Katib Aam PBNU KH Malik Madaniy menilai kembali menjadi salah satu badan otonom (Banom) NU bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lebih maslahah daripada independen yang selama ini disandangnya.
Menurutnya, independensi PMII hingga saat ini tidak ada perkembangan yang signifikan. “Independensi yang dicanangkan sejak tahun 1971 itu belum membuahkan hasil yang memuaskan,” ujar Kiai Malik saat ditemui di kediamannya, Sabtu (6/12).
Keberadaan PMII yang sama dengan nahdliyin, menurutnya, alasan tepat PMII menyatakan diri sebagai Banom NU. “Sebagai kaum Nahdliyin yang beraswaja itu, kalau menurut saya daripada kayak gitu, mendingan ya sudahlah terus terang saja bahwa mereka (PMII) memang Banom NU,” ujar Kiai Malik yang sampai saat ini menjadi penasihat utama Rayon PMII Ashram Bangsa.
Lebih lanjut ia mengatakan, meski saat ini PMII independen, namun ketergantungan terhadap NU sangat kuat. “Sampai saat ini PMII bergantung sama NU baik secara kultural maupun struktural,” katanya lagi.
Lebih jauh lagi Ia menjelaskan jika PMII kembali menjadi banom NU, maka posisi NU sebagai induk organisasi bisa mengontrol anaknya ketika melenceng dari nilai-nilai yang ada. “Ya, kalau PMII melenceng bisa diarahkan, supaya tidak terlalu jauh melencengnya. Ya, ada tongkat komando dari organisasi induk ke banom itu,” ujarnya.
dengan kembalinya PMII, nanti akan menjadi wadah bagi pemuda nahdliyin dalam berorganisasi di kampus yang selama ini tidak tahu harus ikut organisasi apa, khususnya di kampus-kampus umum. (Abdul Rahman Wahid/Alawi)http://nu.or.id