Qailulah atau Afternoon Nap Sebagai Pola Hidup Sehat

0
1011

Dalam diri manusia terdapat putaran biologi tertentu yang disebut dengan Circadian Rhythm, tenaga putaran tersebut menurun pada waktu malam hari dan tengah hari, untuk memulihkannya, harus istirahat sejenak (tidur). Istirahat sejenak pada waktu siang hari, inilah yang akan menjadi bahasan kita pada kali ini.

Istirahat sejenak waktu siang hari dalam pandangan Islam dikenal dengan istilah qailulah. Sedangkan di dunia  Barat-Modern dikenal dengan istilah afternoon nap, quick-nap (inggris) dan siesta (Latin). Menurut sudut pandang Barat-Modern quick-nap merupakan kebiasaan yang sangat penting, sebab hal tersebut dapat menunjang kesehatan, kesegaran, dan produktifitas.

Sesuai dengan para pakar yang telah melakukan kajian (penelitian) tentang quick-nap (qailulah) tersebut, diantaranya:

  1. Dr. James Maas, seorang pakar tidur dari Cornell University merumuskan: Qailulah dapat mengembalikan tenaga dan menjaga kesehatan.
  2. Donald Greely berpendapat: Qailulah sangat bermanfaat selama tidak melebihi 1 jam.
  3. David Dinges, dari University of Pennsylvania School of Medicine: Qailulah dapat meningkatkan kewaspadaan, ingatan atau memori, kemampuan motorik, pengambilan keputusan dan semangat, dan juga dapat menurunkan kemungkinan sakit jantung dan stress sebesar 30%.
  4. Jim Horne, direktur Sleep Research Centre di Loughborough University di Inggris: Qailulah dapat menyingkirkan kantuk di siang hari tanpa mengganggu tidur pada malam hari”.
  5. Dr. Roger Rosa, ilmuwan senior dari the National Institute for Occupational Safety and Health: Qoilulah dapat memberikan ketenangan”.
  6. David F. Dinger dan Roger J. Broughton dalam bukunya yang berjudul ‘sleep and alertness: chronologicalbehavioral and medical aspect of napping’ : Mereka yang secara rutin tidur 30 menit pada waktu siang hari mempunyai resiko mengidap penyakit jantung 30% lebih rendah jika dibandingkan yang tidak mempunyai kebiasaan tersebut.
  7. Dr. Dimiteryus Tricobolous, seorang penanggungjawab Studi dan Analisa di dua Fakultas Kedokteran, di Universitas Harvard dan Athena mengatakan bahwa: Qailulah sangat bermanfaat bagi hati manusia. Karena hal itu dapat mengurangi kepenatan dan ketegangan kerja di mana saat itulah klimak keletihan menjalankan pekerjaan.
  8. Dr. Iskalanty, peneliti dari Spanyol mengatakan: Sesungguhnya qailulah menguatkan memori dan kemampuan konsentrasi serta membuka peluang berputarnya kerja otak dengan lebih rileks”. Para Pakar lain yang bergabung dalam Yayasan Tidur Nasional Amerika menegaskan bahwa “waktu-waktu qailulah yang ringan di siang hari selama setengah jam ini dapat menghapuskan pengaruh keletihan, mengembalikan kenyamanan, dinamisasi, dan semangat bagi otak dan tubuh bagaimanapun bentuk kesibukan yang dimilikinya”.

Selain dari para pakar Barat di atas, terdapat juga beberapa pakar dari timur tengah yang meneliti tentang qailulah, antara lain:

  1. Dr. Fathi Afifi, Pakar Ilmu Jiwa, dosen Universitas al-Azhar menjelaskan: Tujuan utama dari qailulah adalah mengatasi dampak-dampak eksternal yang membahayakan manusia. Aktivitas qailulah membantu relaksasi sel-sel otak dan otot-otot dari ketegangan yang biasa terjadi. Tidak penting lamanya waktu tidur dengan kadar kenyenyakan bagi relaksasi. Dan apabila tidur siang ini disertai mimpi, maka bisa saja manfaatnya akan besar. Karena mimpi adalah tanda kesegaran tubuh dengan syarat kenyenyakan itu sampai ke alam bawah sadar.
  2. Dr. Amru Ammar, seorang Pakar otak dan otot menerangkan: Gerakan listrik pada otak sudah bekerja dan aktif dengan pekerjaan sejak awal siang. Oleh karena itu, seseorang harus melakukan qailulah meski hanya beberapa menit agar ia bisa menjaga stabilisasi konsentrasinya dan melanjutkan pekerjaannya sampai malam secara cukup”.
  3. Dr. Yusri Abdul Muhsin, dosen dokter jiwa Universitas Cairo menegaskan: Qailulah dapat membantu manusia memulihkan energi kejiwaan dan psikologisnya serta mewujudkan kondisi relaksasi yang sempurna bagi otak dan semua otot-otot tubuh dan organ gerak tubuh. Oleh karena itu, seseorang menjadi semakin kuat, aktif dan teladan dalam bekerja dan kontribusi”.
  4. Hujjatul Islam, Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menerangkan: Hendaklah seseorang tidak meninggalkan tidur sekejap pada siang hari karena ia membantu ibadah pada malam hari. Sebaik-baiknya hendaklah seseorang itu bangun dari tidurnya sebelum tergelincir matahari untuk menunaikan sholat zuhur.”

