kalian meragukannya?”
“Kami tidak percaya, kau bukan muslim”
“Apa kalian pernah melihat aku minum minuman keras atau makan daging babi?”
“Tidak pernah, tapi kami tidak percaya kalau kau muslim”
“Apa lagi yang harus aku buktikan kalau aku adalah seorang muslim?”
“Coba kau ucapkan apa yang sering diucapkan oleh orang islam?”
“Maksud kalian syahadat”
“Ya apalah namanya kami kurang tau, pokoknya kau bacakan saja itu kepada kami”Aku lalu membacakan syahdat kepada mereka. Komat-kamit mulutku menyebut syahadat di hadapan mereka semua.
“ Apakah ini cukup?”
“Wah kami tidak mengerti dengan apa yang kau ucapkan. Seperti mendengar bahasa orang-orang badui ketika kau mengucapkan yang kau sebut syahadat tadi”
“Terserah kalian. Aku sudah tidak peduli lagi. Kalian pulangalah dan jauh-jauhlah dari diriku. Jangan pernah lagi menampakan batang hidung kalian disini” Aku mulai tidak senang dengan mereka
“Kau mengusir kami? Kau tidak takut usahamu ini akan hancur. Kami adalah teman-temanmu yang telah membesarkan bisnismu. Jika tidak ada kami bisnismu ini tidak akan sampai seperti . Oh saudaraku apakah kau lupa kalau kau adalah bagian dari kami? Kau adalah sahabat kami. Kaulah yang selalu menasehati jika kami melakukan kesalahan, kau jugalah yang selalu memberikan motivasi jika ada diantara kami yang sedang mengalami kesedihan. Tapi sekarang kau sudah berbeda dari kami. Kami hanya ingin kau kembali kepada kami. Kami tidak ingin kau seperti saudara-saudara kita yang lain. Setelah menjadi muslim kehidupannya hancur. Usahnya bangkrut dan banyak sekali kesialan yang menimpa mereka. Apakah kau tidak mau belajar dari mereka?”
“Aku tetap dengan jalanku. Aku tidak peduli dengan apa yang kalian bicarakan. Aku sudah membuat pilihan dan seperti inilah pilihan itu. Jika kalian berbicara mengenai rezeki aku tidak takut usahaku ini akan hancur. Aku taukalau yang memberi rezki adalah Allah bukan kalian atau yang lainnya. Rezeki sudah diatur dan tiap orang sudah ada rezekinya masing-masing. Kalau memang bisnis ini termasuk dari bagian rezekiku maka usaha ini akan terus berjalan. Jika tidak , sepertinya ada rezeki lain yang harus aku cari karena rezeki yang sebelumnya tidak lagi mendatangkan keberkahan. Bukanlah islam itu gampang. Allah tidak memberatkan dan tidak juga menyusahkan hamba-Nya. Semua masalah datangnya dari Allah dan pasti solusinya juga dari Allah. Tidak ada masalah tanpa solusi. Masalah hanyalah bagian kecil dari hidup. Masih banyak bagian lainnya yang harus diperhatikan. Jika terlalu fokus dengan satu masalah hanya akan menguras energi kita. Ujung-ujungnya sakit lalu stres.”
“Baiklah kalau begitu kau akan menerima dampak dari keputusan yang kau ambil. Kami tidak tau apa yang akan terjadi padamu berikutnya. Mungkin hidupmu akan hancur sehingga kau akan kembali kepada kami. Aku dan teman-teman yang lain dengan senang hati akan membantumu jika kau ada masalah. Tapi dengan kondisimu sekarang kami akan berpikir sepertinya”
“Terima kasih atas perhatian dan kebaikan yang kalian berikan kepadaku. Tapi aku tidak butuh bantuan dari kalian. Lebih baik sekarang kalian pulang dan selesaikan urusan kalian masing-masing. Aku mau melayani pelanggan yang lain. Aku tidak bisa berlama-lama dengan kalian. Pintu keluar sebelah sana” Aku segera berdiri dan berjalan ke arah pintu. Kulihat teman-temanku tidak adayang bergerak. Mungkin mereka tidak percaya dengan apa yang kulakukan.Aku sudah jauh berubah sekarang.
