Benarkah Obat Dapat Menyembuhkan ??
Sejak pulang dari itikaf di masjid selama 3 hari bersama jamaah
dakwah, dr/dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda.
Sedikit-sedikit bicaranya Allah,
sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.
Cara makan dan
cara tidurnya pun berbeda, katanya
itulah cara tidur nabi saw.
Rupanya, pengalaman itikaf dan belajar
di masjid betul-betul berkesan baginya.
Ada semangat baru. Namun beliau juga
jadi lebih banyak merenung.
Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat
yang dibicarakan amir jamaah. “Obat tidak dapat menyembuhkan,.
yang menyembuhkan adalah Allah…
Obat bisa menyembuhkan berhajat kepada Allah, …karena sunnatullah.
Sedang Allah menyembuhkan, tidak
berhajat melalui obat…. Allah bisa
menyembuhkan dengan
obat atau bahkan tanpa obat…
Yang menyembuhkan bukanlah obat,
yang menyembuhkan adalah Allah”
Dia-pun merenung, bukan hanya
obat, bahkan dokter pun tidak punya
upaya untuk memberi kesembuhan. Yang
memberi kesembuhan adalah Allah.
Sejak itu sebelum memeriksa
pasiennya, beliau selalu bertanya.
“Bapak sebelum kesini sudah ijin dulu kepada Allah?” atau “sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?”
atau “sudah lapor dulu kepada Allah?”.
Jika dijawab belum (….kebanyakan
memang belum…), beliau meminta pasien tersebut mengambil air
wudhu, dan sholat 2 rakat di tempat yang telah disediakan.
Jika memberikan obat,
beliau pun berpesan dengan kalimat
yang sama… obat tidak bisa menyembuhkan, yang menyembuhkan
adalah Allah….
Namun berobat adalah sunnah dari Rasulullah saw dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, agar Allah mau menyembuhkan…
Ajaib,…. banyak pasien yang sembuh.
Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi ‘Yakin” yang
diberikan beliau, menjadi sehat.
Pernah ada pasien yang mengeluh sakit,
beliau minta agar org tsb untuk sholat 2
rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan
kepada Allah), ketika selesai sholat pasien tersebut langsung merasa sehat dan tidak jadi berobat. (Allahu-Akbar)
Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia
langsung sembuh?…
dr. Agus katakan, bisa jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang
gersang karena jauh dari Allah.
Efek lain adalah pasiennya pulang dalam keadaan senang dan gembira.
Karena tidak hanya fisiknya yang diobati,
namun batinnya pun terobati. Hati yang
sehat, membuat fisik yang kuat. Dan sebaik- baik obat hati adalah Dzikr, Quran, Wudhu, Sholat, doa dan tawakal
pd Allah.
Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus di operasi.
Selain Yakin, beliau juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu
sunnah saja, yaitu sunnah tidur.
Sebelum tidur berwudhu, kalo bisa
sholat 2 rakaat, berdoa, berdzkir, menutup aurat, posisi kanan adalah kiblat, dan tubuh miring ke kanan.
seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa.
Alhamdulillah,
tidak perlu dilakukan operasi.
Allah telah memberi kesembuhan atasnya.
Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah.
Beliau minta agar pasien tersebut
amalkan sunnah makan dan sunnah di dalam wc. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi tubuh otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang
air kecil dengan cara duduk sunnah,
menguras habis2 kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan
bersih.
seminggu kemudian, saat diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.
Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan beresiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun dr. Agus katakan bahwa rezeki
adalah urusan Allah. Dan beliau jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi
yang berbeda, bahwa “sakitnya pasien
tidak dapat mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki adalah Allah.
Allah juga bisa mendatangkan rezeki
tanpa melalui sakitnya pasien”.
6 bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh karena diminta sholat oleh beliau, datang ke klinik,
mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta
asistennya umroh bulan depan.
Allahu Akbar…
Sumber : Cokelat Malakate