Berdasarkan penelitian, satu menit qoilulah kualitasnya sama dengan 45 menit tidur diwaktu malam hari. Jadi, cukup sekedar 10-60 menit qoilulah saja, jangan sampai lebih, sebab akan menimbulkan rasa capek dan malas. Bahkan membuatnya uring-uringan pada malam harinya. Kalau ini terjadi, jelas tidurnya itu berakibat negatif pada tubuhnya. Yaitu hilangnya keseimbangan alami pada tubuh antara waktu siang dan waktu malam.

Istilah qailulah dalam Islam telah dikenal jauh sebelum Barat-Modern mengenalnya dan menelitinya, sekitar 14 abad yang silam baginda Rasulullah saw. telah mempraktikkannya dan memerintahkan kepada para sahabat beserta umatnya agar istikomah mengamalkannya.

Dalam matan (hadis) yang dikeluarkan (di-takhrij) oleh Anas, Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:

“Tidur sianglah kalian, sebab para syetan tidak tidur siang”. (ash-Shahihah, No. 1647, Shahihul Jami’, No. 4431)

Hadis tersebut menganjurkan kepada kita agar melakukan tidur siang. Tujuannya agar kita tidak menyerupai setan yang tidak tidur di siang hari. (Syarh Wiqoyah, Juz 13, Hal. 198). Setiap muslim tentunya dituntut untuk menyelisihi setan dalam segala tindak-tanduknya.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Imam Abu Hanifah istiqomah melakukan qoilulah setiap hari selama 40 tahun, sebagai barternya, beliau tidak pernah tidur di malam hari, sepanjang malam beliau beribadah kepada Allah SWT.

Qailulah merupakan barter atau kompensasi bagi orang yang hendak beribadah dimalam hari (qiyamu al-lail, tahajjud), sebagaimana makan sahur dapat membantu melaksanakan puasa disiang hari. (Faidhul Qadir, Juz 04, Hal. 694-695)

Secara umum, qoilulah dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: (1) Panjang, yaitu durasinya ± 60 menit. (2) Pertengahan, yakni antara 10-40 menit. (3) Cepat, yakni sekejap yang durasinya tidak lebih dari 10 menit. Durasi qoilulah yang paling baik adalah durasi yang kedua, yakni 10-40 menit tidak lebih.

Dalam sebuah hadis diriwayatan bahwa Abdullah bin Abbas berjalan bertemu dengan al-Fadhil (putranya) yang sedang tidur waktu dhuha, kemudian dia membangunkannya dengan kakinya seraya berkata ‘bangunlah, kamu sungguh-sungguh telah tidur pada waktu Allah swt. Membagi rezeki terhadap hambanya, apakah kamu tak mendengar perkataan orang Arab tentang hal tersebut?’ Al-Fadhil bertanya: ‘apa yang telah dikatakan orang Arab tentang waktu tersebut wahai ayahku?’ Abdullah bin Abbas menjawab: ‘mereka menduga bahwa waktu tersebut menyebabkan malas, pikun, dan menangguhkan hajat,’ kemudian Abdullah bin Abbas melanjutkan perkataannya: ‘wahai anakku! Tidur siang itu ada tiga, yaitu: Pertama, Naumu Humkin (tidur kebodohan), yaitu tidur pada waktu dhuha. Kedua, Naumatu al-Khuluq (tidur ber-akhlaq mulia) yaitu, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadis ‘Tidur sianglah kalian, sebab para syetan tidak tidur siang’, dan ketiga, Naumatu al-Khurqi, yaitu tidur setelah waktu ashar, pada waktu ini tidak satupun orang yang tidur kecuali hanya orang mabuk dan gila. (al-Mujalasah Wa Jawahiru al-‘Ilm, Juz 05, Hal. 221)

Berdasakan apa yang telah dipaparkan di atas, menegaskan bahwa qoilulah adalah bimbingan mulia yang dibawa oleh Rasulullah saw. yang mendahului berbagai penemuan ilmiah Barat-Modern di waktu semua kajian dan studi ilmiah ini sama sekali tidak tersedia. Jelaslah ini semua menjadi bukti bahwa agama Islam ini adalah agama yang haq (benar) yang datang dari sisi Allah SWT. Yang tidak akan pernah ketinggalan dengan kajian-kajian Barat-Modern. Allah SWT. Berfirman, yang artinya:

Akan tetapi Allah menjadi saksi terhadap apa yang diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya. Dan para malaikat menyaksikannya. Cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. an-Nisa: 166).

Fal Yatadabbar.

Oleh: Amirul Mukminin, Mahasantri Ma’had Aly Marhalah Ula Sukorejo Situbondo, Img: eH2s183pPO4

Tinggalkan Balasan