“ Kak, apa aku boleh mencintai seseorang ? “ tanyaku polos. Sudah lama pikiranku tak karuan dengan hal-hal bodoh. Bayangan seseorang selalu terlukis jelas dalam kanvas ingatanku. Memang terasa Indah sekali, hingga aku kadang enggan mengelak untuk berhenti mengkhayal tentangnya.
“ kenapa tiba-tiba nanya gitu ? ada seseorang yang nyangkut di hati kamu ? “ jawab kak Dina. Senyumannya nampak indah dan menengkan jiwa, namun tersirat ledekan pedas menusuk jantungku.
“ ahhh kakak, kalo iya kenapa ? “ tuturku manja. Kali ini senyumnya terlihat lebih bersahabat untuk jantungku ini.
***
Ketika cinta memaut hati, tak ada seorang pun yang dapat mengelak lagi. Semua sudah tergurat dalam kitab abadi. Bisa jadi cobaan yang sangat berarti, bisa jadi kenikmatan yang tak bisa diganti.
2 tahun terakhir aku selalu memperhatikan sosok itu. Sosok yang selalu melambungkan hati setinggi tingginya. Menggetarkan dada hingga ke tulang-tulang rongganya. Memekakan mata hingga tak bisa berhenti memandang wajahnya. Yang selalu menceriakan hari, walau saat hujan membanjiri dan petir menyambar bumi.
Perlahan aku selidiki apa-apa yang dia sukai dan dia benci. Mencoba mengimbangi sifat dan sikapnya. Mencari tau apa yang dia cari dan inginkan sampai menerobos menyusuri kehidupannya. Aku sangat menginginkan dirinya, suatu saat nanti bersanding bersamaku di atas singgahsana pelaminan dengan bahagianya. Sebuah harapan yang aku tau pasti setiap orang yang sedang jatuh terkena panah merah jambu akan menginginkannya.
Pasti akan menyesal, bila menyadari waktu berjalan tanpa di sadari. Sedangkan kenangan cerita hidup kita hilang terbawa bersamanya. Suka dukaku selama 2 tahun pun lenyap menyisakan bayangan bayangan semu yang menyimpan sedikit makna tentangnya. Menyukainya begitu terasa bagai kembang gula nano nano, ada asin, manis, dan asam bahkan pahit.
Semakin lama, kami menjadi semakin akrab. Aku selalu berusaha mencoba untuk menjadi teman terbaikknya, sepanjang waktuku, sepanjang hidupnya jikalau waktu berkehendak. Kedekatan kami membuat orang-orang yakin, bahwa hubungan kami bukanlah sebatas persahabatan semata. Lebih dari pada itu. Kacamata minus berapapun pasti akan berpendapat sama. Tapi beginilah adanya, kami hanya bersahabat.
“ ahaha, kenapa ya, kok kamu tau terus apa yang lagi aku kerjain atau apa yang aku pengen ? “ kata-kata dalam benaknya teruntai rapi dalam layar laptop, memekakan telingaku. Aku merasa tersudutkan.
“ yaa, itulah aku. Seenggaknya ada mirip sama Dedi Cobuzer. Iya kan ? ahah “ perlu beribu ribu kali otakku berputar untuk mencari kalimat itu.
“ oke, bisa jadi “ jawabnya. Baru saja hendak mengetik. hurup-hurup itu kembali timbul di layar laptopku. “ Div, aku pengen cerita sesuatu, boleh ? “
“ iya apa ? “ hatiku sontak kegirangan setiap mendengar kalimat itu.
“ ya, aku pikir gak ada salahnya buat cerita sama kamu. Toh, kamu temen yang aku percaya. “
“ oke, ada cerita menarik apa kali ini ? “ tanyaku penuh penasaran.
“ hmmm “ tools di layar masih berkedip kedip. “ aku menyukai seseorang “
Ada apa ini ? mataku tak bisa berpaling dari layar laptop. Tanganku rasanya bergetar. Nafas terasa tertahan di dada, hingga menyesakkan. Siapa yang tak akan bernegativethinking ketika seseorang tengah berada di posisi sepertiku.
