Potret Keluarga Pecinta Allah

0
394

Saat ini lah umat islam melakukan penyembelehan hewan Qurban, salah satu bentuk ibadah yang bersamaan dengan puncak dari Ibadah haji. Berbicara tentang ibadah Qurban, maka tidak bisa dipisahkan dengan nabi Ibrahim, Istri dan anaknya.

Dalam berbagai riwayat diceriatakan bahwa nabi Ibrahim sangat berharap akan hadirnya seorang putra. Sayangnya, putra yang beliau tunggu-tunggu tidak kunjung ada. Doa kepada Allah selalu beliau panjatkan demi meminta seorang putra.

Doa beliau baru bisa dikabulkan oleh Allah ketika beliau sudah berumur 100 tahun. Pastinya beliau sangat gembira dengan hadirnya putra yang telah lama beliau tunggu. Kegembiraan ini melebihi segalanya. Dan hal ini menjadi maklum, karena Allah memang menjadikan anak sebagai hiasan kehidupan dunia, di samping juga harta. Allah berfiman,

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia(QS. Al-Kahf: 56)

Ternyata kegembiraan Nabi Ibrahim tidak terlalu lama, karena setelah sang putra, Isma’il mulai beranjak dewasa, Allah memerintahkan Nabi Ibarahim untuk menyembeleh putra tercintanya. Tentu ini merupakan sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan. Tapi karena kecintaan beliau pada Allah melebihi di atas segalanya, maka beliau pun mau menjalankan perintah ini.

Sebelum menjalankan perintah Allah, nabi Ibrahim cerita terlebih dahulu pada putranya. Dan tanpa disangka sang putra pun memiliki kecintaan pada Allah yang cukup tinggi. Sehingga dia memperkenankan Nabi Ibarahim untuk menjalankan perintah Allah tersebut. Begitu juga sang ibu yang secara naluri kemanusiaan pasti tidak mau anaknya dibunuh, tapi karena kecintaan pada Allah cukup tinggi, maka apapun yang diperintahkan Allah pasti dilakukan.

Cerita ini tercantum dalam Qur’an, yakni sebagai berikut,

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”” (QS. Al-Shaffat: 102)

Keluarga nabi Ibrahim ini patut menjadi teladan bagi seluruh umat Islam, keluarga yang meletakkan kecintaan pada Allah di atas segalanya. Memang cukup berat, maka dari itu tidak banyak yang melakukan ini. Namun walaupun demikian tetap harus terus diupayakan. Termasuk meletakkan perintah Allah di atas segalanya adalah peduli pada masyarakat, serta selalu memperhatikan kewajiban diri sendiri. Kalau hal ini bisa diterapkan, maka insyaallah kebahagiaan dunia akhirat akan dicapai.

Img: republika

Tinggalkan Balasan