Jombang, Cyberdakwah — Seperti diketahui, Kabupaten Jombang menjadi lokasi penyelenggaraan Muktamar ke-33 NU yang akan dilaksanakan 1-5 Agustus 2015. Diharapkan seluruh pengurus NU di semua tingkatan, nahdliyyin dan warga Jombang menjadi tuan rumah bagi kegiatan tingkat nasional bahkan internasional tersebut.
Pada saat yang sama Jombang juga telah dikenal sebagai basis nahdliyyin, termasuk sebagai komunitas para pendiri jam’iyyah NU. “Muktamirin atau peserta muktamar se-Indonesia bahkan internasional akan memandang Jombang sebagai potret dan contoh komunitas yang konsisten dalam berorganisasi dan beramaliyah nahdliyyah, serta solid berpartisipasi untuk mensukseskan muktamar,” tandas M Shohib Al-Muayyad, Kamis (16/4/2015).
Karena itu PCNU Jombang melalui RMI mendorong agar kepengurusan di tingkat majelis wakil cabang, pengurus ranting, badan otonom (banom) dan warga NU dapat bersama-sama melakukan penataan organisasi dan menguatkan konsistensi jama’ah dalam beramaliyah nahdliyyah.
“Karena itu, menyambut muktamar mendatang diluncurkan lomba Qoryah Nahdliyyah Award atau QNA,” terang Ketua PC RMI MU Jombang ini. Kegiatan sebagai mekanisme bagi PCNU melalui RMI untuk menyemangati kepengurusan NU agar terus menggerakkan jam’iyah dan jamaah hingga menjadi karakter komunitas desa. “Dalam jangka pendek adalah turut berpartisipasi dalam sukses muktamar,” katanya.
QNA merupakan bentuk kegiatan untuk menyediakan ruang kompetisi, melakukan penilaian, dan perumusan agar dapat ditentukan serta memberikan penghargaan khusus kepada MWC dan PRT NU berkarakter nahdliyyah terbaik.
Ditanya soal tujuan kegiatan, M Shobih al-Muayyad menandaskan bahwa diharapkan lewat QNA dapat mendorong semangat berjam’iyah dan berjamaah an-nahdliyyah. “Juga menggerakkan seluruh kepengurusan NU di semua level se-Jombang untuk turut berpartisipasi dalam sukses muktamar mendatang,” terangnya. Dan yang tidak kalah penting adalah memotret potensi dan karakter berjam’iyah MWC dan ranting, lanjutnya.
Ada dua mekanisme yang dapat dilakukan dalam menilai juara QNA ini. Yakni administratif meliputi aspek organisasi dan kelembagaan serta kegiatan yang diselenggarakan oleh ranting, MWC dan jamaah NU. Mekanisme penilaian ini dilakukan secara terbuka.
“Untuk penilaian kategori administratif meliputi aspek organisasi yaitu kepengurusan, legalitas, sekretariat, keanggotaan, pendanaan, dan sejenisnya,” katanya. Sedangkan dari aspek kelembagaan meliputi program kerja, pola hubungan antara ranting, juga badan otonom di tingkat MWC. Sedangkan mekanisme kerja meliputi tingkat keaktifan pengurus, pelaksanaan program kemasyarakatan dan sejenisnya.
Untuk penilaian kategori amaliyah meliputi penjagaan sejumlah tradisi oleh jam’iyah seperti lailatul ijtima’, pengajian rutin, hingga peringatan hari besar Islam. “Juga amaliyah atau tradisi rutin oleh jamaah dan menjadi ciri khas NU,” terangnya. Kegiatan seperti yasin dan tahlil, manaqiban, khatmil Qur’an, thariqahan, shalawatan, PHBI, qunut shubuh, wiridan ba’da shalat rawatib, adzan dan khotbah Jum’at 2 kali, tongkat imam khotbah, bedug, dan lain-lain, lanjutnya. Hal ini juga ditambah dengan penilaian terhadap amaliyah khusus di antaranya ziarah kubur, talqin mayyit, adzan di sepertiga malam serta tarhim.
“Sebagai bentuk apresiasi atas juara, panitia menyediakan penghargaan bagi ranting serta MWC NU berupa dana pengembangan kapasitas organisasi sebesar 35 juta rupiah,” tegasnya.
Dan untuk tim penilai lomba QNA terdiri dari tim verifikator yang terdiri dari 5 Orang dari PCNU. Juga ada petugas untuk melakukan verifikasi terhadap hasil penilaian lapangan, dilanjut dengan merumuskan serta menetapkan hasil penilaian akhir. Diharapkan lomba QNA ini diikuti 318 Ranting NU di 21 MWC NU se- Jombang.
Penyetoran isian peserta ditutup 30 April yang dilanjutkan dengan verifikasi dan penilaian. Didit Hasbiyallah Darajat dari Lakpesdam menandaskan “Selanjutnya, juara lomba diumumkan sebelum pelaksanaan muktamar,” pungkasnya. (s@if)