Tentu kemenanganlah yang diimpikan oleh para caleg yang mencalonkan diri di pemilu yang telah berlalu. Dalam kompetisi apapun, tak terkecuali dalam pemilu, sudah pasti menang-kalah menjadi dua ketentuan yang tidak mungkin dihindari, terelpas bagaimanapun meraih kemenangan itu.
Bagi para caleg yang menemukan dirinya gagal dalam pemilu kemaren, hanya satu hal yang harus dipahami dan disadari, yaitu keterbatasan yang Allah tentukan pada setiap diri manusia. Allah memberi keterbatasan tentu memiliki tujuan yang sering kali kita tidak menyadarinya, sehingga ketika tidak mampu meraih sesuatu yang diinginkan āalias gagal-, rawan sekali merasa kecewa dan larut dalam keterpurukan.
Kedudukan atau jabatan, itulah yang diinginkan oleh para caleg. Keinginan yang kuat memang terkadang membuat diri lupa untuk menyadari keterbatasan diri sendiri. Sebenarnya kapasitas dirinya terbatas pada tingkat rendah, malah memaksa naik ketingkat yang tinggi. Akibatnya, jatuh lalu terkapar di lembah kekecewaan. Karena memang dirinya hanya bisa bersemangat namun tidak siap ketika jatuh.
Memahami keterbatasan pada diri sendiri merupakan sikap hati yang sangat luar biasa. Bagaimana mungkin bisa kecewa yang sangat dalam ketika mampu memahami dirinya memiliki kadar yang batasnya minim. Mengukur kadar diri sendiri dengan apa yang akan diraih sangat penting.
Jika kapasitas dirinya sudah ditentukan di posisi kedudukan bawah, jangan memaksa untuk meraih kedudukan yang tinggi. Sepertinya hal ini banyak terjadi dan tidak disadari. Sudah merasa dan dinilai oleh orang-orang dirinya tidak pantas menjadi caleg, malah tetap ngotot mengejar kedudukan itu. Sehingga yang terjadi ketika tidak terpilih, dia stress dan bahkan gila.
Tapi, bagaimana dengan orang yang sebenarnya kapasitasnya tidak pantas menjadi caleg, ternyata dia terpilih karena memang diusahakan dengan segala cara, apakah itu ketentuan Allah yang tidak perlu memandang kapasitas orang tersebut? Jawabannya, kita harus ingat, bahwa apa yang terjadi di dunia ini, memang keberadaannya dikehendaki Allah, namun belum tentu status keberadaannya diridoi. Bisa saja apa yang terjadi itu merupakan istidraj dari Allah.
Jadi, harus tetap bersyukur dalam keterbatasan kedudukan kita di dunia ini, khususnya ketika gagal dalam pemilu kemaren. Jangan merasa kecil hati atau malah merasa hina! Mungkin dengan kegagalan itu, kita (khsusnya para caleg yang gagal) bisa terjaga dari keberengsekan yang selama ini dialami oleh para DPR dan seterusnya, dan nama baiknya pun tidak tercermar. Sadari! Maka tak akan tersakiti (stresss, putus asa, dan gila).
Oleh:Ā NH. Taufiq