Sekelumit tentang Thariqot Qadiriyah Naqsyabandiyah

0
356

Thariqat bisa dikatakan sebagai  bentuk pelaksanaan syariat secara benar. Thariqat juga bisa berarti meneladani prilaku Nabi yang berupa, sunnah, dan pekerti-pekerti Nabi yang merupakan cerminan akhlaq mulia. Dalam sebuah hadistnya Nabi bersabda

والشريعة اقوالي والطريقة افعالي والحقيقة احوالي

Syariat adalah perkataanku, thariqat adalah perbuatanku, dan hakikat adalah segala tentang keberadaanku

            Munurut Syaikh Muslih Mranggen, ilmu thariqat adalah ilmu yang difungsikan oleh seorang hamba untuk mengetahui segala hal tentang nafsu dan sifat-sifat nafsu. Menurut beliau fungsinya adalah untuk mengetahui gelagat nafsu. Sepanjang seorang hamba masih mendapati sifat-sifat buruk dari nafsu yang dicela oleh syara`, maka sekuat tenaga diperangi dan dijauhi, sementara sifat-sifat yang terpuji harus cepat-cepat dijadikan pekerti.

Adapun buah ilmu thariqat menurut beliau adalah jernihnya hati dari sifat-sifat aghyar (yang berupa hal-hal selain Allah), dan terhiasinya hati dengan muraqabah, ma`rifah, dan musyahadah kepada Allah.

            Menurut beliau hukum mengamalkan thariqat bagi santri-santri yang telah dibaiat adalah wajib. Dalilnya adalah ayat al-Quran:

واوفوا بالعهد ان العهد كان مسؤلا

Tepatilah janji setiamu karena sesungguhnya janji setia itu akan dimintai pertanggungjawaban

Wajib diatas bisa berarti wajib secara syar`I atau hanya wajib li siyasah (strategi pembelajaran).

Munurut Syaikh Muslih Mranggen, peletak dasar thariqah dengan menilik asal usulnya adalah Nabi Muhammad SAW yang telah menerima baiat dari malaikat jibril. Adapun malaikat jibril mendapatkannya dari Allah SWT. Setelah dibaiat malaikat Jibril, barulah Nabi Muhammad mengajarkan thariqah kepada seluruh sahabat.

Adapun yang semula menganjurkan dan serius mengamalkan wirid ismu dzat adalah sahabat Abu Bakar. Nabi mengajarkan kepada Abu Bakar wirid dengan menyebut Allah-Allah-Allah disejumlah lathaif yang berjumlah tujuh. Dan diamalkan serta diajarkan oleh Syaikh Baha`uddin an-Naqsabandi, maka Thariqoh ini kemudian masyhur dengan sebutan Thariqah Naqsabandiyah.

Sementara sahabat Ali mengajarkan dzikir Lailahaillallah. Kemudian dipopulerkan oleh syaikh Abdul Qodir al-jailani, maka thariqoh ini kemudian masyhur dengan sebutan Thariqah Qodiriyah.

Yang saya tahu masyarakat NU mengamalkan dua thariqah ini, sehinga namanya adalah Thariqah Qodiriyah Naqsabandiyah.

Author: Ahmad Muzakki

Img:

Tinggalkan Balasan