Adakah Korupsi di Zaman Rasulullah?

0
750

Sejarah mencatat, setidaknya telah terjadi empat kali kasus korupsi pada zaman Nabi SAW, yaitu pertama, kasus ghulul atau penggelapan yang dituduhkan oleh sebagian pasukan perang Uhud terhadap Nabi SAW. Kedua, kasus budak bernama Midā€™am atau Kirkirah yang menggelapkan mantel. Ketiga, kasus seseorang yang menggelapkan perhiasan seharga 2 dirham. Keempat, kasus hadiah (gratifikasi) bagi petugas pemungut zakat di kampung Bani Sulaim, bernama Ibn al-Lutbiyyah. Ingin tahu kisahnya? Mari kita baca khutbah ini ^_^

Khutbah I

Ų§Ł„Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų¹ŁŽŁˆŁ’Ł†Ł‹Ų§ Ł„Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ† Ų¹Ł„Ł‰ Ų£Ł…ŁˆŲ±Ł ŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŁ‡ ŁˆŁŽŲÆŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§Ł‡ŲŒ Ų³ŲØŲ­Ų§Ł†Ł‡ Ł…Ł† Ų„Ł„Ł‡ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ų·ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŁ’Ų± ŁƒŲ±ŁŽŁ…Ł‹Ų§ Ł…Ł†Ł‡ ŁˆŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŁŽŲ±ŁŽŲ¶ŁŽ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁƒŲ§Ų© Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŁ‡Ł Ų§ŲØŁ’ŲŖŁŁ„ŁŽŲ§Ų”Ł‹ ŁˆŲ§Ł…Ł’ŲŖŁŲ­ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ·Ł’ŁŁ‹Ų§ ŲØŁŲ§Ł„Ł…ŁŲ¤Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł† ŁˆŲ§Ł…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ŲŒ Ų£Ų­Ł’Ł…ŁŽŲÆŁŁ‡ Ų³ŲØŲ­Ų§Ł†Ł‡ Ų¹Ł„Ł‰ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų“ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ©ŁŽ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŒ Ł…Ł‘ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†Ł Ł†ŁŽŲÆŁŁŠŁ‘Ł‹Ų§. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŲµŁŁŁ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁƒŁŽŲ§Ų±ŁŁ…Ł ŁƒŁŲØŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲµŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŁŁŽŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŲµŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„Ų§Ł‹ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł‹Ų§ŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¢Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁŠŁŲ­Ł’Ų³ŁŁ†ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁŁ’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁˆŁ’Ų§ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦Ł‹Ų§ ŁŁŽŲ±ŁŁŠŁ‘Ł‹Ų§ŲŒ Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų±ŁŽŲ­ŁŁ…ŁŽŁƒŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’Ł†ŁŁŠŁ’ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‰Ł’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ.
Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ : ŲØŁŲ³Ł’Ł…Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ų§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ

Jamaā€™ah shalat jumā€™at rahimakumullah,

Mengenai kasus pertama, ghulul atau penggelapan yang dituduhkan oleh sebagian pasukan perang Uhud terhadap Nabi SAW, Allah berfirman di dalam surat Ali Imran ayat 161:

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŁ†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŗŁŁ„ŁŽŁ‘ Ūš ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŗŁ’Ł„ŁŁ„Ł’ ŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŲŗŁŽŁ„ŁŽŁ‘ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł Ūš Ų«ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲŖŁŁˆŁŽŁŁŽŁ‘Ł‰Ł° ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³Ł Ł…ŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ³ŁŽŲØŁŽŲŖŁ’ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲøŁ’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ

Menurut ulama ahli tafsir dan ahli sejarah, ayat ini turun berkaitan dengan kasus yang terjadi saat perang Uhud tahun ke-2 Hijriah. Kala itu pasukan kaum muslimin menderita kekalahan sangat tragis, para pasukan panah berbondong-bondong turun dari bukit Uhud untuk ikut berebut harta rampasan perang. Padahal Rasulullah SAW sejak semula sudah berpesan jangan sekali-kali meninggalkan bukit Uhud. Apa pun yang terjadi Ų³ŁˆŲ§Ų” Ł…Ł†Ų§ Ų£Ł… Ų¹Ł„ŁŠŁ†Ų§, kata beliau, menang atau kalah, jangan sekali-kali meninggalkan posisi bukit Uhud agar kita bisa melindungi atau membentengi bala tentara yang berada di bagian bawah bukit, termasuk Nabi SAW sendiri yang kala itu menjadi panglima perang.

