Ratusan pelajar dan santri di Lasem kabupaten Rembang mengadakan apel akbar di halaman SMK NU Lasem, Ahad (27/9) pagi. Mereka menyatakan keberatan atas rencana kebijakan Gubernur Jateng terkait pemberlakuan sekolah 5 hari dalam sepekan. Mereka menilai rencana kebijakan itu akan menganggu aktivitas belajar diniyah para pelajar di sore hari.
Salah seorang anggota komisi II DPR RI Arwani Thomafi yang mendampingi aksi pelajar-santri Lasem ini meminta Gubernur Jawa Tengah untuk mengkaji ulang kebijakan pemberlakuan lima hari sekolah. Menurutnya, kebijakan ini merugikan aktivitas belajar informal yaitu di madrasah diniyah (madin) yang notabene masuk pada sore hari.
“Mungkin maksud Gubernur itu baik. Tetapi rencana kebijakan itu masih harus dikaji ulang. Karena tidak semua daerah itu sama. Kebijakan yang akan dijalankan sangat mengganggu kegiatan belajar informal di madarasah diniyah. Padahal semua madin itu masuk pada sore hari.”
Pria yang akrap disapa Gus Aang menyebut banyak dampak yang ditimbulkan atas kebijakan Gubernur. Menurutnya, ritme pembelajaran tidak lagi kondusif karena siswa dipaksa menerima pelajaran sampai sore. Padahal, setelah lewat siang hari, para siswa dipastikan kelelahan.
“Jika kebijakan Gubernur dipaksakan untuk dijalankan, maka akan mengganggu proses pembelajaran, kemungkinan berdampak tidak kondusif,” kata Gus Aang.
Sumber : NU Online