Alumni Ma’had Aly Beningkan Hati dengan Mengaji Ihya’ Ulumiddin

0
542

Keluarga Alumni Ma’had Aly Pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang berdomisi di Kabupaten Jember, menggelar pengajian Kitab Ihya Ulumiddin. Pengajian ini dilaksanakan secara anjangsana, dan  pada hari Ahad, 8 Pebruari 2014 giliran di kediaman HM. Misbahus Salam, di Yayasan PP. Raudlah Darus Salam Sukorejo Bangsalsari Jember.

Pengajian kitab Ihya Ulumiddin Juz III halaman 11-12, menjelaskan tentang bahwa hati hamba Allah itu seperti cermin (Al-qalbu fi hukmi mir atin). Amaliah yang terpuji atau al-atsaru al-mahmudah sangat memiliki pengaruh terhadap kondisi hati seseorang. Dengan perbuatan yang terpuji misalnya banyak berdzikir, berkhidmah pada Agama, dan membantu terhadap mashalihinnas (kebaikan hidup manusia), maka hati yang diibaratkan cermin akan semakin terang benderang dan dapat membuka hakikat perkara yang dicari dalam kehidupan manusia.

Berbeda bila seseorang berprilaku tercela berbuat maksiat atau dosa, dhalim dan merugikan manusia maka hatinya akan gelap dan hitam. Dalam ayat Al-Qur’an surat Al-Muthaffifin (14) Allah Swt berfirman ; Kalla bal raana ala qulubihim ma kaanuu yaksibun “ artinya Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka “. Al-Atsaru al-madzmumah juga berimplikasi pada keinginan seseorang untuk dekat dengan Allah,  perbuatan tercela akan menjadi hijab, penghalang dirinya dekat pada Allah Swt.

Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda ; Alqulubu arba’atun; qalbun ajradu fiihi sirajun yuzhiru fa dzalika qalbu al-mu’min, wa qalbun aswadu mankusun fa dzalika qalbu al-kafir, wa qalbun aglafu marbutun ‘ala gilafihi fa dzalika qalbu al-munafiq, wa qalbun mushaffahun fiihi imanun wa nifaqun. Artinya ; Hati manusia itu ada empat ; 1. Hati yang bersih dan mengandung sinar itu hati orang mu’min, 2. Hati yang hitam dan menolak kebenaran, itu hati orang kafir, 3. Hati yang bercampur gelap dan terang, itu hati orang Munafiq, 4. Hati yang ditempeli dengan keimanan dan kemunafikan.

Agar hati kita ini bersih dan bersinar jalan ketaqwaan harus kita lakukan dalam mungarungi samudera kehidupan ini. Dalam konteks hati ini Imam Ghazali menegaskan bahwa kebeningan hati seseorang dapat diraih dengan memperbanyak dzikir pada Allah Swt. Pintu dzikir adalah taqwa, dan pintu kasyfi adalah dzikir,  dan pintu keberuntungan besar adalah kasyf, dalam arti dia akan berjumpa dengan ilahi rabbi yang dapat menjadikan hidup tenang dan tentram dunia-akhirat. Inilah sebagian isi dari pengajian Kitab Ihya Ulumiddin, dan masih banyak mutiara ilmu dalam diskusi diforum pengajian tersebut.

Pengajian KAMALI Jember ini juga dihadiri oleh dua ustadz Ma’had Aly yaitu DR. Ust. Muhyiddin khotib, MA dan DR. Ust. Nawawi Thabrani, MA..

Tinggalkan Balasan