“Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepadanya?”, itulah salah bait dari lagu Crisye feat. Ahmad Dani. Dengan musik yang tidak tergolong islami atau tidak masuk pada album religi, tapi jika diperhatikan, bait tersebut memiliki yang arti yang sangat mendalam dalam konteks hubungan manusia dengan Tuhannya.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan oleh Allah melalui salah satu firmannya yang terkumpul dalam al-Qur’an. Sayangnya, tujuan hidup dari manusia ini masih belum dicermati dan dilakukan secara sempurna.
Sebagai bukti dari hal itu ialah masih adanya iming-iming hadiah bagi yang melaksanakan ibadah atau ancaman bagi yang meninggalkannya. Kita bisa mengetahui dengan jelas bagaimana Allah menjanjikan indahnya surga bagi hamba-Nya yang selalu beribadah kepadanya. Allah juga memberikan ancaman dengan dimasukkan ke neraka pada hamba yang tidak mengindahkan aturan-Nya. Dan Allah selalu konsis dengan janji-janji dan ancamannya.
Dari adanya janji dan ancaman itulah akhirnya keinginan orang untuk beribadah banyak yang mengharapkan surga dan takut siksa neraka. Bukan beribadah semata-mata karena Allah. Padahal seharusnya, untuk beribadah kepada Allah tidak perlu dimotivasi dengan pahala dan siksa, sebab tujuan utama dari hidup hanyalah ibadah. Sehingga selama hidup murni mempersembahkan diri ini kepada Allah. Sebagaimana sufi besar Rabi’ah al-Adawiyah yang ibadahnya bukan karena ada iming-iming surga atau ancaman neraka, tapi memang murni untuk mempersembahkan diri pada Allah. Mengenai apa yang akan diberikan kepadanya, diserahkan seluruhnya kepada Allah.
Dengan adanya pahala dan dosa ini, janji dan ancaman, atau surga dan neraka, menunjukkan manusia (secara umum) masih belum bisa memahi tujuan hidupnya. Belum tertanam dalam dirinya bahwa hanya kepada-Nya dia harus mengabdi, tanpa perlu memikirkan apa yang akan diberi ketika melaksanakan perintahnya atau apa yang akan diberi ketika meninggalkan aturan-Nya.
Karena Allah menganggap manusia belum bisa memahami tugasnya itulah, Allah memberikan balasan surga atau neraka pada hamba-Nya. Maka dari itu, keikhlasan itu hampir tidak ada. Kalau pun toh ada 1 banding seratus ribu atau bahkan lebih. Atau mungkin ini hanyalah permulaan dari adanya totalitas penyembahan pada Allah. Dalam arti, memang pada awalnya, manusia menyembah Allah karena ingin surga plus takut neraka, tapi pada akhirnya alasan surga dan neraka itu sudah tidak ada. Yang ada, mereka menyembah pada Allah karena cinta pada Allah, tanpa mengharap balasan apapun.
Menurut anda bagaimana?
Sumber gambar: ummu-anas.blogspot.com