salah satu sifat dan perilaku terpuji yang mesti di-miliki oleh orang beriman adalah mensyukuri nik-mat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita, baik nikmat yang berupa fisik kebendaan (material) maupun nikmat yang bersifat mental spiritual (ruhaniah).
Nikmat iman dan nikmat ukhuwah (persaudaraan atau per-sahabatan) adalah contoh-contoh kenikmatan ruhaniah. Sedangkan nikmat sehat, nikmat umur dan harta benda yang melimpah adalah beberapa di antara conroh-contoh nikmat material. Sebagaimana saya bacakan di pembukaan khutbah ini, Allah SWT berfirman, Artinya: Dan ingatlah tatkala Tuhannu memaklumatkan, ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS: Ibrahim: 7)
Sungguh pun pekerjaan bersyukur tampaknya hanyalah perbuatan yang mudah kita lakukan. Namun bersyukur juga memiliki konsekwensi karena bersyukur adalah berbuat. Jika kita mensyukuri umur maka kita mesti mengguna-kannya untuk beribadah kepada Allah. Dan jika kita men-syukuri harta tentu kita akan menggunakannya untuk bersedekah. Nah di sinilah kita akan mendapatkan ujian tentang rasa syukur. Ketika kita menggunakan umur kita untuk beribadah kepada Allah, maka syetan dan hawa nafsu akan senantiasa menggoda dengan membuka pintu kemaksiatan. Bila kita ingin ke masjid untuk berjamaah, maka syetan-syetan akan memperberat langkah kita dengan gan menyajikan tongkrongan dan kafe serta berbagai kenyamanan lainnya. Mereka ingin membelokkan langkah kita menjauh dari masjid.
Sedangkan jika kita ingin bersedekah, tentu syetan dan hawa nafsu juga akan selalu menggoda kita, mereka mem-bisikkan resiko-resiko yang tidak semes-tinya. Syetan-syetan akan mengatakan, “Ah buat apakah kamu bersedekah? Sedangkan masih banyak kebutuhan pribadimu yang belum terpenuhi.” Jika kita ingin mendermakan beberapa ratus ribu atau beberapa juta, maka hawa nafsu kita akan selalu mempengaruhi, “Jangan banyak-banyak deh, kalau ingin bersedekah, nanti kamu bisa jatuh mi-skin”. Padahal tahukah kita, bahwa sedekah takkan mengurangkan harta sedikitpun. Karena Allah pasti akan menggantinya dengan berlipat ganda. Rasulullah SAW pun telah bersabda:
ٍHarta tidak berkurang karena bersedekah. (HR. Muslim)
Hadits ini merupakan jaminan kea-manan dari kefakiran kita oleh Allah SWT. Kita telah mendapatkan jaminan, takkan menjadi miskin karena bersedekah. Bahkan dalam hadits lain, Rasulullah menceritakan, “Tidaklah seo-rang hamba berada di pagi hari kecuali dua Malaikat turun kepadanya, yang salah satunya berkata: Ya Allah, berilah orang yang berinfak gantinya. Dan yang lain berkata: Ya Allah, berilah orang yang kikir kerusakan.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kedua hadits ini mengindikasikan, Justru dengan bershadaqah, harta seseorang akan semakin bertambah, bara-kahnya maupun jumlah harta itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya “Dan segala yang kamu nafkahkan, tentu akan digantikan oleh Allah SWT. (QS. Al-Hasyr : 39)
Maka dari itu tidaklah perlu khawatir bahwa rasa syukur kita dan sedekah kita akan mendatangkan kesulitan bagi hidup kita. Kita tidak perlu khawatir bahwa syukur dan sedekah akan men-gurangi kenikmatan kita. Dan semoga kita selalu diberi kekuatan untuk selalu bersyukur.