“O maafkanlah jika perbuatanku terlalu kasar tapi aku tidak mau bisnisku merugi pada hari ini. Kalian pasti mengerti, karena kalian juga pebisnis” Barulah mereka mau bergerak dan satu persatu keluar tanpa memberikan salam kepadaku. Tapi tidak dengan David. Dia beda dariyang lain. Dia adalah orang paling dekat dengan diriku, dia adalah teman pertamaku sebelum dan setelah bergabung dalam kelompok pengusaha kota. Sekarang kelompok kami sudah besar dan memilki banyak anggota. Kami merahasiakan nama kelompok bisnis tersebut. Orang-orang hanya tau sedikit tentang kegiatan bisnis kami. Kami sengaja melakukan itu karena kamilah yang menguasai semua bisnis di kota ini. Kami punya akses ke semua lini. Aparat, kami bisa menyogoknya. Pemerintah setempatpun bisa kami sogok. Kami berbisnis dengan cara-cara yang kotor. Sekarang kami benar-benar kelompok bisnis yang besar dan kami saling percaya satu sama lainnya. Namun keadaan berubah ketika aku tersesat di sebuah mesjid yang sebenarnya mesjid itu tidak ada di kotaku karena semua penduduk di kotaku adalah atheis. Waktu itu hujan sangat lebat sekali. Sopir pribadiku lagi tidak ada di tempat. Dia sedang mengisi bensin di pom bensin terdekat. Anak buahku yang lain juga tidak ada yang membaya payung. Aku sedang berada di tempat yang sebulan lagi akan dijadikan mall besar, mungkin yang terbesar yang pernah ada di kota ini. Tempatnya stategis sekali makanya aku berani mengambil tempat tersebut.
Hari hujan dan disana tidak ada tempat untuk berteduh. Tapi aku melihat beberapa meter lurus didepanku ada tempat yang bisa untuk dijadikan tempat berteduh. Aku berlari kesana dengan sekencang-kencangnya sampai satu sepatuku copot. Kuambil lagi dan aku berlari lagi.
Aku lalu sampai ditempat tersebut. Kulihat tempatnya sangat sepi. Tidak ada orang, hanya adaruang kosong dan beberapa buku yang tulisannya seperti tulisan Arab. Ada juga kain-kain berwana putih. Ada permadani terbentang. Tempat ini sungguh sangat bersih dan sejuk, aku pikir tempat ini adalah rumah, aku tidak berani untuk masuk kedalam. Kulihat jam menunujkan pukul 03:15. Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras suara. “Allohuakbar- Allohuakbar“sebanyak dua kali. Aku kaget. Ada apa dengan tempat ini tiba-tiba muncul suara. Jangan tempat ini dihuni oleh makluk halus. Suaranya berlanjut “Asyhadulallahilahaillallah” sebanyak dua kali juga. Aku semakin kaget. Namun rasa takutku terkalahkan oleh rasa penasaranku. Aku mencoba melihat kedalam. Ada sesesok orang yang sedang berdiri dengan baju yang serba puith. Aku belum pernah melihat orang ini sebelumnya pikirku. Siapa dia, jangan-jangan dia adalah hantu penghuni tempat ini. Orang itu tidak behenti berteriak dan melantunkan suara-suara aneh. Tapi aku merasa sejuk mendengarkan karena apa yang dia teriakkan diiramakan dengan sangat indah. Belum pernah aku mendengar keindahan suara dan teriakan seiindah ini. Ada banyak penyanyi yang kukenal, beberapa group band yang sering kuundang ke acara-acaraku tidak ada yang sebagus ini. Mulai dari suara, irama dan teriakan. Teriakan nya terus berlanjut “Asyhaduannamuhammadarrasulullah” sebanyak dua kali juga. Setelahnya Hayya’alasholah sebanyak dua kali juga. Lalu bermunculan orang-oranag dengan pakaian serba putih juga. Beberpa diantaranya sudah tua dan berjenggot. Ada juga yang masih muda dan sepantaran denganku.Kulihat wajah mereka sangat berseri-seri. Wajah mereka adalah wajah yang penuh kegembiraan. Tidak sama sekali terpancar rasa stres dari wajah mereka. Belum pernah aku melihat orang-orang ini dikotaku. Orang-orang dikotaku banyak juga yang berwajah cerah seperti mereka tapi yang ini cerahnya beda. Terlihat mereka begitu tulus. Siapa mereka, aku yang bekuasa di kota ini tapi aku belum pernah melihat orang-orang ini. Jangan-jangan mereka benar-benar makluk halus penghuni tempat ini.