Namun mereka melanggar perintah Nabi SAW, bahkan mencurigai Nabi SAW akan menggelapkan harta rampasan perang yang tampak sangat banyak oleh mereka. Pada saat Rasulullah SAW mengetahui pasukan pemanah turun dari bukit Uhud, beliau bersabda:

ŲøŁŽŁ†ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲŗŁŁ„Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ł†ŁŁ‚Ł’Ų³ŁŁ…Ł Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ” ŁŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’Ų²ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł‡ŁŽŲ°ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ų¢ŁŠŁŽŲ©

ā€œKalian pasti mengira bahwa kami akan melakukan ghulul, korupsi terhadap ghanimah (harta rampasan perang) dan tidak akan membagikannya kepada kalian!ā€ Pada saat itulah turun Surat Ali Imran ayat 161.

Jamaā€™ah shalat jumā€™at rahimakumullah,

Kasus korupsi kedua, menimpa seorang budak bernama Midā€™am atau Kirkirah. Dia seorang budak yang dihadiahkan untuk Nabi SAW. Kemudian, Nabi SAW mengutusnya untuk membawakan sejumlah harta ghanĆ®mah atau hasil rampasan perang. Dalam sebuah perjalanan, tepatnya di wĆ¢dil qurĆ¢, tiba-tiba Midā€™am atau Kirkirah, seorang budak itu terkena bidikan nyasar, salah tembak, sebuah anak panah menusuk lehernya sehingga dia tewas. Para sahabat Nabi kaget. Mereka serentak mendoakan sang budak semoga masuk surga. Di luar dugaan, Rasulullah SAW tiba-tiba bersabda bahwa dia tidak akan masuk surga.

ŁƒŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŁŠŁŽŲÆŁŁ‡Ł ŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁ…Ł’Ł„ŁŽŲ©ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲŖŁŁŠ Ų£ŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’ŲØŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲŗŁŽŲ§Ł†ŁŁ…Ł Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŲµŁŲØŁ’Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ų³ŁŁ…Ł Ł„ŁŽŲŖŁŽŲ“Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁ„Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ł†ŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ ŁŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ų³ŁŽŁ…ŁŲ¹ŁŽ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł ŲŒ Ų¬ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŒ ŲØŁŲ“ŁŲ±ŁŽŲ§ŁƒŁ ŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŲØŁŲ“ŁŲ±ŁŽŲ§ŁƒŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ : Ų“ŁŲ±ŁŽŲ§ŁƒŁŒ Ł…ŁŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲ§Ų±Ł ŲŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų“ŁŲ±ŁŽŲ§ŁƒŁŽŲ§Ł†Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲ§Ų±Ł

ā€œTidak demi Allah, yang diriku berada di tanganNya, sesungguhnya mantel yang diambilnya pada waktu penaklukan Khaibar dari rampasan perang yang belum dibagi akan menyulut api neraka yang akan membakarnya. Ketika orang-orang mendengar pernyataan Rasulullah itu ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW membawa seutas tali sepatu atau dua utas tali sepatu. Ketika itu, Nabi SAW mengatakan: seutas tali sepatu sekalipun akan menjadi api neraka.ā€ (HR. Abu Dawud).

Pelajaran yang bisa diambil, korupsi sebuah mantel (Ų“ŁŽŁ…Ł’Ł„ŁŽŲ©) dan seutas tali sepatu (Ų“ŁŲ±ŁŽŲ§ŁƒŁŒ) saja, sabda Nabi SAW, pasti akan masuk neraka. Jelaslah, korupsi yang terjadi pada hari ini, dengan modus dan jumlah yang sangat besar, dan dampak yang sangat luas, sistemik, dan terstruktur, akan mendapatkan balasan yang lebih pedih lagi.

