Mewujudkan Keteguhan Diri Tatkala Tertimpa Musibah
Soal:
Saya berharap kepada Syaikh untuk menyampaikan kalimat yang terkait tentang bagaimana cara mewujudkan kekokohan diri ketika berbagai musibah melanda, sesuai dengan cahaya hidayah kenabian, dan juga bagaimana cara agar ridha (menerima sepenuh hati) akan ketentuan dan ketetapan Allah, disertai dengan dalil-dalil dalam permasalahan tersebut.
Jawab:
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta, semoga shalawat dari Allah serta salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para shohabat beliau seluruhnya.
Yang menjadi kewajiban bagi seorang muslim tatkala terjadi berbagai musibah adalah bersabar, berharap pahala, dan berdoa.
Berdasarkan firman Allah Ta’âlâ,
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raji’un’.
[Al-Baqarah: 155-156]
Dan menahan lisannya dari berkeluh kesah, dan dari meraung-raung serta kepedihan terhadap segala perkara yang telah ditentukan dan ditakdirkan.
Wajib bagi seorang muslim untuk bersabar, dan mengucapkan,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ علِي بخَيْرًا مِنْهَا
(Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah Kami kembali, Ya Allah berilah pahala padaku dari musibahku ini, dan gantilah dengan yang lebih baik).
Inilah yang dituntunkan untuk diucapkan oleh orang yang tertimpa musibah dengan musibah yang ia alami.
Sumber : Ummu Fahrian Ida