“ wah ? benar kah ? siapa siapa ? “
“ Anisa “ jawabnya singkat. Ketikan 5 hurup itu bagai sedang merendamku di kuali minyak panas. Mengelupas kulitku, melarutkan darahku, melelehkan tulang belulangku. Namun hati tetap utuh dan perasaannya kini meluap ingin menyemburkan api kecemburuan. Yang dulunya aku selalu di lambung-lambungkan, kini aku merasa terhempas begitu keras.
“ hah ? serius ? baguslah “ aku tak tau harus berbicara apa. Aku tak ingin membuatnya merasa gundah. Memang sangat menyesakkan sampai air mata ini tumpah tak karuan. aku tak bisa apa-apa.
“ ya, tapi aku akan menahannya, hingga batas waktu nanti. Aku ingin menikahinya. “ ucapnya. Hatiku sekarang meletus. Gunung Merapi kalah dahyatnya.
Aku datang menghampiri
Saat surya coba menarik asa dalam kalutmu
Aku tak pinta apapun darimu
Satu hal selalu kuatku semangatku
Daun telah gugur
Kebahagiaan telah luntur
Jangan pergi menemui batas mimpi
Aku tak kuasa menahan untuk kembali
Bisakah aku gapai dirimu ?
Aku pasrah
( Diva )
***
“ aku merasa hiduku hancur, Kak. Harga diri terasa udah tergadaikan. Ngedenger kaya gitu rasanya aku pengen nyabik nyabik hati aku sendiri. Aku… ahh sudahlah” tak ada yang bisa menggambarkan betapa terlukanya aku.
“ tenangkan pikiranmu, Div. Istigfar ! ” tegasnya.
“ Astagfirullahaladzim. “ ucapku, terasa ada aura ketenangan dalam jiwa ini.
“ Cinta adalah fitrah semua makhluk. Allah telah mengkaruniai kita 3 naruli. Salah satunya naluri untuk mencintai. Atau dalan bahasa arab di sebut Gorizah Na’u. tak ada yang bisa mengelak dari ketetapan Allah atas hadirnya naluri-naluri ini. Tidak bisa di hilangkan sampai ajal menjemput. “ suaranya lembut, tapi penuh ketegasan.
“ jadi, apa aku tetap harus mencintainya ? “ cetusku
“ bukan begitu, Diva. Mencintai itu hal wajar, seperti yang sudah kakak jelaskan tadi. Tapi, apa yang kamu lakukan itu tidak tepat “
“ terus aku harus gimana ? “ lidah ini tak bisa aku rem untuk berhenti bertanya.
“ lupakan Diva, masa depanmu masih panjang. Jangan kamu pake pikiran kamu buat hal-hal yang gak ada gunanya. Jodoh itu sudah menjadi ketetapan Allah. Mencintai Allah jauh lebih mulia dari pada mencintai makhluk ciptaannya. Ada seorang laki-laki yang jauh lebih baik dari pada laki-laki yang kamu idamkan saat ini, Allah telah menyiapkannya. Hanya tinggal kamu bersiap dan berbenah diri untuk menjemput pinangannya suatu saat nanti. Ingatkan, bahwa laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik. Dan sebaliknya, perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Itu janji Allah. La takhaf wa la tahzan InnaAllah maa’ana. Jangan takut, jangan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita. Jangan sampai perasaanmu itu dapat menjerumuskan kamu ke dalam api neraka, Naudzubillah. “
“ Kak, bagaimana cara melupakannya ? “
“ perbanyak mendekatkan diri pada Allah, alihkan pikiranmu dengan hal-hal yang lebih bermanfaat. Bila kamu mencintai Allah, maka kamu akan mudah mencintai siapapun. “
“ Kak, ajarkan Aku mencintai Allah. “
“ itu harus. Karena Allah selalu mencintai kita, Allah menyayangi kita. “
Oleh: Dwi Estri Anggaini, Sukabumi Jawa Barat