Orang yang berbaju putih melanjutkan bacannya lagi “Hayya’alalfalah”dan i mengakhiriteriakannya dengan teriakan Lailahaillallah sebanyak dua kali juga. Dari tadi dia berteriak dua kali. Aku berpikir mungkin dia merasa teriakannya tidak kedengaran oleh orang-orang sekitar tempat ini makanya dia mengulang untuk kedua kalinya. Sungguh aneh orang ini pikirku. Teriak-teriak tidak jelas dengan pakaian serba putih. Tidak berapa lama orang semakin ramai berdatangan ke tempat ini dan semuanya berpakain sama, baju gamis berwarna putih dan sorban. Aku belum pernah melihat tampilan orang ini sebelumnya. Aku hanya melihat orang-orang seperti mereka di TV. Dari berita yang kudengar kalau mereka adalah orang-orang radikal dan ektrimis yang senang melakukan bom bunuh diri. Aku curiga kalau mereka adalah orang yang sama. Aku takut mereka akan melakukan hal yang sama di kotaku, mereka bisa mengancam penduduk kotaku. Tapi tidak mungkin mereka. Ruat muka mereka saja selalu berseri-seri tidak ada wajah ekstremis di wajah mereka. Baiklah aku akan memperhatikan apa yang mereka lakukan. Ini akan menjadi informasi yang sangat menarik. Semua kota akan tau siapa mereka sebenarnya dan tempat aku sedang berteduh ini.
Kuperhatikan mereka terus menerus. Mereka melakukan gerakan aneh. Mereka saling merapatkan gerakan. Mereka mengangkat tangan. Tidak lama setelah itu mereka membungkukan badan. Setelahnya menempelkan keningnya di sajadah. Perbuatan apa ini, sungguh seperti hewan.Mungkin seperti gerakan kera. Tapi mereka terlihat tenang sekali. Mereka menikmati dan larut dalam bacaan ketika pindah gerakan yang diucapkan oleh seorang yang berada sendiri di posisi paling depan.Sehabis menempelkan keningnya di lantai mereka duduk. Setelah itu mereka berdiri lagi. Sebanyak empat kali. Pada kali kedua mereka duduk dua kali dan pada kali keempat mereka duduk dua kalai juga namun setelahnya mereka melirik ke kanan lalu ke kiri. Tidak beberapa lama mereka selesaidanorang yang berada pada posisipaling depan sendiriantadi berdoa dan berteriak-teriak juga dalam bahasa yang tidak kumengerti. Setelahnya dia mendekatiku yang sedang duduk-duduk dibelakang. Dia menanyakan aku.
“Assalamualaikum, ahlan wa sahlan wahai saudaraku. Ada yang bisa dibantu?” Aku tidak bisa menjawab karena tidak tau apa yang dia sebutkan.Maaf anda sepertinya tidak mengerti. Ada yang bisa dibantu masa sepertinya anda terlihat pusing”
“Ya saya pusing dengan apa yang kalian lakukan. Kenapa kalian melakukan hal bodoh seperti itu, apa kalian tidak ada pekerjaan lain dan tempat ini namanya apa?”
“ Tempat ini adalah mesjid. Mesjid adalah tempat kami sholat. Yang kami lakukan tadi adalah sholat. Sholat adalah kewajiban kami sebagai seorang muslim. Kami melaksanakannya lima kali dalam sehari. Sholat adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
“Siapa Allah?”
“Allah adalah Rob yang kami sembah”
“Nah, Rob apalagi itu saya tambah pusing dengan istilah-istilah yang kalian bicarakan”
“Apakah anda percaya pada Tuhan?”
“Tidak, saya tidak percaya kepada Tuhan. Tuhan tidak ada, jika ada pasti saya bisa bertemu dengannya”
“Tuhan adalah kata yang bisa mewakili kata Rob. Allah adalah Rob kami dan Allah itu ada”
“Ya dimana Allah kalian, saya tidak melihatnya”
“Allah tidak bisa dilihat karena pancaindera kita tidak akan sanggup untuk melihat-Nya karena kita adalah maklkuk yang lemah. Allah bisa dirasakan di dalam sini.” Dia menepuk dadanya dan wajahnya bertambah seri ketika menyebut Allah. Aku takjub dan aku sangat penasaran
“Apa kalian berkata jujur?” Aku menguji mereka.
“Ya , kami berkata jujur. Muhammad selalu mengajarkan kepada kami untuk berkata jujur. Dia adalah tauladan kami dan utusan Allah SWT.
“Muhammad? Siapa dia?”
“Dia adalah manusia paling mulia. Dia adalah kekasih Allah. Dia adalah Rasul atau utusan Allah. Kami semua disini adalah pengikutnya”
“Manakah yang kalian cintai Allah atau Muhammad?”
“Kami mencintai keduanya. Jika kami cinta kepada Allah maka kami otomatis akan cinta kepada Rasuullah.
“Kenapa kalian begitu percaya dengan semua ini, apa kalian tidak takut merasa dibodoh-bodohi”
“Tidak kami adalah orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Kecintan kami kepada keduayya melebihi cinta apapun”
“Kenapa kalian selalu menggatakan cinta, apa tidak ada kata lain untuk mewakili maksud kalian?”
