CyberDakwah.COM ~ Sabtu (09/04), KMNU Malaysia kembali beraktivitas dalam rutinan. Salah satu kegiatan rutinan yang dihelat pada hari Sabtu ini adalah pengajian umum dengan ibu-ibu yang notabene staff pekerja di asrama Zubair, salah satu asrama dalam kampus International Islamic University Malaysia (IIUM). Pengajian sabtu ini merupakan serangkaian kegiatan yang sudah berjalan pada kepengurusan KMNU sebelumnya. Selain kegiatan rutinan ini, agenda pengajian di hari Jumat pun mulai berjalan dan aktif kembali. Atas dasar semangat pengabdian, rutinan Sabtu ini sengaja dikhususkan untuk ibu-ibu staff yang berasal dari Indonesia. Kegiatan rutinan ini merupakan kesempatan berharga bagi ibu-ibu karena pada hari Sabtu-Minggu mereka libur bekerja. Pengajian rutinan ini diadakan di surau utama asrama Zubair bin Awwam, kampus IIUM.
Kegiatan pengajian dimulai pukul 11.00 waktu setempat. Terlihat ibu-ibu sangat antusias mengikuti kegiatan rutinan kali ini. Mereka menyempatkan diri untuk datang ke surau Zubair demi mengikuti pengajian. Adapun materi yang disampaikan pada hari itu, selain materi pokok agama, pelajaran Bahasa Inggris pun menjadi salah satu bahan materinya.
Sebelum memulai, seperti biasanya, rutinan diawali dengan pembacaan surat Yasin kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi agama. Alfin Mubarok, sebagai pemateri pertama, mengawali kata-kata dengan memberikan sedikit penjelasan mengenai fadhoil a’maal di bulan Rajab dan beberapa hal penting tentang bagaimana sikap seorang muslim dalam menyambut datangnya bulan mulia ini.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw. ketika memasuki bulan Rajab seraya berdoa :
“اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان”
Baginda Nabi pun senantiasa menganjurkan umatnya untuk memperbanyak istighfar dan melakukan amal sholih di bulan yang agung ini. Dalam penjelasannya, Alfin mengungkapkan bahwa perumpamaan serangkaian bulan-bulan ini adalah seperti halnya kita hendak bercocok tanam atau memulai berbisnis.
“Bulan Rajab diumpamakan seperti masa penanaman modal, lalu bulan Sya’ban adalah masa pengelolaan modal, dan di bulan Ramadhan nanti adalah masa panen dan pemetikan hasil usaha,” ungkap Alfin.
Untung dan ruginya usaha kita, bergantung pada bagaimana kita mengawalinya. Jika kita bersungguh-sungguh dalam mengawali, kita akan mendapat banyak keuntungan di akhir nanti. Sebaliknya, jika kita bermalas-malasan di awal, maka bukan keuntungan yang akan kita dapat, namun kerugianlah yang akan kita rasakan nanti.
“Oleh karena itu, perintah memperbanyak istighfar dan amal sholih di bulan Rajab merupakan bagian dari penanaman modal kita agar nantinya di bulan Ramadhan kita mendapatkan banyak keberkahan dan keuntungan. Keuntungan terbesar yang harus kita raih nantinya adalah agar kita menjadi insan yang bertaqwa, yang hal ini merupakan tujuan disyariatkan puasa Ramadhan”, papar Alfin.
Usai pemaparan materi keagamaan, pengajian dilanjutkan dengan pemaparan materi bahasa Inggris yang pada kesempatan kali ini disampaikan oleh Ahmad Aziz, selaku Kepala Koordinator Kajiandan Dakwah KMNU Malaysia. Inisiatif bahan materi ini merupakan bagian dari tujuan mulia diadakannya kegiatan rutinan ini, yaitu pengabdian untuk memberi manfaat pada sesama. Tidak hanya itu, antusias dan keinginan ibu-ibu pun menambah semangat kawan-kawan aktivis KMNU Malaysia untuk mewujudkan program ini.
Ahmad Aziz, selaku pemateri kedua mengungkapkan bahwa materi bahasa Inggris ini sangat bermanfaat juga untuk ibu-ibu pelajari, karena dalam kehidupan sehari-hari ibu-ibu tak luput dari interaksi dengan orang asing khususnya dalam hal percakapan bahasa Inggris, apalagi tempat pekerjaan ibu-ibu di kampus Islam International, penguasaan bahasa asing sangatlah diperlukan.
Di tengah-tengah pengajaran materi ini, canda dan tawa sering kali terlepas dari para hadirin. Terkesan aneh dan kaku dalam benak ibu-ibu sesaat setelah memperhatikan kemudian mempraktikkan apa yang diucapkan oleh pemateri. Namun hal ini tidak sama sekali menyusutkan tekad ibu-ibu, justru hal ini membuat suasana menjadi meriah dan menambah spirit keingintahuan yang tinggi.
“Wah, jadi teringat nih waktu saya sekolahdulu, macam inilah saya sekolah bawa pulpen dan buku lalu disuruh membaca di hadapan Pak Guru”, ungkap salah seorang ibu yang terlihat sangat asyik mengikuti materi.
Tidak menghiraukan keadaan, keterbatasan dan faktor usia, terlihat ibu-ibu sangat bersemangat dan antusias mengikuti pelajaran hingga di penghujung rutinan yang berakhir tepat pukul 13.00. (Ali-Rofik, KMNU Malaysia)