Jangan menyalahkan jalan yang sudah dipilih, tapi pikirkan bagaimana cara memperbaiki hidup yang sudah dipilih itu. Karena hidup tidak akan menjadi lebih baik dengan hanya berdiam diri di tempat dan memikirkan apa yang telah terjadi tanpa ada kemauan serta tekad kuat untuk menghapus masa lalu yang suram.
Setiap orang pesti memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Karena sudah pasti pilihan hidup setiap orang tidak mungkin sama, meskipun ada takdir yang mirip. Seperti sama-sama ditakdirkan kaya tapi melalui jalan yang berbeda. Sama-sama ditakdirkan sukses tapi dengan jalan yang berbeda. Ada yang sama-sama digariskan menjadi orang miskin atau bangkrut namun dengan jalan yang berbeda.
Ada pepatah yang mengatakan hidup adalah sebuah pilihan. Takdir seseorang ibarat berjalan di jalan yang penuh kerikil dan tajam. Sementara diseberang sana ada jalan yang lebih halus. Dalam hal ini, ia dihadapkan pada sebuah pilihan. Apakah ia tetap berjalan di jalan yang berkerikil atau berpindah ke jalan yang lebih baik. Dari sinilah jalan hidup sekaligus masa lalu seseorang dikatakan berbeda. Ada yang baik dan ada juga yang buruk.
Terkait dengan masa lalu yang kelam, perlu diketahui bahwa ada masa lalu yang sengaja atau tidak disengaja, disadari atau tidak disadari, beralasan atau bahkan tidak beralasan sama sekali. Ada masa lalu yang dikubur begitu saja dan ada juga yang disimpan sebagai pelajaran yang wajib diingat. Apapun bentuknya, masa lalu terkadang mengahantui masa yang akan datang. Akibatnya, ia akan sulit dipercaya dan hanya segelintir orang yang mau menerimanya akibat masa lalunya yang kelam.
Sebaik-baik seseorang menyimpan masa lalunya yang kelam pasti akan tersingkap juga. Ada peribahasa yang mengatakan, sebaik-baik seseorang menyimpan bangkai pasti akan tercium juga baunya. Oleh karena itu, sebaik-baiknya hubungan adalah yang dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan. Ini lebih baik dalam menjalani suatu hubungan, karena tidak semua orang mau menerima masa lalu yang kelam. Namun, bersyukurlah atas orang-orang yang mau menerima masa lalu meskipun hitam.
Dan lebih baik lagi dan mulia jika seseorang yang masa lalunya keruh mau berusaha menjernihkannya demi masa depan yang cerah. Mereka mau berubah menjadi lebih putih dan bersih. Bukankah ini adalah sikap mulia wujud dari cinta? Jika seseorang terus menerus berjalan di tempat, artinya tidak mau berpindah mencari jalan lain yang lebih baik, niscaya ia akan terus menerus merasa khawatir. Sehingga, ia tidak pernah mau bangun, bangkit, bahkan untuk berlaripun ia masih menungu seseorang datang menjemput.
Memang, masa lalu yang kelam sulit sekali diterima. Dan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi baiknya suatu hubungan. Akan tetapi, jika hal ini terus menerus dibiarkan, artinya tidak ada kemauan dan usaha untuk berubah, Kemungkinan cintanya akan pudar atau bahkan pupus bila mana hanya mengingat masa lalu itu.
Jangan pernah sekali-kali menyalahkan jalan yang sudah dipilih, tapi pikirkan bagaimana cara memperbaiki hidup yang akan dipilih. Karena hidup tidak akan menjadi lebih baik dengan hanya berdiam diri di tempat dan memikirkan apa yang telah terjadi tanpa ada kemauan serta tekad kuat untuk menghapus masa lalu yang suram.
Lebih penting fokus pada masa yang sekarang dan yang akan datang. Kita hidup bukan di masa lalu, tetapi di masa sekarang dan untuk masa yang akan datang. Dan segala hal yang telah terjadi tidak mungkin bisa diperbaiki karena waktu selamanya tidak bisa berputar ke belakang.
Salah satu tugas cinta adalah untuk merubah masa yang akan datang menjadi lebih baik bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Bukan untuk menyalahkan masa lalu. Tidak semua orang diciptakan sempurna. Tidak semua orang hidupnya putih. Tidak ada yang suci. Tidak ada yang tanpa dosa laksana bayi yang baru terlahir. Seharusnya, cinta memaafkan masa lalu bukan mengutuk. Bukankah cinta yang sejati adalah yang bisa membimbing dan menuntun ke jalan yang lebih baik?
Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan untuk saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Mengisi kekosongan satu sama lain. Menggandeng tangan satu sama lain. Saling merangkul, saling membngunkan dan saling memotivasi.
Oleh: Halimah Ahmad, Denpasar Bali