Jombang, Cyberdakwah — Sebelum jam 6 pagi, sejumlah warga telah mendatangi Makodim 0814 Jombang Jawa Timur yang berada di Jalan KH Wahid Hasyim. Mereka ingin segera mendapatkan pemeriksaan gratis kondisi mata apakah positif terkena penyakit katarak dan gangguan mata yang lain.
H. Mas’ud harus datang lebih pagi dari jadual yang disampaikan panitia, jam 8 pagi. Warga Dusun Kaliwungu Desa Mlaras Sumobito ini datang bersama sejumlah tetangga. “Saya ada keluhan pada mata saya, apakah ini karena katarak atau penyakit lain,” kata bapak aktifis masjid ini.
Seakan tidak ingin kehilangan momentum, ia harus berangkat usai shalat Shubuh agar bisa mendapatkan pemeriksaan gratis yang difasilitasi Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) Jombang ini.
Dalam catatan panitia, ada 930 pendaftar yang hadir pada kegiatan yang berlangsung Ahad (11/1/2015) lalu. “220 pasien positif terkena katarak dan harus dioperasi,” kata Mohammad As’ad, Pimpinan LSPT saat dikonfirmasi Cyberdakwah (13/1/2015). Sedangkan warga yang mendaftar namun tidak hadir sebanyak 110 orang, lanjutnya.
Keengganan sejumlah warga untuk melakukan pemeriksaan bisa disebabkan antrian yang demikian lama dan panjang serta takut tertinggal rombongan. “Bahkan ada warga yang harus datang sebelum panitia membuka pendaftaran,” kata Mohammad Nizar, salah seorang panitia dari LSPT.
Dengan menggandeng sejumlah kalangan diantaranya Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU), INTI atau Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Pemerintah Kabupaten Jombang, Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII), kegiatan pemeriksaan mata katarak ini berjalan cukup sukses. Antrian warga untuk keperluan pemeriksaan mata demikian tinggi. Tidak hanya mereka yang berusia lanjut, para remaja dan dewasa juga tampak dalam antrian ini.
Untuk dapat melayani antusias warga, panitia menerjunkan 30 personil Kodim, 30 perawat, 20 relawan dari LSPT, INTI sebanyak 25 orang, serta dua orang dokter. “Masing-masing mendapatkan tugas sesuai kapasitas dan kemampuannya,” kata Bapak Soewandi dari INTI.
Sesuai dengan kesiapan panitia, registrasi ulang dilakukan pada jam 7 pagi. Kemudian para calon pasien dengan diantar keluarga memasuki ruangan Aula Kodim untuk dilakukan pemeriksaaan. “Tidak semua warga yang mengeluhkan masalah pada mata harus dioperasi katarak,” kata Bapak Soewandi. Bagi mereka yang masih bisa disembuhkan, maka diberikan sejumlah obat, lanjutnya.
Dan para pasien yang telah positif terkena katarak diberikan penjelasan oleh tim medis. “Ya sambil menunggu waktu operasi, mereka dilarang bekerja berat, menjaga pola makan serta sementara dilarang berhubungan badan,” terangnya.
Selanjutnya para pasien yang telah dipastikan terkena katarak akan mendapatkan operasi gratis di RSNU pada tanggal 23 dan 24 Januari mendatang. “Para pasien tidak dikenai biaya apapun,” pungkas Soewandi. (s@if)