( Oleh : Ustadz Subki Al Bughury )
KARENA dianggap bid’ah, peringatan hari besar Islam ditiadakan. Akhirnya yang tersisa hanyalah acara hari besar umat non-muslim.
Karena dianggap bid’ah, hari libur Islami juga dihilangkan. Akhirnya yang tersisa hanyalah hari libur non-muslim.
Karena dianggap bid’ah, acara peringatan hari besar umat Islam di TV juga dihilangkan. Akhirnya yang tersisa hanyalah acara peringatan hari besar dari gereja, pura, candi, kelenteng dan kuil di TV kita.
Karena dianggap bid’ah, spanduk-spanduk acara Maulid yang besar-besar diturunkan, dan yang tersisa hanyalah spanduk-spanduk acara umat agama lainnya.
Karena dianggap bid’ah, segala bentuk keramaian yang berbau Islam dihilangkan, seperti broadcast acara-acara di masjid, broadcast lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari speaker masjid, atau lainnya.
Karena dianggap bid’ah, pawai umat Islam juga ditiadakan. Akhirnya yang tersisa adalah pawai umat lain seperti yang terjadi di Solo beberapa waktu lalu.
Karena dianggap bid’ah, umat Islam dihimbau agar tidak ikut pemilu. Akhirnya yang kita dapat adalah kepala daerah non-muslim di tengah mayoritas muslim.
Ini semua adalah sejumlah kemungkinan, dan dua hal terakhir sudah menjadi fakta di negeri kita ini.
Semoga semua contoh ini bisa membuka mata kita bahwa dalam menilai sesuatu, bahwa tidak selamanya sesuatu itu harus dilihat hanya dari sudut pandang bid’ah yang sempit. Tapi juga harus menyertakan sudut pandang lainnya, seperti sudut pandang amar ma’ruf nahi munkar, sudut pandang syiar Islam, atau lainnya.
Kalau kita sudah bisa mengubah syiar Islam menjadi budaya yang berkembang di tengah masyarakat, maka sesungguhnya itu adalah satu poin kemenangan bagi umat Islam di negeri kita ini.
Marilah kita kembali kepada syariat yang adil ini. Berpegang teguh pada sunnah Rasul dan sunnah Khulafaur Rasyidin.
Kita bertoleransi dengan sesuatu yang memang kita boleh bertoleransi dan kita tetap berpegang teguh dengan prinsip prinsip agar tegaknya din ini.
Semoga kita termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang bisa memahami, dan bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, dan juga bisa bijaksana dalam menilai apa-apa yang ada di depan mata kita.
Aamiin ya Robbal ‘aalamiin.
(sumber : KBAswaja) Sumber: moslemforall.com