Pendidikan yang dibangun pesantren sudah tidak diragukan lagi kontribusinya kepada bangsa Indonesia. Banyak dari tokoh-tokoh nasional yang membangun bangsa lahir dari bilik pesantren. Seorang pejuang kemerdekaan bukan saja mereka yang mengangkat senjata, beradu fisik dengan penjajah. Tokoh perjuangan keilmuan mempertaruhkan segenap usianya, segenap tenaganya, dan segenap waktunya, demi menyampaikan pesan mulia cita-cita ilmu bisa tersampaikan dengan baik, lalu gegas orang-orang yang menerimanya mengambil manfaaat.
Kiai Dhofir, adalah tokoh cendekiawan yang dikenal luas keilmuaanya, bila bangsa ini mendekralasikan Pahlawan Nasional dari kategori keilmuan, beliau bisa direkomendasikan. Karena Kiai Dhofir merupakan pejuang keilmuan menyelamatkan para generasi bangsa dari kebodohan di PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur. Tidak menutup kemungkinan bila beliau akan disebut sebagai tokoh bangsa, pilar keilmuan yang dikenang, sosok teladan yang mempunyai jasa besar.
Hampir, yang mengenal Kiai Dhofir memberikan cerita yang menakjubkan dari seorang pecinta ilmu yang sejati. Bahwa, sepanjang hayat beliau, dari mulai menjadi santri, kemudian dipercaya menjadi penyalur ilmu (guru) di usia belia sampai wafat, tiada waktu sesaatpun kecuali mengaji dan mengaji.
“Kalau tidak mengaji dan mengajar, beliau sakit” sungguh kalimat pengakuan dari orang-orang yang mengenal dan dekat dengan Kiai Dhofir ini begitu memesona, sebagai salah satu hiasan luar biasa dari lukisan perjalanan kehidupannya.
***
Alhamdulillah…
Buku ini saya tulis mulai dari 2012 tahun lalu, menulis sejarah memang tidak mudah, karena harus dengan jeli dan tepat. Apalagi menuliskan biografi tokoh yang dihormati banyak orang. Kiai Dhofir Djazuli, walaupun masih kakek saya, menggoreskan cerita tentang beliau saya harus bicara faktanya.
“Dari buruh tani, sampai panggilan Kiai…”
Adalah salah satu alasan ciamik dari pribadi beliau yang membuat saya bisa sabar dan terus bersemangat menuliskan buku. Ada banyak alasan lain, tentang kehidupan Kiai Dhofir yang penuh hikmah, cucuran air mata para santri dan alumni ketika mengenang beliau, sampai notebook saya hilang ketika naskah akan selesai adalah sekian fragmen yang tidak pernah saya lupakan dalam ranah literasi.
Subhanallah, saya telah merasakan sendiri bagaimana Allah memberikan anugerah melimpah hanya dengan menuliskan biografi salah satu pilar keilmuan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo ini. Manfaat, barokah, dan pelajaran berharga telah saya dapatkan selama menuliskan sejarah beliau.
Salah satu buku yang saya tulis dengan keharuan hati, buku keempat saya di bulan Juni 2015 diterbitkan oleh cyberdakwah.com. Saya rasa patut bagi Anda untuk memilikinya, karena sosok beliau yang saya tulis akan memberikan pelajaran kehidupan yang istimewa dan pembelajaran bagaimana membentuk kedewasaan berpikir. Bagaimana menjadi pripadi yang sukses dunia akhirat.
Tahun demi tahun berganti. Madura-Tuban-Situbondo saya lalui, berpuluh-puluh pesan haru dan rindu dari keluarga, santri, alumni, juga guru Kiai Dhofir telah dikabarkan kemudian saya rangkum. Saya menemukan perjalanan panjang dari sosok yang mencintai ilmu, bahagia dengan kesusahan, halus akhlaknya, tulus pengabdiannya, sederhana kehidupannya, tidak mengharap penghormatan walaupun terhormat, dan tak pernah membenci yang lainnya.
Konflik dan intrik sepanjang perjalanan Kiai Dhofir sebagai pembawa pesan keilmuan atau cahaya dari Allah telah menutup perjalanan beliau yang indah. Buku ini saya kemas dengan bahasa sederhana dan data apa adanya. Semoga bisa berhasil mengantarkan pembaca untuk mengenali lebih dalam sosok KH. Dhofir Djazuli, BA, pribadi mulia yang bisa diteladani dalam semua sisi kehidupannya. Selamat membaca!
Segera pesan dengan menghubungi Mbak Hapsho PwingPwing di: 0823-0234-0456. Atau Ustadz Hamdi di: 0823-3787-0777. Bisa juga mengunjungi; http://situbondomart.com/keikhlasan-dan-kesederhanaan-kiai…/
Oleh:
H. R. Umar Faruq
Penulis Buku, Keikhlasan & Kesederhanaan Kiai Dhofir