Mempesonakan Media Dakwah Online

0
901

Keberadaan media online yang akrab disebut internet oleh masyarakat umum ternyata sangat dahsyat dalam merubah kehidupan masyarakat. Bahkan dikatakan dapat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia. Terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Kehidupan manusia yang tadinya dikerjakan secara manual, sekarang beralih menjadi digital. Apalagi didukung dengan perkembangan teknologi yang pesat seperti komputer, tablet, smartphone dan alat teknologi lain yang canggih. Semakin tidak ada alasan seseorang untuk tidak mengerjakan sesuatu karena kendala jarak, biaya, atau teknis secara manual. Semuanya semakin mudah dan praktis.

Berdasarkan data survei Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun meningkat. Tahun 2012 ada 65 juta pengguna, prosentasenya sekitar 24.23% dari populasi masyarakat Indonesia, menjadi 30% di tahun 2013 yaitu sekitar 82 juta pengguna. Sedangkan tahun 2015 diprediksi pengguna akan naik menjadi 50% dari populasi masyarakat, dengan prediksi tahun 2014 pengguna akan mencapai 107 juta (Kompas.com).

Data ini menunjukkan media online akan semakin diminati oleh masyarakat. Apalagi bentuk media online yang bervariasi. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, fasilitas yang ditawarkan madia online semakin banyak. Bentuknya bisa berupa website, blog, audio atau video streaming, ruang chatting, sosial media seperti facebook atau twitter, dan lain sebagainya.

Praktisi dakwah atau dai pun tertarik memanfaatkan media online untuk menyampaikan pesan agama Islam. Bahkan bukan hanya dai saja, semua orang Islam yang merasa dirinya mampu menggunakan media online juga ikut-ikutan berdakwah. Dengan dalih, berdakwah adalah suatu keharusan bahkan kewajiban semua orang Islam. Seperti dalam hadits Rasulullah, “Sampaikanlah (apa yang engkau dapat) dariku walau satu ayat sekalipun…” (HR Bukhari dan Tirmidzi).

Hal itu tidak salah, akan tetapi pikiran orang untuk selalu menginformasikan pesan Islam terkadang tidak semuanya berasal dari sumber yang akurat. Bisa dilihat banyak sekali website atau blog yang mengatasnamakan Islam akan tetapi apa yang disampaikan perlu dikaji ulang atau diteliti. Seperti dalam surat Al-Hujurat ayat 6 dijelaskan bahwa seseorang harus selalu teliti terhadap semua jenis informasi yang diperolehnya.

Oleh karena itu, dalam mengembangkan dakwah melalui internet ini tidak sembarangan dalam hal materi. Jangan sampai media yang canggih ini malah disalahgunakan. Karena internet yang dirasa efektif untuk berdakwah dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Misalnya, berdakwah dengan tulisan yang diposting melalui website, blog, atau sosial media seperti facebook atau twitter. Kemudian menjalin silaturahmi dengan komunitas virtual yang bisa dibentuk melalui sosial media, misalnya. Dari hal itu, bisa diadakan diskusi online membahas nilai-nilai ke-Islam-an baik akidah, syariah, muamalah dan lainnya.

Berdakwah dengan memanfaatkan media online bukan hanya didasari ketertarikan saja. Apalagi di era modern ini justru menjadi peluang yang sangat baik untuk memperkenalkan Islam kepenjuru dunia. Sehingga sudah seperti tuntutan. Akhirnya, muncul berbagai website dan blog baik dari organisasi masyarakat (ormas) Islam maupun komunitas yang tiba-tiba muncul untuk menyebarkan pesan Islam.

Semua kegiatan itu bisa dilakukan oleh siapa pun yang memiliki kesempatan dan kemampuan. Masalahnya tidak semua orang menguasai materi dan bisa menyampaikannya dengan baik di media online tersebut. Salah satu strategi untuk mengoptimalisasikan media dakwah di internet adalah dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Yaitu bisa dilakukan dengan pembekalan diri baik itu yang diperoleh dari usaha sendiri, misalnya mempelajari Islam lebih mendalam, mencari pengalaman tentang dunia Islam. Maupun dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh suatu lembaga untuk lebih meningkatkan kualitas diri, bukan hanya kemampuan dalam mengelola medianya tetapi materinya juga.

Contoh saja dengan menulis materi-materi ke-Islam-an yang sederhana dengan bahasa yang mudah dimengerti, seperti masalah ibadah, syariah, muamalah atau hanya sekadar doa-doa setiap hari. Penulis kira walaupun itu bahasan yang sederhana, itu yang dibutuhkan masyarakat. Karena justru bahasan-bahasan sederhana yang kadang terlupakan dan malu untuk tanya kepada orang lain. Fungsi dakwah lewat internet ini yang dibutuhkan. Jadi, semisal lupa doa makan dan malu untuk tanya bisa langsung searching di internet.

Materi yang disampaikan pun harus hati-hati dan benar-benar diteliti kebenaran sumbernya. Satu lagi, dakwah memang diartikan untuk mengajak seseorang ke jalan Islam. Namun, dakwah di era sekarang konteksnya bukan lagi mengajak dengan cara menggurui agar yang membaca mengikuti atau mungkin kalau yang non-Islam bisa masuk Islam. Tetapi bukan itu konteks dakwah sekarang. Dakwah sekarang lebih menekankan atau mempromosikan kalau Islam adalah agama rahmatan lil alamain, rahmat bagi seluruh alam. Cerita-cerita inspiratif mungkin bisa dijadikan salah satu materi yang bisa dikonsumsi siapa pun. Intinya lebih menekankan hikmah dalam tulisan-tulisan dakwah tersebut.

Akan tetapi, materi sepenting apapun yang diposting kalau tidak bisa mengoptimalisasikan posisinya diurutan internet teratas akan percuma. Ketika seseorang menuliskan kata kunci, materi dakwah yang mungkin kita tulis tidak akan muncul pertama. Sehingga diperlukan juga skill untuk mengoptimalisasikan postingan di website atau blog dakwah dengan Search Engine Optimization (SEO) yaitu teknik untuk memaksimalkan website agar lebih dikenal atau lebih mudah dibaca oleh search engine.

Selain itu, agar dakwah melalui internet bisa menarik pengguna internet harus ada variasi baru atau sesuatu yang unik dan tentunya memberi manfaat. Karena sesuatu yang monoton itu membosankan. Misal saja, di dalam website atau blog itu menampilkan wajah yang bagus dari segi templetnya. Mungkin hal ini yang terkadang kurang diperhatikan. Karena sibuk dengan materi sehingga kurang memikirkan tampilannya. Padahal menurut penulis tampilan dan desain website sangat penting.

Media dakwah online harus mempesona, dalam artian unggul dari segi materi, tampilan, desain, cara penyampaian maupun persaingan dengan sesama media online lainnya. Kunci terakhir setelah hal diatas dilakukan adalah komitmen terhadap media dakwah online tersebut. Agar selalu konsisten dalam memberikan informasi.

Oleh: Tinwarotul Fatonah

Tinggalkan Balasan