Kisah Nabi Yahya

0
1381


Jakarta, Muslimedianews ~ Nabi Yahya merupakan putra Nabi Zakaria dan Ilisabat. Ia adalah seorang anak yang menakjubkan lagi terpancar cahaya dan kekhidamtan seorang Nabi di wajahnya. Semenjak kecil, ia tak pernah main-main dengan teman sebayanya. Ia malah berpikir mengenai kepergian Maryam dan Isa ke Mesir. Lantas ia berkesimpulan bahwa kepergian mereka dikarenakan Bani Israil yang meninggalkan ajaran Musa yang membuat mereka mudah ditaklukkan bangsa lain. Saat itu, seperti tercermin dalam kisah Keluarga ā€˜Imran, Nabi Isa lahir tanpa seorang ayah. Kala itu pula, negeri sedang kacau balaunya. Berita mengenai kelahiran Isa Sang Nabi penyelamat tersiar ke seluruh negeri, tak terkecuali Roma. Kaum Yahudi kala itu yang membenci kebaikan, dendam terhadap semuanya termasuk keluarga Zakaria. Mereka pun bersekongkol untuk membinasakan keluarga baik itu. Mengetahui gelagat jahat dan persekongkolan kaum Yahudi, membuat khawatir Maryam, Ibunda Nabi Isa. Mereka memutuskan untuk pergi dari negeri tersebut. Saat salah seorang pejabat Roma mendatangi Maryam dan menanyakan perihal anakanya, mereka pun kemudian pergi ke Mesir. Mereka pergi di malam hari dan menetap selama bertahun-tahun di Mesir.
Nabi Yahya dan Raja Hirodus Saat itu, negeri roma diperintah oleh seorang Raja penyembah berhala bernama Hirodus. Di bawah kepemimpinannya juga, Roma berhasil menduduki Suriah. Tak ada seorang pun yang berani menentang titahnya. Ia terkenal bengis lagi kejam demi memenuhi apa yang ia inginkan. Hanya ada satu orang yang berani menentangnya, yakni Nabi Yahya. Suatu ketika pula, saudara laki-laki Hirodus memiliki seorang istri cantik. Ia pun ingin mengambil istri saudaranya tersebut secara paksa untuk ia jadikan istri. Tak ada yang berani menentangnya kecuali Yahya yang berteriak lantang, ā€œKau tidak berhak menikahi istri saudaramu!ā€ Atas kejadian itu, Hirodus memerintahkan pengawalnya untuk menangkap Yahya dan memenjarakannya. Yahya bukan seorang penakut. Ia tumbuh sebagai pemuda yang kuat. Ketika Hirodus memenjarakannya pun, ia tak memelas mengharap agar Hirodus melepaskannya. Justru ia semakin lantang menyuarakan penolakan atas tindakan Hirodus menikahi paksa istri saudaranya. Ia juga mengingatkan semua orang agar ingat terhadap sesama.Pemenggalan Nabi Yahya Hirodus mengadakan sebauh pesta besar. Para wanita menari dan para lelaki minum anggur. Sedang di luar istana, banyak orang miskin yang kelaparan lagi tak memiliki pakaian. Hirodus malah memakai pakaian sutra dan duduk di singasana yang berlapiskan emas, perak dan batu-batu mulia. Ia duduk di singasananya sembari minum anggur ditemani istri barunya di samping singasana. Ā  Di tengah pesta, seorang wanita muda cantik dan berpakaian sutra memasuki pesta. Wanita muda itu adalah anak dari istri baru Hirodus bernama Salumi. Dengan penuh kebencian, istrinya membisikkan bahwa anaknya akan menari untuk Hirodus. Salumi pun mendekati Sang Raja dan berkata dengan genit bahwa ia akan menari untuknya. Hirodus memberikan apapun yang diinginkan Salumi dan istrinya. Ia mengatakan separo kerajaan adalah milik keduanya. Tetapi Sang Istri dan Salumi tidak meminta apapun kepada Hirodus. Mereka tidak meminta separo kerajaan bahkan semua kerajaan. Mereka berdua hanya minta kepala Nabi Yahya yang diletakkan di atas sebuah piring perak. Kontan, hal itu mengejutkan Hirodus dan ia pun berusaha membujuk keduanya agar tak meminta kepala Nabi Yahya. Alsan mereka meminta kepala Yahya agar Yahya diam dan tidak menolak pernikahan yang diinginkan Hirodus.
Pemenggalan Nabi Yahya Hirodus pun beteriak memanggil pengawalnya agar membawa Yahya ke hadapannya. Saat itu juga, para wanita yang berada di pesta berlari ketakutan. Suasana ruang pesta yang penuh akan kebahagiaan berubah menjadi suasana ruang pengadilan menakutkan. Para pengawal pun menggiring tubuh Yahya ynag terikat namun wajahnya bersinar cahaya surgawi. Setelah berada di hadapan Hirodus, ia pun berteriak lantang akan menikahi Salumi. Yahya pun menolak sembari berteriak lantang dan suaranya menggetarkan di dinding-dinding istana Hirodus. ā€œHaram bagimu untuk melakukan hal itu! Haram bagimu untuk melakukan hal itu!ā€ Hirodus semakin marah dan segera memerintahkan algojo untuk memenggal kepala Nabi Yahya. Saat algojo memenggal kepala Nabi Yahya, hal menakjubkan terjadi. Kepala suci Yahya menggelinding ke seluruh lantai marmer istana dan mengeluarkan kata-kata yang diucapkan sebelum dipenggal. Hirodus melihat kejadia itu pun takut dan seger memerintahkan orang untuk mengambil obor dan memburu kepala Yahya. Nabi Yahya mati Syahid dan kata-katanya bergema di seluruh istana dan negeri tersebut. Ia juga telah memberikan kabar gembira bahwa akan datang Nabi setelahnya. Ia merupakan orang pertama yang percaya akan kenabian Isa dan memberikan kabarnya kepada semua orang. Saat Isa mendengar kabar pembunhan Yahya, ia pun sangat sedih. Ia dan ibunya memtuskan kembali ke tempat asal mereka dan menetapm di sebuah desa bernama Al-Nasirah, terletak di antara gunung Al-Jalil.

Diceritakan ulang oleh Danny Setiawan Ramadhan dari buku ā€œThe Greatest Stories of Al-Qurā€™anā€ karya Syekh Kamal As Sayyid

google_ad_client = “ca-pub-4649100839183457”; google_ad_slot = “1563105255”; google_ad_width = 336; google_ad_height = 280;

Tinggalkan Balasan