Menikmati Rindu dengan Beribadah

0
1351

Ketika rindu mendera

Kegalauan pun menyiksa

Namun, ibadah akan menjadi cahaya

 “Rindu ini selalu memaksa langkahku untuk menuju ke arahmu”

Begitulah apa yang dirasakan oleh seseorang yang dilanda cinta. Ketika kehadiran saling berjauhan, hanya rasa rindu yang dia rasakan. Semakin jauh dan semakin lama jarak dan waktu memisahkan, maka semakin kuat rindu mendera.

Rasa rindu pasti selalu memaksa langkah kaki untuk berjumpa dengan orang yang dirindui. Kehendak rindu hanya ingin menuanaikan perjumpaan dalam simpuh kebersamaan. Lalu, saling mengadukan rindu dengan bercengkrama dalam ruang romantisme yang mencipta simbol-simbol kasih-sayang.

Bayangan bagi seseorang yang didera rindu tak lain -memang- mencipta ruang romantisme yang terhiasi dengan bunga-bunga imajinasi yang berwarna-warni. Kemudian, berkehendak menjadikan bayangan itu berwujud nyata, senyata impian rindu.

Bagi mereka yang tak mampu melawan kehendak rindu, akan gampang terpengaruh untuk mewujudkan bayangan itu. Sehingga, selalu saja ingin menunaikan perjumpaan. Rasanya, semua waktu ingin dijadikan kesempatan hanya untuk menciptakan kebersamaan. Ini bagi mereka yang tidak cerdas mengendalikan perasaan.

Namun, bagi mereka yang mampu melawan kehendak hati, ketika kerinduan memaksa langkahnya untuk menuju ke arah seseorang yang dirindui, dia tidak gampang terpengaruh untuk mengikuti kehendak rindu. Dia tetap mengendalikan perasaannya, meski bayangan-bayangan romantisme kebersamaan tergambar dalam benaknya. Dia selalu menjaga langkahnya agar tidak gampang terpengaruh oleh ajakan rindu.

Memang, ketika cinta semakin dalam sementara kehadiran saling berjauhan, kerinduan akan selalu dan semakin kuat mendera hati. Ketika rindu kuat mendra, hati dan perasaan pasti gelisah dan kegalauan pun menyiksa. Namun itu akan menjadi kenikmatan hati disaat kita mampu mengendalikan perasaan dengan cara berdzikir dan berdoa. Saat rindu meminta langkah kita untuk menuju pada ruang kehadiran bersama, kita harus menahannya dengan ingat kepada Allah. Allah pasti akan membuat hati kita merasakan kenikmatan yang tiada tara dalam kerinduan.

Rindu yang mulia dan berpahala adalah rindu yang diam-diam saling mendoakan. Mentautkan rindu dengan berdzikir, bershalawat, dan berdoa. Insyaallah dengan begitu, kita akan menemukan jalan yang terbuka luas untuk melangkahkan cinta menuju rido Allah.

Sajadah menjadi tempat pengaduan rindu. Dzikir menjadi ungkapan untuk melampiaskan kerinduan. Doa menjadi media untuk memohonkan hati agar selalu tertaut dengan orang yang dirindui, dan terikat dengan rahmat-Nya.

Kita harus menjadikan rindu sebagai motivasi dan inspirasi untuk melaksanakan ibadah. Jadikan rindu sebagai wasilah untuk meraih rido Allah. Salah satu tanda cinta karena Allah adalah ketika rindu mendera, kita kembalikan hati kepada Allah dengan cara bersujud, berdzikir, dan berdoa.

Menikmati rindu dengan cara beribadah merupakan kemuliaan yang pasti mendapatkan tempat yang istimewa di sisi Allah. amin…

Author: Muhammad

Tinggalkan Balasan