Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, KH Maman Imanulhaq Faqih, mengatakan, santri merupakan penegak nilai kemanusiaan sehingga harus mempunyai visi dan kreatif.
“Santri harus punya visi ke depan, proaktif dalam banyak masalah, selalu berpikir kreatif,” paparnya pada Lailatul Ijtima Nahdlatul Ulama dan Tahlil Mengenang Guru, Ulama, Birokrat Drs H M Thabranie Daud digelar di Gedung PWNU Lampung, Jalan Cut Meutia 28 Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Sabtu (31/10) malam.
Kalau santri hanya berpikir urusan perut dan kesenangan duniawi, maka, ujar Anggota Komisi 8 DPR RI, dia bukan santri. “Kalau ada santri jadi anggota DPR, maka politik santri bukan untuk memperkenyang perut,” ujar cucu KH Zaenal Mustofa itu lagi.
Ratusan warga NU memenuhi Kantor PWNU malam itu, termasuk sesepuh NU Lampung Muhammad Shobary, dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011-2014 Sapta Niwandar. Di hadapan mereka, Maman menambahkan, santri ialah yang memikirkan bagaimana nilai-nilai kemanusiaan ditegakkan.
Laitul Ijtima di PWNU Lampung biasa digelar sebulan sekali. Sebelum Maman memberikan mauidhah hasanah, Rahman dari Pondok Pesantren Bustanul Falah Bandar Lampung membacakan Ikrar Santri diawali syahadat.
Santri NKRI berikrar, sebagai santri NKRI berpegang teguh pada aqidah, nilai dan ajaran Ahlusunah wal Jama’ah.
Santri NKRI berikrar, bertanah air satu satu, tanah air Indonesia, berideologi satu, ideologi Pancasila.
Hadir pula dalam Lailatul Ijtima Nahdlatul Ulama PWNU Lampung Ketua PWNU KH Sholeh Bajuri beserta jajaran, politisi PDI Perjuangan Eva Dwiana, Ketua PW GP Ansor Lampung Hidir Ibrahim, dan Ketua PC GP Ansor Lampung Barat Radityo AN.
Terilhat pula Ketua PW Hipsi Lampung H Abdul Karim, Ketua PW Fatayat NU Khalida, Ketua PW IPNU Lampung Aan Uly Rosyadi, KMNU Unila dan para santri pada kegiatan diisi renungan mengenai NU hingga dosa jemaah.
Wallahu a’lam bis showab
Sumber : NU Online