Ibadah Haji Menundukkan Logika Manusia

0
952

Pemerintah arab saudi telah menetapkan tanggal 15 Oktober sebagai hari raya kurban pada tahun ini. Tepat pada satu hari sebelumnya, jutaan umat islam dari seleuruh penjuru dunia yang melakukan ibadah haji berdiam diri di Arafah. Hari itu di sebut hari Arafah.

Untuk saat ini, khususnya di Indonesia, ibadah haji termasuk ibadah yang paling diminati. Hal ini terbukti dari antrian haji yang sangat lama, bahkan ada yang sampai 13 tahun. Ini pun diperkirakan akan terus bertambah.

Ketika dilihat dari prakteknya, ibadah haji ini termasuk yang paling mudah. Disebabkan segala rukun-rukun haji adalah berupa perbuatan (rukun fi’liy), hanya niat yang bukan rukun fi’liy. Tidak ada satu pun rukun Qauliy dalam ibadah haji. Ibadah haji terlihat sulit disebabkan pengalaman dan banyaknya jama’ah. Seandainya tidak ada hal tersebut, maka dipastikan walaupun tanpa ada manasik haji berkali-kali, seseorang akan bisa melakukannya dengan mudah.

Dalam hal ibadah, atau syari’at secara umum, kadang kala Allah memberikan alasan yang bisa diketahui manusia kenapa Dia menetapkan hukum-hukum tertentu. Misalnya kebolehan tidak berpuasa bagi yang sedang dalam perjalanan karena agar tidak memberatkan pada umat manusia.

Hanya saja, tidak semua ibadah atau syari’at bisa diketahui rahasia-rahasia atau hikmah dibalik itu. Contoh gampangnya adalah ibadah haji. Bahkan sampai sekarang belum ada seorang pun yang bisa melogikakan semua hikmah dibalik rukun-rukun haji. Mungkin hanya Allah yang tahu apa-apa yag menjadi hikmah dari rukun-rukun tersebut.

Maka dari itu, orang yang melaksanakan Ibadah haji pasti tidak akan berpikir kenapa harus keliling ka’bah?, kenapa melakukan sya’iy?, kenapa harus ada lempar jumrah?, apa hikmahnya tahallul (mencukur)?, dan lain sebagainya. Sehingga orang yang mengikuti paham liberal pun, pasti ketika melakukan Ibadah haji bukan karena tahu hikmah di balik ibadah haji dengan segala rukun-rukunnya. Dia melakukan Ibadah haji karena menganggap merupakan bentuk ketundukan pada Allah. Dan ketundukan inilah yang menjadi inti dari Islam.

Tinggalkan Balasan