Ahok Prihatinkan Mental Guru yang Kacangan

0
389

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak dapat menyembunyikan kemarahan ketika mengetahui adanya kecurangan dalam tes lelang jabatan kepala sekolah. Dari hasil temuan tim investigasi, memang adanya upaya untuk mempertahankan kepala sekolah yang lama sehingga sampai terjadi kecurangan.

“Harusnya tes kayak (lelang) lurah, tapi (tes lelang kepsek) diseleksi dulu versi mereka, mereka lolos baru dites,” kata Ahok kepada detikcom ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/12). “Itu kurang ajar, ngurangin saingan namanya itu,” lanjut Ahok geram.

Ahok menegaskan, seleksi kepsek secara terbuka dilakukan sejatinya untuk mendapatkan kepsek yang punya kualitas dan integritas serta berhasrat tinggi untuk mengajar. Sistem ini baru pertama kali dilakukan dan diterapkan untuk semua SMA-SMK negeri di Jakarta. Total ada 180 posisi kepsek yang diperebutkan.

Ahok menyesalkan proses pelaksanaan yang diwarnai kecurangan. “Yang kita pengen uji, Anda punyapassion tidak mengajar dan membuat murid jadi lebih rajin, bukan soal pengetahuan jadi kepala sekolah sekarang,” katanya.

Ahok menekankan, jangan sampai menjadi kepala sekolah yang demi mendapat nama
dengan cara memberi contekan agar muridnya lulus ujian negara. “Ini kan guru. Makanya saya marah, kalau guru mentalnya kayak gitu, ya mati saja semua,” tegas Ahok.

Tudingan kecurangan sistematik dalam proses pelaksanaan lelang jabatan kepsek menyeret nama Kepala Dinas Pendidikan DKI, Taufik Yudi Mulyanto. Dia ditengarai mengetahui adanya koordinasi pihak-pihak yang berbuat curang untuk mempertahankan para kepsek definitif.

 

Taufik mengaku ia siap menerima segala sanksi, termasuk kalau dilengserkan dari jabatannya jika memang terbukti terlibat. “Saya percayakan pada atasan saya, apapun hasilnya ya saya harus percaya, sebab saya kan sebagai pemain dan dia kaptennya,” kata dia saat ditemui di kantornya, Kamis (19/12). “Hasilnya apa, ya Tanya sama BKD, saya belum ada dikabari atau dipanggil.”

Kepala BKD DKI, I Made Karma Yoga menegaskan dunia pendidikan harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Sebab, akan sangat mengkhawatirkan jika nilai-nilai kejujuran tersebut sudah tergerus di dunia pendidikan.

“Terlepas dari polemik bocor atau tidak, yang jelas karena sudah diakui oleh kepala dinas pendidikan bahwa memang sesuai dengan persiapan tes. Cuma memang disayangkan yang ikut bimbel itu kenapa yang terbatas, sehinggga kenapa ada yang lain (tidak ikut),” katanya kepada detikcom, Jumat (20/12). detik

 

Tinggalkan Balasan