Wahai Hawa, Aku yang Benar atau Engkau yang Salah?

0
339

Pemuda-pemudi adalah harapan bangsa. Ditangan mereka harapan bertumpu. Harapan dan semangatnya mampu melihat yang tak tampak oleh mata, merasakan yang tak bisa diraba, menggapai suatu hal yang sulit dicapai sekalipun bisa. Tapi sangat memprihatinkan, mana kala moral yang harus dikedepankan oleh para remaja dalam menghadapi zaman penuh tantangan ini dilupakan. bagaimana seharusnya berintraksi. baik dengan sesama jenis ataupun dengan lain jenis. Jangan sampai hawa nafsu dikedepankan.

Apa yang seharusnya pemuda ā€“pemudi Ā lakukan, khusunya Ā saat bergaul, agar sama-sama tidak ada yang dirugikan. Allah berfiraman:

Ł‚ŁŁ„Ł’ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁŠŁŽŲŗŁŲ¶ŁŁ‘ŁˆŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲØŁ’ŲµŁŽŲ§Ų±ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ­Ł’ŁŁŽŲøŁŁˆŲ§ ŁŁŲ±ŁŁˆŲ¬ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų£ŁŽŲ²Ł’ŁƒŁŽŁ‰ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŽ Ų®ŁŽŲØŁŁŠŲ±ŁŒ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲµŁ’Ł†ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ†ŁŽ (30) ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ„Ł’ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŠŁŽŲŗŁ’Ų¶ŁŲ¶Ł’Ł†ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲØŁ’ŲµŁŽŲ§Ų±ŁŁ‡ŁŁ†ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ­Ł’ŁŁŽŲøŁ’Ł†ŁŽ ŁŁŲ±ŁŁˆŲ¬ŁŽŁ‡ŁŁ†ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲØŁ’ŲÆŁŁŠŁ†ŁŽ Ų²ŁŁŠŁ†ŁŽŲŖŁŽŁ‡ŁŁ†ŁŽŁ‘ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ų§ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ā€¦ (31)

ā€œKatakanlah pada orang laki-laki yang beriman, ā€˜hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebh suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ā€™.ā€(30). Katakanlah pada wanita yang beriman ā€˜hendaklah mereka menahan pandangannya dan melihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannyaannya kecuali yang tampak darinya.ā€ Ā (QS. Al-Nur: 30-31)

Ayat diatas secara tersurat mengatakan bahwa, ketika laki-laki bertemu dengan perempuan atau sebaliknya hendaklah mereka harus menjaga pandangan, mengingat pandangan yang akan menjadi awal dari segalanya. Terbukti dalam ayat tersebut lebih mendahulukan keharusan memelihara pandangan ketimbang anjuran keharusan menjaga kemaluan. Ini menjadi bukti bahwa hal-hal yang dilarang terjadi karena pada mulanya tidak bisa menjaga pandangan. Tak heran kalau kemudian Al-Gazali megatakan bahwa memandang adalah zinanya mata.

Yang dimaksud dengan menjaga pandangan tersebut bukan berarti kita tidak melihat sama sekali terhadap lawan jenis sekaligus lawan bicara saat kita bicara. Akan tetapi berusaha menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak diperbolehkan atau dilarang dilihat. Artinya, hanya membatasi diri dalam fokus kepada sesuatu yang halal dilihat dan tidak menimbulkan syahwat.Ā  Sebagaimana yang disebutkan dalam tafsir Fathu al-Qodir li as-Syaukani juz 5 ( maktabah syamila).

Selain itu juga perlu bagi kita untuk benarā€“benar melindungi diri, agar tidak terjerumus kejalan yang tidak diridhoi-Nya. Misalnya dengan cara memohon agar selalu dikuatkan iman. Lebih-lebih untuk seorang perempuan. Tetap harus berusaha menutup aurat, selain kerena itu perintah Allah, juga karena banyak faidahnya. Jangan sampai aurat yang seharusnya ditutupi itu dihidangkan sebagai santapan hawa nafsu yang tidak patut. Selain itu, ayat di atas juga mengharuskan kita untuk menjaga kemaluan dan tidak menampakkan aurat. Ini semua agar tidak smpai terjadi hal-hal yang berbau fitnah. Yang dimaksud menjaga kemaluan, adalah menjaga diri dari zina, dan menjaga kemaluan agar tidak sampai terlihat oleh orang yang haram melihatnya.

Dengan demikian, tidak akan ada lagi permusuhan dan saling meyalahkan antara laki-laki dan perempuan, mengingat keduanya diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain. Tidak akan ada manusia bermiliyar-miliyar tanpa ibu hawa diciptakan. Demikian juga tidak akan ada Ibu Hawa tanpa ada Nabi Adam. Dengan seperti itu, laki-laki dan perempuan akan saling melengkapi, sesuai dengan fitrah kehidupan. saling mengharapkan (mutual expectation) dan saling membutuhkan. Karena kadang kala, apa yang terjadiĀ  sekarang sering menimbulkan debat kusir antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki menyalahkan perempuan karena mempertontonkan aurat, sementara perempuan menyalahkan laki-laki karena tidak bisaĀ  menjaga sikap dan pandangan.

Author: Afif Sabil, Sumenep Madura

Tinggalkan Balasan