Jamaā€™ah shalat jumā€™at rahimakumullah,

Kasus korupsi ketiga adalah kasus seorang yang menggelapkan perhiasan seharga 2 dirham. Hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat Abu Dawud:

Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŲŖŁŁˆŁŁŁ‘ŁŁŠŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’ŲØŁŽŲ±ŁŽ ŁŁŽŲ°ŁŁƒŁŲ±ŁŽ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ł„ŁŁ„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŽŲŖŁŽŲŗŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŲ¬ŁŁˆŁ‡Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŗŁŽŁ„Ł‘ŁŽ ŁŁŁŠ Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁŁŽŲŖŁ‘ŁŽŲ“Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲŖŁŽŲ§Ų¹ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲÆŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ±ŁŽŲ²Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ±ŁŽŲ²Ł ŁŠŁŽŁ‡ŁŁˆŲÆŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ³ŁŽŲ§ŁˆŁŁŠ ŲÆŁŲ±Ł’Ł‡ŁŽŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł

Ada seorang sahabat Nabi yang meninggal dunia pada waktu terjadi peristiwa penaklukan Khaibar. Hal ini dibicarakan oleh mereka hingga sampai didengar Rasulullah SAW. Beliau bersabda: ā€œShalatkanlah saudara kalian ini.ā€ Pada saat itu raut muka orang-orang berubah (karena keheranan dengan perintah Nabi ini). Rasulullah SAW mengatakan, ā€œSungguh saudara kalian ini menggelapkan harta rampasan perang di jalan Allah.ā€ Ketika itu, kami langsung memeriksa harta bawaannya dan ternyata kami menemukan kharazan (perhiasan/manik-manik atau permata orang Yahudi yang harganya tidak mencapai dua dirham (HR. Abu Dawud).

Perintah Nabi SAW ā€œŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŁƒŁŁ…Ł’ā€ (shalatkanlah saudara kalian ini) memberikan isyarat bahwa Nabi SAW tidak berkenan menyalati jenazah seorang koruptor. Imam al-Nawawi mengatakan :

ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŁŁŲ³Ł‘ŁŽŲ§Ł‚Ł Ų²ŁŽŲ¬Ł’Ų±Ł‹Ų§ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’

ā€œā€¦ dan orang baik seyogyanya tidak perlu ikut menyalati orang yang fasik agar menjadi pelajaran dan mencegah bagi yang lain agar tidak meniru menjadi fasik.ā€

Jamaā€™ah shalat jumā€™at rahimakumullah,

Kasus berikutnya adalah korupsi Abdullah bin al-Lutbiyyah (atau Ibn al-Atbiyyah), petugas pemungut zakat di Bani Sulaim. Kasus ini terjadi pada tahun 9 H. Sebagai petugas pemungut zakat, dia menjalankan tugasnya di Bani Sulaim. Sekembalinya dari bertugas, Ibn al-Lutbiyyah melaporkan hasil penarikan zakat yang diperolehnya dan beberapa yang dia anggap sebagai hadiah untuknya (sebagai petugas). Ibnu al-Lutbiyyah berkata kepada Rasulullah SAW, ā€œIni adalah hasil pungutan zakat untukmu (Rasulullah/Negara); dan yang ini hadiah untuk saya.ā€ Mendengar laporan ini, Rasulullah SAW menolak hadiah yang diperoleh saat seseorang menjadi petugas. Rasulullah SAW bersabda, ā€œJika kamu duduk saja di rumah bapak dan ibumu, apakah hadiah itu akan datang sendiri untuk kamu?ā€ Kemudian, Rasulullah SAW langsung naik mimbar berpidato di hadapan orang banyak untuk memberitahukan ke publik tentang peristiwa ini.

Hadits tentang kasus Ibn al-Lutbiyyah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan al-Bukhari dengan redaksi Imam Muslim sebagai berikut :

Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲØŁŁŠ Ų­ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’ŲÆŁ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŲÆŁŁŠŁ‘Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ Ų±ŁŽŲ¬ŁŁ„Ł‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ²Ł’ŲÆŁ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲµŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁ ŲØŁŽŁ†ŁŁŠ Ų³ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł…Ł ŁŠŁŲÆŁ’Ų¹ŁŽŁ‰ Ų§ŲØŁ’Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŲŖŁ’ŲØŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł ŁŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų­ŁŽŲ§Ų³ŁŽŲØŁŽŁ‡Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŽŁ‡ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŁ„ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽ ŁŁŁŠ ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŁ…Ł‘ŁŁƒŁŽ Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ ŲŖŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁŠŁŽŁƒŁŽ Ł‡ŁŽŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ†Ł’ ŁƒŁŁ†Ł’ŲŖŁŽ ŲµŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚Ł‹Ų§ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų®ŁŽŲ·ŁŽŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ­ŁŽŁ…ŁŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ«Ł’Ł†ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŁŠ Ų£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŁ„Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁ„ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„Ł Ł…ŁŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§Ł†ŁŁŠ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁŁŽŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁŠ ŁŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁˆŁ„Ł Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŒ Ų£ŁŁ‡Ł’ŲÆŁŁŠŁŽŲŖŁ’ Ł„ŁŁŠ Ų£ŁŽŁŁŽŁ„ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŁ„ŁŽŲ³ŁŽ ŁŁŁŠ ŲØŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ų£ŁŽŲØŁŁŠŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŁ…Ł‘ŁŁ‡Ł Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ ŲŖŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁŠŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŽŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŲµŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ų®ŁŲ°Ł Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŒ Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų¦Ł‹Ų§ ŲØŁŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ‚ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŁ„ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł ŁŁŽŁ„ŁŽŲ£ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŁŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŁ‚ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŁ„Ł ŲØŁŽŲ¹ŁŁŠŲ±Ł‹Ų§ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų±ŁŲŗŁŽŲ§Ų”ŁŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŲØŁŽŁ‚ŁŽŲ±ŁŽŲ©Ł‹ Ł„ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ų®ŁŁˆŁŽŲ§Ų±ŁŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų“ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŲŖŁŽŁŠŁ’Ų¹ŁŽŲ±Ł

Dari Abi Humaid as-Saā€™idi ra (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah SAW mengangkat seorang lelaki dari suku al-Azd bernama Ibn al-Lutbiyyah untuk menjadi pejabat pemungut zakat di Bani Sulaim. Ketika ia datang (menghadap Nabi SAW untuk melaporkan hasil pemungutan zakat) beliau memeriksanya. Ia berkata: ā€œIni harta zakatmu (Nabi/Negara), dan yang ini adalah hadiah (yang diberikan kepadaku).ā€ Lalu Rasulullah SAW bersabda, ā€œjika engkau memang benar, maka apakah kalau engkau duduk di rumah ayahmu atau di rumah ibumu hadiah itu datang kepadamu?ā€ Kemudian Nabi SAW berpidato mengucapkan tahmid dan memuji Allah, lalu berkata: ā€œSelanjutnya saya mengangkat seseorang di antaramu untuk melakukan tugas yang menjadi bagian dari apa yang telah dibebankan Allah kepadaku. Lalu, orang tersebut datang dan berkata: ā€œini hartamu (Rasulullah /Negara) dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku.ā€ Jika ia memang benar, maka apakah kalau ia duduk saja di rumah ayah dan ibunya hadiah itu juga datang kepadanya? Demi Allah begitu seseorang mengambil sesuatu dari hadiah tanpa hak, maka nanti di hari kiamat ia akan menemui Allah dengan membawa hadiah (yang diambilnya itu), lalu saya akan mengenali seseorang dari kamu ketika menemui Allah itu ia memikul di atas pundaknya unta (yang dulu diambilnya) melengkik atau sapi melenguh atau kambing mengembikā€¦ (HR. al-Bukhari dan Muslim dan teks dari Muslim).

Tindakan Nabi berpidato di hadapan publik membicarakan ketidakbenaran yang dilakukan oleh bawahannya ini dapat dikatakan bahwa Nabi SAW mempublikasikan tindakan koruptor di media massa atau tempat umum agar menjadi pembelajaran bagi publik, dan agar seorang koruptor dan keluarganya malu dan jera dari tindakan korupsinya.

Tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini masuk dalam kategori jarimah taā€™zir. Walaupun hanya masuk ke dalam jenis jarimah taā€™zir, namun bahaya dan dampak negatifnya bisa lebih besar daripada mencuri dan merampok. Dengan demikian, bentuk hukuman taā€™zirnya dapat berupa pidana pemecatan, pidana penjara, pidana penjara seumur hidup, dan bahkan bisa berupa pidana mati. Untuk menindak pelaku korupsi, bisa juga diambil dari jarimah hirĆ¢bah. Tindak pidana ini disebutkan dalam QS. Al-MĆ¢idah ayat 33 dengan sanksi hukuman mati, disalib, dipotong tangan dan kaki secara silang atau diasingkan, sebagai berikut:

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŲ²ŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁŠŁŲ­ŁŽŲ§Ų±ŁŲØŁŁˆŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ³Ł’Ų¹ŁŽŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł ŁŁŽŲ³ŁŽŲ§ŲÆŁ‹Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŁ‚ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ„ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲØŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ·Ł‘ŁŽŲ¹ŁŽ Ų£ŁŽŁŠŁ’ŲÆŁŁŠŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ±Ł’Ų¬ŁŁ„ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†Ł’ Ų®ŁŁ„ŁŽŲ§ŁŁ Ų£ŁŽŁˆŁ’ ŁŠŁŁ†Ł’ŁŁŽŁˆŁ’Ų§ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ų°ŁŽŁ°Ł„ŁŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų®ŁŲ²Ł’ŁŠŁŒ ŁŁŁŠ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ū– ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŒ Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ…ŁŒ

ā€œSesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.ā€

Jamaah shalat jumā€™at rahimakumullah,

Demikianlah, praktik korupsi sudah ada sejak lama dan menjadi perbuatan yang sangat dibenci dan dikecam, termasuk oleh Rasulullah. Nabi bersikap sangat tegas kepada para “pejabat” bawahannya agar dalam bertugas selalu adil, jujur, dan amanah. Tidak boleh “aji mumpung”, mumpung sedang menjabat, mumpung sedang memiliki kewenangan, mumpung sedang diberi kepercayaan, lalu mengorupsi harta milik publik. Korupsi bisa berakar dari ketidakjujuran dan rendahnya sikap empati terhadap orang lain. Karena itu, sekecil apap pun dua sifat tercela ini mesti kita musnahkan dari diri.

ŲØŲ§ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁƒŁ…Ł’ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„Ų¢ŁŠŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł.Ā  Ų„Ł†Ł‘Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¬ŁŽŁˆŁ‘Ų§ŲÆŁŒ ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁŒ ŲØŁŽŲ±Ł‘ŁŒ Ų±ŁŽŲ¤ŁŁˆŁ’ŁŁŒ Ų±ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…ŁŒ

Khutbah II

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŁŁŁŠŁ’Ł‚ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŁ…Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų„Ł„Ł‰ŁŽ Ų±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ ŁƒŁŲ«ŁŠŁ’Ų±Ł‹Ų§

Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŲ§ŁŽ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‡ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŲØŁŽŲÆŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł ŲØŁŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ«ŁŽŁ€Ł†ŁŽŁ‰ ŲØŁŁ…ŁŽŁ„Ų¢ Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŲØŁŁ‚ŁŲÆŁ’Ų³ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹Ų§ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁ‰ ŁŠŲ¢ Ų§ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų¢Ł„Ł Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†Ų§ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁŠŲ¢Ų¦ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ³ŁŁ„ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¢Ų¦ŁŁƒŁŽŲ©Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŁ„ŁŽŁŁŽŲ§Ų”Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų£ŁŽŲØŁŁ‰ ŲØŁŽŁƒŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŁ…ŁŽŲ± ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ«Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł† ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŁ‰ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ‚ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲ­ŁŽŲ§ŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ¢Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹ŁŲ²Ł‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŲ±Ł’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁƒŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŁˆŁŽŲ­Ł‘ŁŲÆŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲµŁŲ±Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł†ŁŽŲµŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų®Ł’Ų°ŁŁ„Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŲ°ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ ŲÆŁŽŁ…Ł‘ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŲ§Ų”ŁŽŲ§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„Ł ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų¢Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ ŁŁŁ‰ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŁŽŁ†Ł’ŁŁŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł’ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ†ŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų®ŁŽŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł ! Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ¢Ų”Ł Ų°ŁŁŠ Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

Alif Budi Luhur/ Mayoritas materi khutbahĀ  ini dikutip dari buku Jihad NU Melawan Korupsi yang diterbitkan Lakpesdam PBNU (2016)/ NU Online

Tinggalkan Balasan