Benarkah, Jenazahnya Pasti Masuk Surga?

0
567

Benarkah, Jenazahnya Pasti Masuk Surga?

Jenazahnya Pasti Masuk Surga? Ada sebagian orang berkata seperti itu jika ada orang baik dan shaleh ketika meninggal dunia. Tapi apakah benar atau tidak? Hukum menegaskan seseorang masuk neraka atau masuk surga, bisa kita kelompokkan menjadi dua.

Pertama, penegasan yang sifatnya umum.

Bentuknya adalah penegasan dengan sifat. Misalnya, Semua orang yang beriman, akan masuk surga.

Orang yang melakukan syirik besar, kekal di neraka

Siapa yang berpuasa ramadhan dengan ikhlas, akan mendapatkan pahala di surga,

Dst.

Pernyataan semacam ini, hakekatnya adalah pembenaran terhadap apa yang Allah firmankan atau yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diantaranya, firman Allah,

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

Berikanlah kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal soleh, bahwa mereka akan mendapatkan surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.(QS. al-Baqarah: 25)

Atau sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ مُؤْمِنٌ

“Tidak ada yang masuk surga kecali orang yang beriman.” (HR. Bukhari 6606 & Muslim 2735).

Kedua, penegasan yang sifatnya khusus, dengan menyebutkan nama orang.

Misalnya, si A pasti masuk surga. Si B jelas husnul khotimah. Si C pasti masuk neraka.

Kalimat semacam ini tidak dibolehkan, Karena ini ghaib, tidak ada yang tahu kecuali Allah.

Imam at-Thahawi mengatakan,

وَلَا نُنْزِلُ أَحَدًا مِنْهُمْ جَنَّة وَلَا نَارًا

Kami tidak menegaskan posisi seorangpun dari mereka untuk menduduki surga atau neraka.

Ibnu Abil Iz menjelaskan keterangan beliau,

يُرِيدُ: أَنَّا لَا نَقُولُ عَنْ أَحَدٍ مُعَيَّنٍ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَة إنه مِنْ أَهْلِ الْجَنَّة أَوْ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، إِلَّا مَنْ أَخْبَرَ الصَّادِقُ صلى الله عليه وَسَلَّمَ أنه مِنْ أَهْلِ الْجَنَّة، كَالْعَشَرَة رضي الله عَنْهُمْ

Yang beliau maksud, kita tidak menegaskan seseorang tertentu di kalangan ahli kiblat (kaum muslimin) bahwa dia ahli surga atau ahli neraka. Kecuali orang yang dikabarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka termasuk ahli surga, seperti sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. (Syarh Aqidah Thahawiyah, hlm. 248).

Yang disampaikan Ibnu Abil Iz, disebutkan dalam hadis dari Said bin Zaid Radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشْرَةٌ فِى الْجَنَّةِ النَّبِىُّ فِى الْجَنَّةِ وَأَبُو بَكْرٍ فِى الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِى الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِى الْجَنَّةِ وَعَلِىٌّ فِى الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِى الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ بْنُ الْعَوَّامِ فِى الْجَنَّةِ وَسَعْدُ بْنُ مَالِكٍ فِى الْجَنَّةِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ فِى الْجَنَّةِ ». وَلَوْ شِئْتَ لَسَمَّيْتُ الْعَاشِرَ. قَالَ فَقَالُوا مَنْ هُوَ فَسَكَتَ قَالَ فَقَالُوا مَنْ هُوَ فَقَالَ هُوَ سَعِيدُ بْنُ زَيْدٍ

Ada 10 orang yang masuk surga: Nabi masuk surga, Abu Bakr masuk surga, Umar masuk surga, Utsman masuk surga, Ali masuk surga, Thalhah masuk surga, Zubair bin Awam masuk surga, Sa’d bin Malik masuk surga, Abdurrahman bin Auf masuk surga.

Lalu Said mengatakan, “Saya tidak ingin menyebutkan yang kesepuluh.”

Orang-orangpun bertanya, ‘Siapa dia?’

Said tetap diam. Hingga mereka bertanya lagi, ‘Siapa dia?’

Lalu Said menjawab, “Said bin Zaid.” (HR. Ahmad 1653, Abu Daud 4651 dan dishahihkan al-Albani).

Sementara contoh yang dipastikan masuk neraka, seperti Firaun, Qarun, Azar Ayah Nabi Ibrahim, Abu Lahab, atau Abu Jahal. Kita mengimani bahwa mereka semua di neraka.

Selain nama orang yang ditegaskan dalam syariat, kita tidak boleh memberikan penegasan, apakah dia ahli surga atau ahli neraka. Yang bisa kita lakukan hanyalah berharap. Kita berharap semoga dia ahli surga. Kita berharap baik. Atau berharap, semoga husnul khotimah.

Karena itulah, ketika kita menyebut nama orang yang meninggal, kita disyariatkan untuk mendoakan kebaikan untuknya, seperti kalimat, rahimahullah, semoga Allah merahmatinya.

Sumber : Akhwat Indonesia

 

Tinggalkan Balasan