Dunia Angka

0
865

Aku pernah bertanya-tanya, adakah hal di dunia ini yang tidak dinilai dengan angka?

Andai saja kita sadar, bahwa terlalu idealisnya penilaian bisa saja membunuh karakter-karakter baik. Misalkan saja pedagang di pasar, karena baik buruknya barang diniai dengan uang (angka), ada diantara mereka yang mungkin melakukan kebohongan publik, mengatakan barang dagangannya bagus agar dinilai tinggi padahal ada cacat di dalamnya.

Atau, ketika kita diminta untuk mengerjakan tugas kuliah, awalnya niat kita tulus bukan orientasi nilai (angka), tetapi ternyata nilai sangat mempengaruhi ā€˜nasibā€™ kita selanjutnya, entah bagaimana caranya kita merekayasa tugas agar terlihat ā€˜bernilaiā€™. Aku katakan, tidak semua orang melakukan semuanya demi angka, masih ada orang yang tetap teguh dengan prinsip, walau terkadang dunia ā€˜menilaiā€™nya rendah. Mungkin terkesan menyedihkan orang seperti itu, tapi bagiku tidak. Justru merekalah orang yang memaknai nilai yang sebenarnya.

Dunia memang terkadang menuntut kita untuk dipandang ā€˜bernilaiā€™. Tugas kuliah kita murni dinilai dengan angka, perilaku kita juga dinilai dengan angka, bahkan sifat kita saja dinilai dengan angka. aku tak menyalahkan mengapa semua diukur dengan angka, karena angka jelas, tidak abstrak, angka bisa menampilkan tetapi tidak mesti bisa menjelaskan.

Dengan tulisan ini, aku hanya ingin mengajak kita yang hidup di dunia angka, tetaplah berpegang pada prinsip, ada banyak hal yang mungkin tidak cukup hanya diukur dengan angka, ada, dan itu adalah ketulusan. Ketika di dunia ini ketulusan kita hanya dinilai 5, mungkin di langit sana ketulusan kita justru mendapat 9. Who knows? J

ā€œDan katakanlah, ā€œ Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasulā€“Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.ā€ (Q.S. At Taubah: 105)

ā€œ Bukankah Allah hakim yang paling adil?ā€ (Q.S. At Tin:8)

Author: Destiya Dwi Pangestika, Tembalang

Tinggalkan Balasan