Menyikapi Fitnah dengan Bijak [2]

0
804

Memahami faktor dan orang-orang yang menyebarkan fitnah

Fitnah yang tersebar pasti muncul dari mulut orang-orang yang ada di sekitar. Bahkan, –kadang tidak disangka- orang yang menjadi dalang tersebarnya fitnah adalah orang-orang terdekat. Namun, sebelum merasa ruwet dan mengvonis siapa yang menjadi dalang penyebaran fitnah, perlu dan penting untuk diketahui dan memahami faktor dan karakter orang-orang tersebut.

Orang-orang yang berada di sekitar kita, masing-masing memiliki karakter yang bermacam-macam. Ada orang yang berkarakter iseng membicarakan kejelekan orang lain dan ada orang yang hobi menjelek-jelekkan dan bahkan membuat isu untuk menfitnah.  Orang yang berkarakter seperti ini, sebenarnya tidak perlu dihiraukan, karena jika dihiraukan kita akan menjadi ruwet. Biarkan saja, toh nanti dia akan berhenti sendiri. Orang lain yang mendengarnya pun akan memaklumi dan tidak percaya dengan omongannya. Orang lain akan menganggap orang tersebut memang karakternya begitu.

Ada juga orang yang sangat tidak perlu dihiraukan, yaitu orang-orang yang ikut-ikutan menyebarkan fitnah. Orang yang seperti ini biasanya terpengaruh oleh kondisi atau orang-orang di sekitarnya. Tentu, dia ikut-ikutan menfitnah tanpa tahu tentang apa dan siapa yang difitnah. Jadi, untuk apa menghiraukan orang yang melakukan sesuatu tanpa dasar apa-apa? Cukup maklumi saja.

Salah satu juga yang harus dipahami ketika fitnah muncul adalah orang-orang yang memiliki kepentingan. Tidak jarang ada orang menfitnah karena ada kepentingan, baik kepentingan untuk dirinya atau kepentingan untuk menjatuhkan orang yang difitnah. Fitnah semacam ini yang rawan sangat kejam. Fitnah yang muncul karena memang karakter sebagaimana di atas, mugkin tidak terlalu bahaya. Fitnah yang membayakan adalah fitnah karena kepentingan. Fitnah ini biasanya menggunakan strategi jitu untuk menyebarkannya, sehingga seolah fitnah yang menyebar benar-benar nyata.

Selain itu, ada faktor yang tidak kalah penting untuk dipahami. Yaitu kondisi atau posisi seseorang yang difitnah. Semisal kondisi seseorang yang sedang beruntung, sukses, atau bahagia. Ketika ada orang yang tidak suka atau benci pada orang yang beruntung, sukses atau bahagia tersebut, orang yang benci akan menghilangkan dan menghancurkan keburuntungan, kesuskesan dan kebahagiaan itu, dengan berbagai cara termasuk menfitnah.

Semisal juga, seseorang yang memiliki posisi strategis, kedudukan yang mapan, atau martabat yang tinggi. Ketika ada orang yang tidak suka atau benci, dia akan berusaha menjatuhkan juga dengan berbagai cara, tidak lain termasuk menfitnah. Lebih-lebih orang yang benci itu berkepentingan untuk menggati kedudukan orang yang difitnah, tentu akan lebih semangat menyebarkan fitnah.

Tinggalkan Balasan