Saat didaulat menjadi pembicara dalam Kuliah Perdana di Kampus Unisnu Jepara, pada Jum’at (25/9), Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti), Prof Mohamad Nasir mengharapkan Unisnu tidak gagap teknologi atau buta teknologi. Kampus gabungan dari tiga perguruan tinggi (Inisnu, STIENU dan STTDNU) ini diajak turut menciptakan inovasi.
Perguruan Tinggi (PT) saat ini harus diarahkan pada agen of economic change(agen perubahan ekonomi) dan bukan sekadar agent of education (agen pendidikan). Dengan cara ini, PT akan mampu berperan nyata bagi pembangunan Indonesia.
Karenanya diperlukan langkah nyata mulai penguatan riset, Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan. Nasir menegaskan, pondasi akademik harus dibangun dengan kuat dan dilandasi tata kelola yang baik sehingga di sini merupakan peran Unisnu untuk pengembangan teknologi.
Peran lain yang tak boleh diabaikan, PT harus mengubah masyarakat yang masih konservatif menuju masyarakat yang lebih modern. Inovasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat dibutuhkan agar ke depan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara-negara maju.
“Inovasi di bidang pengetahuan dan teknologi diperlukan untuk mendongkrak posisi Indonesia. Sebab dari segi human development index (HDI) Indonesia masih rendah,” papar Nasir.
Ironisnya, Indonesia masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Demikian pula pendapatan per kapita. Dengan hanya 3.511 dolar AS/tahun, membawa Indonesia masih dalam tataran middle income.
Untuk bisa mendongkraknya, maka perlu pertumbuhan ekonomi sebesar 9 persen/ tahun. Sehingga di sinilah PT harus ikut berperan.
Sumber : NU Online