Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat (قربان). Jadi Qurban adalah kedekatan diri yang Agung kepada Allah. Apa yang yang dilakukan ini merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah, pendekatan yang sungguh besar dan Agung.
Allah SWT telah mensyariatkan kurban dalam suarat Al-Kautsar: 1-3
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ (١)فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ (٢)اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ (٣)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Al-Kautsar: 1- 3).
Adapun maksud berkorban dalam ayat di atas adalah menyembelih hewan qurban dan mensyukuri nimat Allah.
Prof. Dr. H. Quraish Shihab memberikan penjelasan bahwa, Kisah Qurban ini pertama kali pada zaman nabi Adam yaitu kedua anak Nabi Adam Qobil dan Habil masing-masing mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan untuk mendekatkan diri kepadaNya, yang satu mempersembahkan sesuatu dengan tulus maka diterima oleh Allah, sedangkan yang satunya berat dan tidak tulus sehingga tidak diterima oleh Allah SWT,
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ (٢٧)
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): Aku pasti membunuhmu!. Berkata Habil: Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.
Menurutnya syarat Qurban yang diterima oleh Allah adalah ketulusan, hal ini ditegaskan dalam Al quran surat Al Haj ayat 37:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ (٣٧)
Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Laduni)