Kewajiban Berdakwah
Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada berbuat kebaikan dan melarang keburukan. Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap umat islam yang mukallaf untuk saling menasehati dan tolong menolong demi tercapainya identitas Islam dalam tubuh muslim yang kaffah. Kemajuan Islam juga diukur dengan kemajuan aktifitas dakwahnya. jika dakwahnya baik maka kemajuan Islam akan gemilang, begitupun sebaliknya. Alqur’an telah menegaskan perintah berdakwah dalam QS Ali Imron Ayat 03:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS. 03: 104)
Ayat tersebut didukung juga oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ.( وراه صحيح مسلم)
Artinya: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman” (HR. Muslim)
Berdakwah di Media Online
Dewasa ini, saat internet menjadi dunia baru yang mulai tidak bisa dihindari bahkan ditinggalkan, ruang lingkup kewajiban berdakwah bagi umat muslim menjadi semakin luas dan juga semakin sulit. Seorang muslim harus pandai membagi waktu antara berdakwah di lingkungan sekitarnya ataupun berdakwah di internet. Kesulitan yang ada disebabkan oleh beragamnya konten dari internet itu sendiri, baik dari bermacam-macamnya ruang publik yang juga sangat beragam visi dan misinya, sehingga seseorang yang hendak berdakwah banyak mengalami hambatan-hambatan secara emosional, lebih tergoda dan tertarik dengan ini-itu atau hal yang secara dangkal membuat seseorang lupa dengan berdakwah sebagai tugas utamanya. Selain itumenghadapi bermacam-macamnya budaya, watak dan karakter pengguna internet juga menjadi kesulitan tersendiri mengingat pengguna internet adalah masyarakat secara luas tanpa batas teritorial.
Strategi Berdakwah di Internet
Oleh karena kompleksitas kondisi sosial, budaya, pendidikan dan ekonomi masyarakat dunia maya (sebutan untuk dunia internet), ada banyak startegi dakwah yang harus dilakukan agar misi dakwah seorang muslim berhasil.
Pertama, Bermodal Niat dan Kemauan yang Kuat karena Allah. Berdakwah adalah kegiatan yang mulia, sebab itu seseorang yang hendak berdakwah harus membangun fondasi dakwahnya dengan niat dan kemauan yang kuat murni karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kegiatan dakwah yang akan dilakukan berhasil seiring dengan ridha Allah.
Kedua, Merancang Visi dan Misi Website sebagai Lahan Dakwah Islam. Setelah niat dan kemauan dibangun seseorang kemudian harus memperjelas visi dan misi utama dakwahnya apakah website tersebut dibuat untuk bidang pendidikan atau ekonomi, namun yang terpenting adalah semuanya harrus berbasis nilai-nilai keislaman. Contohnya menyediakan kolom-kolom hikmah, fiqh, refleksi sosial, tauhid, dan hal-hal yang bersifat islami lainnya.
Ketiga, Kreatif Mengolah Tampilan Website. Agar menunjang kepada keberhasilan dakwah, website yang dibuat haruslah keren, rapi, bersifat santai dan tidak kakuagar menarik banyak pengunjung. Namun yang terpenting adalah tampilan harus fleksibel, artinya tampilan website harus memenuhi kebutuhan dakwah semua kalangan baik tua, muda, muslim atau nonmuslim. Tampilan website ini ibarat seorang kiai atau ustad yang hendak berdakwah di podium, ia harus berpenampilan meyakinkan agar mendapat perhatian penuh dari semua hadirin yang ada.
Keempat, Memenuhi Konten Multimedia; Text, Picture, Audio, Animation, and Video. Dunia internet adalah multidimensi, agar semakin menarik pengunjung situs dakwah harus meyesuaikan diri dengan kompleksitas masyarakat dunia maya dengan menyajikan banyak hal menarik seperti fitur gambar, suara, animasi dan video yang menarik untuk menunjang kesuksesan berdakwah. Hal ini kita dapat meneladani strategi dakwah Sunan Kalijogo yang mengintegrasikan nilai-nilai kesenian dalam adat hindu jawa kedalam dakwah Islam melalui pertunjukan wayang yang memenuhi konten multimedia sehingga dakwah yang dilakukan sangat efektif.
Kelima, Komunikatif. Agar situs dakwah bersifat lentur dan terbuka baigi seluruh masyarakat dunia maya, maka komunikatif adalah kuncinya. Pengelola situs dakwah harus terbuka kepada siapa saja, ramah, sabar menghadapi masyarakat dunia maya sebagai mad’u dan menyenangkan. Seperti Rasulullah yang menyerukan islam dengan keterbukaan melalui kepandaian beliau dalam berkomunikasi. Dalam situs dakwah Da’i dapat menyediakan kolom diskusi agar kesinambungan dakwah terus berlangsung. Hal ini dijelaskan dalam Alqur’an QS An-Nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Al Hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa saja
yang tersesat dari jalan-Nya. Dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ketujuh, Tidak Menggurui. Bila kita melihat pribadi Rasulullah yang seluruh tindakannya adalah dakwah, beliau menyerukan Islam dengan budi pekertinya yang halus, tidak memarginalkan kaum yang tidak sejalan dengan Islam, akan tetapi merangkul semua golongan sehingga karena kelembutan beliau dalam berdakwah telah memikat kaum musyrikin quraisy untuk masuk Islam. Situs dakwah juga harus demikian, akhlak terpuji harus didahulukan. Keramahan dalam tulisan, gambar, suara, animasi atau video tidak mengecam orang-orang nonmuslim dan tidak menyinggung SARA (suku antar ras beragama).
Kedelapan, konsisten atau istiqamah. Berdakwah adalah kegiatan yang mengharuskan Da’i fokus kepada tujuan dakwahnya. Da’i tidak boleh setengah-setengah dalam menyampaikan ajaran islam kepada Mad’u, dalam hal ini Da’i harus fokus, istiqamah, konsisten kepada jadwal dan konsep yang telah diatur, dan berkomitmen kepada niat dan kemauan yang kuat murni karena Allah.
Demikian. Semoga Bermanfaat dan Barokah. Allahumma Aamiin.
Oleh: Ziyadatul Khairoh