Haram! Ulama dan Cendikiawan Berpangku tangan Saat Indonesia Menghadapi Masalah

0
477

Dalam acara Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Gandaria Jakarta, sekjen ICIS KH. Hasyim muzadi yang juga Rais Syuriyah PBNU melalui Humas panitia acara HM. Misbahus Salam menyampaikan kepada media ; bahwa dalam kondisi negara Indonesia yang saat ini dilanda problematika, baik dari sisi ekonomi, politik, penegakan hukum dan sosial, Ulama dan cendikiawantidak boleh diam. Indonesia saat ini menghadapi multi persoalan, dari sisi ekonomi, sangat banyak sumber ekonomi Indonesia sudah dikuasai pihak asing.

Politik di indonesia sudah menuju politik yang traksaksional. Penegekan hukum hanya berani kepada pihak yang lemah, dan kondisi sosial saat ini terjadi riak riak konflik antar kelompok yang berbeda paham, aliran dan keyakinan. Bahkan dekadensi moralpun melanda ditengah-tengah masyarakat.

Dikala kondisi ummat dan negara seperti ini, Ulama dan Cendikiawan harus ikut serta memikirkan dan mencari jalan keluarnya. Forum Sarasehan ini kata Kyai hasyim bertujuan agar Ulama yang fatwanya masih menjadi rujukan masyarakat harus mengetahui dan mendiskusikan untuk bersama-sama memperbaikinya. Oleh karena itu dalam Forum Sarasehan ini saya undang para calon presiden ; Mahfudz, MD, Jokowi, Prabowo, Hatta Rajasa, Yusuf Kalla, Dahlan Iskan, dan para pejabat pemerintah baik dari Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, agar mereka bisa menyampaikan kondisi negara yang sesungguhnya, dan mereka juga mengutarakan gagasa pemikirannya. Sedangkan para Ulama dan cendikiawan juga dapat menyampaikan kondisi masyarakat didaerahnya serta memberikan kontribusi pemikiran dan nasehat kepada para calon pemimpin tersebut supaya bisa memperbaiki keadaan bangsa dan negara ini.

Dalam acara Sarasehan yang sudah berlangsung empat kali ; di Depok, Bandung, Semarang, DKI Jakarta, mesti hadir sebagai narasumber dari jajaran PBNU; KH. Salamet Efendi Yusuf (Ketua PBNU), KH. Malik Madani (Katib Am PBNU), KH. Afifuddin muhajir (Katib Syuriyah PBNU), Masdar farid Mas’udi, Djan Faridz (Ketua PBNU), Khafifah indar Parawansa (Ketum Muslimat), Adie Masardi (Jubir Gus Dur), Rizal Ramli (Ekonom), Yudi Latif (Akademisi), Rahmin Dahuri (Ekonom), Jimli Asshidiqi (DKPP), Abraham Shamad (KPK), Hamdan Zulfa (MK) dan Mahfudz, MD.. Acara Sarasehan ini akan terus berlanngsung di beberapa Pondok pesantren se Indonesia. Hal ini sebagai bukti bahwa Ulama akan tidak akan tinggal diam dikala ummat dan negara menghadapi persoalan.

Tinggalkan Balasan