بسم الله الرحمن الرحيم
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ (1) وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَ (2) الَّذِي أَنْقَضَ ظَهْرَكَ (3) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ (4) فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (7) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ (8) [الشرح: 1 – 8[
1.Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu, 4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, 5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Ya Allah, entah berapa kali aku membaca ayat di atas. Aku pun mulai menghafalnya sejak masih berumur 9 tahun. Karena ketika itu, oleh guru ngaji diwajibkan hafal. Sampai saat ini ayat tersebut kadang aku membacanya dan kadang mendengar dari speker musollah atau masjid, atau pun imam shlalat yang kebetulan membaca surat tersebut.
Namun, ya Allah, aku hanya membaca dan mendengarnya. Sekedar tahu bacaan dan maknanya. Masih berhenti pada pemahamannya. Belum sampai menjadikannya sebagai pedoman menjalani hidup. Tidak menjadikannya sebagai motivasi untuk menerobos tantangan dan ujian dalam hidup.
Ya Allah, ketika aku tertimpa masalah yang cukup berat, yang seolah tidak ada solusi untuk menyelesaikannya, aku lupa pada ayat tersebut. Aku lebih memikirkan masalah yang aku alami, tanpa menyadari bahwa ada solusinya, sebagaimana janji-Mu dalam pernyataan ayat tersebut.
Ya Allah, memang, kadang aku ingat pada ayat tersebut ketika masalah menimpaku. Namun, aku tak meyakininya. Seolah ayat-Mu itu, bagiku, tak akan mengubah masalahku yang berat menjadi ringan, masalahku yang sulit menjadi mudah, masalahku yang sukar menjadi gampang, dan masalahku yang besar tak akan menjadi kecil. Astagfirullah…
Entah apa yang menutupi hatiku untuk membuka keyakinan pada firman-Mu. Mungkin dosa-dosaku yang melumuri hatiku menjadi hitam, yang menyelimuti hatiku lalu tertutp dari cahaya-Mu, dan membuat hatiku mati.
Ya Allah, padahal jika aku meyakini firman-Mu itu, aku tak akan pernah goyah dan putus asa ketika masalah menimpaku, meskipun masalah itu besar. Aku akan tetap menjalani hidup tanpa harus merasakan kesulitan, kesukaran, dan merasa berat selarut mungkin. Karena, ketika memang ada kesulitan, aku harus yakin bahwa akan ada kemudahan. Bahkan dan seharusnya, ketika ada kesulitan, aku harus bersyukur karena Engkau memperhatikan langkah-langkahku dan percaya padaku bahwa aku bisa menempuh jalan yang berat dan sulit.
Ya Allah, mulai saat ini, semoga aku tak hanya membaca, menghafal, dan tahu dari arti ayat tersebut, bahkan aku mampu menjadikannya sebgai pedoman dan motivasi untuk menjalani hidup lebih semnagat dan optimis, lebih-lebih ketika masalah besar menimpaku.
Ya Allah, bukankan hati untuk memahami dan mengamalkan ayat-ayat-Mu.
Ringan setelah berat
Manis setelah pahit
Terang setelah gelap
Gampang setelah sukar
Lurus setelah belok