يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [٢:١٨٣]
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (al-Baqarah (2): 183)
Ramadhan sebentar lagi tiba, orang-orang Islam tentunya bersuka cita dalam menyambut kedatangan bulan penuh rahmat ini, bahkan diantara mereka telah mempersiapkan segala kebutuhan-kebutuhan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan ini jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan ini.
Kita telah ketahui bersama, bahwa Ramadhan adalah salah satu bulan yang memiliki pengaruh dan daya tarik yang luar biasa dikalangan umat Islam, bahkan bulan Ramadhan ini mampu merubah dan mewarnai kehidupan masyarakat Islam itu sendiri. Kampung yang dulunya sepi dengan hadirnya bulan Ramadhan kampung tersebut menjadi ramai, pedagang asongan dan kaki lima yang penghasilannya pas-passan kadang juga rugi, dengan hadirnya bulan Ramadhan menjadi bertambah penghasilannya, Masjid kampung yang awalnya sepi tanpa jamaa’ah dan tadarus, dengan hadirnya bulan Ramadhan menjadi ramai dan penuh dengan jama’ah dan masih banyak lagi pengaruh bulan Ramadhan yang memberikan kesan positif bagi masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu disini dan jika kita kaji lebih mendalam sungguh luar biasa pengaruh dan daya tarik bulan Ramadhan ini.
Tapi jika kita mau lebih untuk mengkaji dan merenungkannya sekali lagi, apakah hanya sebatas ini peningkatan keimanan dan ketaqwaan kaum Muslimin, apakah hanya berlangung kurang lebih satu bulan saja keimanan dan ketaqwaan kaum muslimin meningkat dan apakah hanya pada bulan Ramadhan saja kaum muslimin menjadi muslim yang terlihat taat menjalankan perintah Allah SWT ? kalau memang seperti itu, sungguh ironi dan sangat disayangkan sekali karena pada intinya kaum muslimin belum memahami betul substansi dan hikmah penting datangnya bulan Ramadhan di hadapan mereka serta mereka pula belum bisa meramadhankan bulan Ramadhan tersebut.
Terlebih-lebih banyak kita jumpai dari saudara-saudara kita yang mensakralkan bulan Ramadhan ini dengan menyambutnya secara berlebih-lebihan baik dengan pengeluaran uang belanja yang berlebihan dari biasanya serta mereka juga banyak mengamalkan suatu amalan yang sebenarnya tidak ada contoh dan tuntunan dari Nabi kita Muhammad SAW, sebagaimana sabda beliau : “ barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amalannya akan tertolak” dan juga sabda Nabi yang lain, “ setiap amalan bid’ah (amalan yang tidak ada tuntunan dari Nabi Muhammad ) itu menunjukkan kepada kesesatan dan kesesatan itu akan mengantarkan kepada neraka.” Udah jelas banget kan sob, warning yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada kita.
Bersikap berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta sebenarnya juga telah dilarang oleh Islam, karena Islam mengajarkan kepada para pengikutnya untuk bersikap sederhana dan proporsional dalam membelanjakan harta, hal ini dipertegas oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya : “ makanlah dan minumlah dan berpakaianlah tapi jangan berlebih-lebihan (HR. Bukhari Muslim).” Bersikap berlebih-lebihan (tafrith) juga sikap yang tidak sesuai dengann spirit dan tujuan dari Ramadhan yang didalamnya di syariatkan berpuasa.
Puasa adalah ibadah kaya makna yang memiliki beberapa keistimewaan dan hikmah, salah satunya sebagai tempat pembentukan pribadi, jiwa dan spritual yang baik, oleh karena itu kita selaku orang yang mengaku muslim sudah sepatutnya bersyukur, karena Allah SWT telah mensyariatkan ibadah puasa bagi kita, terlebih puasa pada bulan Ramadhan ini. Tentunya rasa syukur itu tidak hanya diucapkan dengan lisan saja tapi hendaknya diwujudkan dengan amaliah yang riil (nyata), kalau begitu, oke-lah sob, mari kita Meramadhankan bulan Ramadhan ini dengan mengerjakan amalan-amalan yang baik sebagai bentuk rasa syukur dan investasi kita di akhirat kelak dengan cara sebagai berikut :
1. Memahami hikmah dan tujuan datangnya bulan Ramadhan
Kita yakin bahwa semua syariat yang dibebankan oleh Allah kepada kita tentunya tidak menjadikan diri kita susah atau terbebani akan tetapi dibalik syari’at tersebut memiliki nilai positif dan banyak manfaatnya. Lah dengan memahami hikmah dan tujuan datangnya bulan Ramadhan terlebih dahulu, kita bisa melaksanakan ibadah yang terkandung dalam bulan Ramadhan ini secara maksimal tanpa perlu ikut-ikutan kepada kebanyakan mayoritas orang serta implikasi dari pelaksanaan ibadah tersebut lebih mengena dan berdampak baik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Memiliki keyakinan bahwa keimanan dan ketaqwaan itu harus selalu ditingkatkan secara kontinyu (terus-menerus) bukan hanya pada bulan Ramadhan saja.