“Karena kami ingin secepat mungkin bisa bertemu dengan Allah dan Rasul-Nya’
“Apa motivasi kalian ?”
“Bertemu dengan Allah adalah kenikmatan terbesar yang bisa diraih oleh manusia. Bertemu dan bersua kembali dengan sang pencipta itulah yang kami maksud”
“Caranya?”
“Kami harus melaksanakn perintah-Nya dan meningglkan larangan-Nya barulah kami dianggap sebagai hamba-Nya yang taat”
“Sederhananya?”
“ Islam” Kalau islam aku pernah dengar.
“Pegangan kalian apa?”
“Al-Quran dan Sunnah Rasul”
“Sepertinya kalian sangat mencintai apa yang kalian yakini, bolehkah aku merasakan hal yang sama seperti yang kalian rasaka”
“Boleh, kami sangat senang dengan niat mulia anda”
“Caranya bagaiamana?”
“Kau harus wudu’ terlebih dahulu dan setelahnya mengucapkan syahadat”
“Aku masih tidak mengerti” Dia lalu menunjuk seorang untuk mengantarkanku berwudu’. Aku lalu diajari berwudu’ dan setelah aku segera masuk ke dalam.
“Baiklah sekarang kau sudah suci. Sekarang kau ulangi ucapanku” Dia lalu membacakan kalimat Asyhaduallahilahaillallah wa asyhaduannmuhammadarrasullah lalu aku mengulanginya. Terbata-terbata tapi akhirnya selesai”
“Sekarang kau adalalah saudara kami.Kau sekarangadalah seorang muslim” Semua orang yang ada masjid tersenyum dan memelukku satu persatu dengan muka yang berseri-seri. Aku bisa merasakan adanya getaran ketenagan dari dalam hatiku.
“Ya aku bisa merasakannya. Aku begitu tenang dan sangat dalam”
“Itu baru permulaan kau akan merasakan Allah jika kau lebih jauh mengenal Allah”
“Ya, aku pasti akan melakukannya”
Mereka semua segera keluar masjid, satu persatu dan kemudian hanya tinggal satu orang saja, yaituyang tadi menanyaiku.
“Sekarang kami harus pergi, kami harus bertebaran lagi di muka bumi, masih banyak orang sepertimu di muka bumi”
Merekapun pergi dan tingallah aku sendiri. Aku sendirian tapi aku merasakan ketanagan yang sangat dalam. Tunggu ada suara dari hatiku yang paling dalam. Iramanya seperti mengucapakan sesuatu. Allah-Allah-Allah. Begitu irama yang aku dengar. Aku telah merasakan adanya Allah dalam hatiku. Tapi aku tidak harus berbuat apa lagi. Aku segera melangakah keluar. Aku pulang. Besok harinya akau kembali ke mesjid tapi tidak ada mesjid. Aku heran, kenapa tidak ada mesjid padahal aku sudah berdiri si tempat yang benar seperti kemarin. Tunggu, aku sadar kalau kota ini adalah kota atheis, tidak ada satupun yang megakui adanya Tuhan disini. Masjid yang kemarin sebenarnya apa, orang-orang yang aku temuai kemarin siapa sebenarnya? Aku tidak tau.
Aku harus mencari tahu, berhari-hari aku mencari tempat yang disebut mesjid di seluruh kota dan tidak ada. Kucari kekota sebelah juga tidak ada. Kucari ke seluruh kota tapi tidak ada juga. Aku sadar kalau aku telah bertemu bukan dengan orang, mungkin mereka adalah malaikat. Aku pusing, kemanakah mereka. Ku tunggu ditempat yang sama tapi tidak ada juga. Yang ada hanyalah hamparan luas nan hijau, tidak ada mesjid.
Aku pusing dan mulailah aku belajar Islam sendirian. Aku ada laptop dan internet aku bisa mendapatkan banyak informasi dari sana. Aku benar dan sekarang aku sudah tau agama ini walaupu tanpa guru. Aku selalu berdoa kepada Allah untuk mengampuni cara yang kulakukan ini. Dari informasi yang kudapat aku harus berdakwah untuk menyelamatkan manusia dari kenisataan. Aku harus menyampikan hal ini kepada orang lain, pertama-tama harus dari orang terdekat dulu. Kelompokbisnisku itulahyang terdekat. Aku menyampaikan islam kepada mereka tapi mereka tidak peduli dengan apa yang kusampaikan. Jadi beginalah salah satu caraku untu mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan cara berdakwah.
Oleh: M. Zulfitra Rahmat, Bogor Jawa Barat