Perubahan zaman menuntut pendekatan yang berbeda. Hal inilah yang juga dilakukan oleh NU dalam menghadapi perang maya. Beberapa situs radikal mendiskreditkan amaliah dan ubudiyah NU sebagai ajaran bid’ah. Untuk itu NU akan membentuk BanserCyber untuk membela ajaran NU di dunia maya.
“Ini merupakan kumpulan anak-anak NU yang ahli teknologi informasi dan pengelolaan media sosial. ketika amaliah NU disepelekan orang, juga siap. Sebagai contohnya ketika Teuku Wisnu mengatakan bahwa hadiah surat Fatihah tidak sampai, maka seluruh teman-teman NU yang punya keahlian ini harus melakukan pembelaan dalam bentuk klarifikasi, penerangan dan sebagainya,” kata Wakil Ketua Umum PBNU H Slamet Effendy Yusuf.
Selama ini komunitas NU di dunia maya sudah sangat banyak dan mendominasi perbincangan. Apa yang akan dilakukan lebih merupakan pengkoordinasian berbagai potensi yang mereka miliki agar gerakannya menjadi sinergis dengan PBNU.
Kemampuan teknologi informasi ini akan menghasilkan hasil yang dahsyat jika dikombinasikan dengan anak-anak NU lulusan pesantren yang memiliki kemampuan agama yang mumpuni. Argumen yang diberikan dalam menjelaskan amaliah-amaliah NU di dunia maya menjadi sangat kuat.
Slamet menegaskan, banyak situs agama yang menyerang NU dibiayai oleh asing. Kondisi ini tak boleh dibiarkan karena mereka memiliki misi tertentu sesuai dengan agenda pihak asing yang mendanai mereka. Ia mengingatkan kondisi Islam di Timur Tengah yang saat ini memprihatinkan dengan perang dan kekerasan.
Ia menambahkan, yang perlu diklarifikasi saat ini adalah ajaran Aswaja an Nahdliyah. Pada tahun 80-90an, hanya NU yang menyatakan diri sebagai pengikut aswaja, tetapi saat ini kelompok Wahabi di Indonesia pun mengaku sebagai penganut aswaja, tentu minus ajaran Asy’ariah dan Maturidiyah yang menjadi pegangan NU.
“Kita harus pertahankan pendapat kita melalui sarana baru ini,” tegasnya.
Sumber : NU Online