Jombang, Cyberdakwah — Terhitung mulai hari ini hingga 7 Maret mendatang, ada ratusan hasil kaligrafi tingkat dunia yang dipamerkan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang Jawa Timur. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) serta dihadiri para guru besar tingkat dunia.
Ada Prof Dr Biid Hamidi dari Universitas Ummul Qura Makkah yang juga imam besar masjid haramain. Juga hadir saat pembukaan yakni Dr Abdullah Futaini dari Universitas Al-Azahar Mesir. Tidak ketinggalan Nur Hamidiyyah, satu-satunya perempuan ahli kaligrafi juara internasional. Juga Sulaiman Adam dari Thailand. Ratusan hasil karya kaligrafi juga dipamerkan di aula pesantren tersebut.
Saat memberikan sambutan acara “Pameran dan Festival Kaligrafi Islam Nasional 2015” tersebut, H Imam Nahrawi menceritakan bahwa sejak remaja ia gemar berlatih kaligrafi dan dari keahlian tersebut akhirnya mampu membiayai kuliah hingga membeli sawah di tanah kelahirannya.
“Sejak sekolah di Madrasah Aliyah saya sudah belajar khat, sehingga tulisan Arab saya bagus,” kata Menpora (5/3/2015). Bahkan dari keahliannya ini, ia bisa mengerjakan skripsi untuk penulisan khat Arab sejumlah kawan kuliah sehingga bisa membiayai kuliah, lanjutnya.
Tidak berhenti sampai di situ, bahkan untuk membiayai adiknya kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya juga didapat dari jerih payahnya dalam menulis Arab tersebut. “Saya bisa menyicil pembelian sawah di kampung, juga dari keahlian menulis Arab ini,” kenangnya.
Karena itu, pria kelahiran Bangkalan Madura ini sangat berharap kepada para peserta festival kaligrafi untuk lebih serius dalam menekuni keahlian tulis menulis Arab tersebut. Di samping bisa menjadi sumber usaha, keahlian menulis Arab secara baik mampu mengajarkan yang menekuni untuk menjaga keikhlasan dan ketelatenan.
Agar keahlian menulis Arab secara bagus dan benar bisa bermanfaat, Imam Nahrawi mengajak peserta untuk bisa menertibkan sejumlah hasil khat yang telah beredar di pasaran. “Karena banyak tulisan Arab yang beredar ternyata tidak melalui kaidah yang dibenarkan,” terangnya.
Di samping Dr H Abdullah Futaini dari Universitas Al-Azhar Mesir, Prof H Biid Hamidi, guru besar khat internasional dari Universitas Ummul Quro yang juga imam besar di Makkah dan Madinah, juga tampak Marwan Ja’far (Menakertrans dan kependudukan), H Muhaimin Iskandar serta sejumlah ahli khat (khattat) dari berbagai negara.
Baik Dr H Abdullah Futaini dan Prof H Biid Hamidi sangat bangga dengan potensi Indonesia yang masyarakatnya memiliki keahlian dalam khat. “Dari ratusan murid yang belajar di tempat saya, banyak yang berasal dari Indonesia,” kata Prof H Biid Hamidi di hadapan ratusan peserta dan hadirin.
Yang istimewa, pada kegiatan ini keduanya memberikan ijazah langsung kepada para peserta dan hadirian peserta festival. (s@if)