Keimanan seseorang memang ada kalanya mengalami peningkatan dan adakalanya pula mengalami penurunan, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW “ keimanan itu adakalanya “yazid” (bertambah) dan adakalanya “turun” (berkurang).” Walaupun demikian hal tersebut tidak harus mengurangi atau melemahkan diri kita untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa semampu kita, karena kita yakin sebesar apapun amalan yang kita lakukan pasti akan ada balasannya, baik itu amalan buruk maupun baik. Allah SWT berfirman : “ Barang siapa yang mengerjakan amalan kejelekan seberat biji dzarroh (atom) pasti Allah akan perlihatkan kepadanya. Dan barang siapa yang berbuat kebaikan seberat biji sdzarroh (atom) niscaya Allah akan perlihatkan kepadanya” (al-Zalzalah (99) : 7-8) serta firman Allah yang lain : “ barang siapa yang berbuat kebaikan (amalan shalih) maka amalan tersebut akan kembali kepada dirinya sendiri, dan barang siapa yang berbuat keburukan maka keburukan itu juga akan kembali kepada dirinya sendiri”(al-Jaatsiyah(45) : 15). Sungguh Islam adalah agama yang adil karena didalam Islam tidak mengenal istilah penebusan dosa, perwakilan pahala dan sebagainya.
3. Tidak lupa menjalankan amalan-amalan sunnah dalam puasa
Tentu banyak sekali amalan-amalan sunnah di dalam puasa, yang kesemuanya itu dapat menjadi investasi tabungan kita di akhirat kelak, maka selagi amalan-amalan tersebut tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Ya… kita kerjakan aja amalan itu.
Amalan tersebut diantaranya adalah :
a) Makan Sahur, Jangan anggap remeh loh sob, ternyata makan sahur itu termasuk amalan sunnah dalam puas loh, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW : “ Bersahurlah kalian karena didalam sahur terdapat keberkahan” ( HR. Bukhari Muslim )
b) Mengakhirkan Makan Sahur, Selain sahurnya itu adalah sunnah, mengakhirkan makan sahur juga termasuk sunnnah loh, sebagaimana hadis Nabi : “Orang-orang senantiasaa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka dan mengahirkan makan sahur” (HR. Ahmad).
c) Menyegerakan Berbuka, Bersegera dalam berbuka merupakan amalan sunnah dalam puasa sehingga enggak pantas bagi orang yang berpuasa menunda-nunda dalam berbuka. Sebagaiman disebutkan dalam hadis Qudsi, Allah berfirman : “ Di antara hamba-hambaKu yang paling Kucintai adalah orang yang paling segera berbuka” (HR. Tirmidzi)
d) Berbuka dengan Kurma dan Air, Setelah waktu berbuka, maka anjuran lain adalah makanan berbukanya, Rasulullah SAW menganjurkan kita berbuka dengan kurma dan seteguk air. Hal ini untuk menetralisir kondisi perut yang seharian kosong, Sabda Beliau SAW : “jika diantara kalian hendak berbuka, maka mulailah berbuka dengan makan kurma, bila tidak ada maka minumlah air karena ia suci.” ( HR. Abu Dawud dan Tirmidzi )
e) Yang terakhir adalah, Berdoa ketika berbuka, Meskipun lapar dan dahaga melilit kita ketika sore hari menjelang berbuka, kita tetap diharapkan untuk dapat mengendalikan diri, begitu adzan maghrib berkumandang, kita telah diperbolehkan untuk berbuka dan menyantap apa saja kesukaan kita. Namun demikian, jangan lupa berdo’a, mengucapkan rasa syukur atas kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita.
4. Bersikap proporsional dalam membelanjakan harta serta perbanyak sedekah kepada orang yang membutuhkan.
Puasa di bulan Ramadhan merupakan tempat pendidikan mental dan spritual, dimana dengan puasa mental kita akan terbina dengan baik serta spritual atau jiwa kita pun meningkat menjadi lebih baik, oleh sebab itu pada bulan Ramadhan, selain anjuran untuk memperbanyak tadarus dan dzikr, kita juga dianjurkan memperbanyak sedekah kepada orang yang membutuhkan, karena secara tidak langsung dengan berpuasa kita telah merasakan penderitaan orang yang kelaparan, orang yang jarang makan sehingga muncul rasa empati dan belas kasihan kita kepada mereka.
Oke sob. Jika kita bisa melakukan keempat hal yang tersebut diatas tadi, InsyaAllah deh ibadah puasa kita dibulan Ramadhan yang penuh barakah ini menjadi lebih hidup dan bermakna yang tentunya gak lepas dari Rahmat Allah SWT.
Oleh: Sukahar Ahmad Syafi’i, Mahasiswa FAI prodi Tafsir Hadits Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Img: halaqahmuntijah