Antologi Cerpen Motivasi “Menembus Dinding Istana”

0
1553

Bismillah Ala Barokatillah…!!!
Buku Antologi puisi dan Cerpen Motivasi ini kami tulis atas dasar insfirasi yang mulia guru kami, KHR. As’ad Syamsul Arifin yang beberapa waktu lalu mendapat gelar pahlawan dari presiden Jokowi. Gelar itu tidak instan apalagi hanya didapat dari ambisi para santrinya.

Galar pahlawan itu didapat karena semangat perjuangan beliau dalam mengusir penjajah dan ikut meletakkan ideologi Pancasila sebagai dasar negara yang bisa menaungi semua rakyat Indonesia. Beliau tidak dibesarkan dalam keluarga militer apalagi menempa pendidikan militer. Keberanian dan semangat beliau memberi andil besar dalam kemerdekaan Republik Indonesia. Pendidikannya justru hanya didapat dari beberapa pendidikan pesantren baik di dalam negeri ataupun di tanah suci Makkah. Namun mampu membentuk karakter serta jiwa nasionalismebeliau hingga mengorbankan jiwa raganya kepada negeri ini.

Motivasi itulah yang kami coba eksplor untuk mematahkan miensed yang seringkali memunculkan stikma kurang baik tentang dunia pesantren. Dikalangan sebagian masyarakat, pesantren dianggap pendidikan non formal yang tidak begitu menarik dalam kehidupan modern masa kini. Santri-santri yang mengenyam pendidikan di pesantren dianggap kaum tradisionalis yang sulit berkembang apalagi berkompetisi dengan orang yang mengenyam pendidikan formal luar pesantren dengan fasilitas modern.

Penulis juga ingin lebih jauh memperkenalkan pola pendidikan pesantren yang sejatinya lebih mengajarkan tata krama dan kepribadian luhur seperti kemandirian, kesabaran, tawaddhu’ dan istiqomah. Hal inilah yang tidak banyak diajarkan pendidikan selain pesatren karena memang orientasinya tidak lebih pada usaha kecerdasan kognitif belaka.

Pesantren adalah benteng terakhir ajaran islam ahlusunnah wal jamaah dari merebaknya badai wahabisme,ekstrimisme, syiah, dan sejenisnya. Keutuhan serta kebhinnikaan NKRI semakin terusik dengan menjamurnya paham-paham garis keras yang berafiliasi dengan kekuasaan asing pemilik modal. Masyarakat pribumi tersingkirkan akibat di “nina bobokkan” berupa penanaman modal dan kapitalisasi berbagai sektor.

Semoga dengan terbitnya buku ini menginsfirasi kita semua agar selalu menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa melalui pendidikan berupa pesantren.

Tinggalkan Balasan