Lima Teladan dari Peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail [2]

0
986

Kedua, Nabi Ibrahim as adalah tipe orang tua yang sangat pandai memilih lingkungan yang tepat dan kondusif demi untuk kebaikan perkembangan intelektual dan kepribadian anaknya.

Kedua langkah tersebut diisyarahkan Allah SWT di dalam QS Ibrahim 37

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ [إبراهيم/37]

“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat”

Di sini jelas sesuai perintah Allah, Nabi Ibrahim as menempatkan putranya Ismail beserta Ibundanya Siti Hajar bukan di tempat yang penuh fasilitas mewah, melainkan di suatu lembah yang tandus yang kemudian tempat itu di kenal dengan sebutan Makkah. Namun lembah itu bukan sembarang lembah tetapi sebuah lingkungan yang benar-benar penuh berkah, yaitu di dekat Baitullah.

Subhanallah, perpaduan antara kesederhanaan hidup serta lingkungan yang kondusif telah menempa kemapanan dan kematangan jiwa Ismail kecil saat itu.

Ini adalah keteladanan berharga bagi kita bahwa salah satu kunci kesuksesan mendidik anak adalah membiasakannya hidup sederhana, dan mandiri.  jangan racuni jiwa mereka dengan fasilitas yang berlebihan. Jangan bentuk jiwanya menjadinya menjadi lemah dan cengeng. Jika sang anak masih duduk di kelas dua SD barangkali bukan waktu yang tepat untuk di belikan HP apalagi yang berkamera ,mengingat kepentingan komunikasinya masih sangat terbatas. Jika sang anak masih usia belasan tahun kurang bijak rasanya jika di hadiahi mobil pada hari ulang tahunnya. Bersikaplah objektif di dalam memberikan fasilitas apapun terhadap sang buah hati. Jaga dan perhatikan selalu lingkungan bermain, lingkungan pergaulan dan  lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut sungguh amat sangat berpegaruh di samping lingkungan keluarganya sendiri.

Ketiga, Nabi Ibrahim adalah sosok orang tua yang selalu tekun mendoakan kesuksesan keturunannya. Ketekunan tersebut di abadikan di dalam beberapa surah yang berbeda di dalam al-Qur’an. Di antaranya QS ash-shaffaat: 100-101, QS Ibrahim: 40, al-Baqarah: 128

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ [الصافات/100، 101]

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar”

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ [إبراهيم/40]

“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku”

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ  [البقرة/129]

“Ya Tuhan Kami, Jadikanlah Kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu Kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada Kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji Kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Orang tua atau guru yang baik adalah dia yang tidak berputus asa dan selalu mendoakan anak dan muridnya seperti apapun kondisi mereka. Di setiap selesai salat fardhu, terutama pada waktu di seperti tiga malam. Di saat saat keheningan malam itulah rahmat Allah turun untuk mengabulkan permohonan hambaNya. Nabi Ibrahim as sekalipun seorang Nabi tetap berusaha tetap berdoa dan Allah pun akhirnya mengabulkan permohonannya… bersambung

Tinggalkan Balasan