Surabaya, Cyberdakwah — Pelaksanaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama membutuhkan banyak biaya. Dari mempersiapkan sarana dan prasarana hingga kebutuhan yang lain. Namun jangan sampai panitia mengambil kesempatan berupa keuntungan dari kegiatan lima tahunan ini.
Peringatan dan juga harapan ini disampaikan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah. Kiai Mutawakkil, sapaan akrabnya hadir pada kegiatan soft launching muktamar di Kantor PWNU Jatim, Raya Al-Akbar Timur Surabaya, Sabtu (28/2/2015).
Dalam pandangan alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini, muktamar kali ini terasa istimewa karena dilaksanakan di tempat dimakamkannya para pendiri NU. Sejak NU berdiri, tidak pernah muktamar digelar di Jombang, kendati berulang-ulang pernah dilaksanakan di Jawa Timur. “Tujuan dan niatnya juga agar seluruh pengurus dan anggota NU berziarah ke makam para pendiri NU,” tandas Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo ini.
Dia menjelaskan, tema Islam Nusantara yang diusung pada muktamar sebagai penguatan Islam dan keindonesiaan dalam menghadapi perubahan global. Bukan hanya dari segi keislaman, tapi juga politik, budaya, dan ekonomi. “Makanya muktamar kali ini akan dilirik dan menjadi perhatian dunia,” tandas Ketua PWNU Jatim dua periode ini.
Karenanya, Kiai Mutawakkil berharap para panitia dapat menyukseskan Muktamar ke-33 NU, baik pra maupun saat muktamar dilaksanakan. “Saya yakin panitia tidak mengharapkan materi, karena kalau itu yang didahulukan akan kualat. Tapi kalau mengharap berkah, insyaallah akan diberi rezeki min haitsu laa yahtasib wa yuhtasab,” katanya.
Rencananya, launching terkait tempat muktamar akan dilaksanakan pada 14 Maret 2014 mendatang di Jombang. Gubernur Jatim, Pangdam Brawijaya V, Kapolda Jatim, dan sejumlah forpimda akan diundang pada launching tersebut. “Kalau pembukaan muktamarnya akan dihadiri oleh Presiden Jokowi dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla,” kata Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Selain Gus Ipul dan Kiai Mutawakkil, hadir sejumlah tokoh dan kiai NU dalam soft launching muktamar tersebut. Di antaranya Katib Syuriah PWNU Jatim, KH Syafruddin, Pengurus PBNU yang juga mantan Mendikbud Muhammad Nuh, mantan Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa, Rektor UINSA Prof Dr Abdul A’la, dan lainnya. Soft launching diakhiri dengan istighasah dan doa bersama. (s@if)