MENGGANTI KEBIASAAN..

0
554

MENGGANTI KEBIASAAN..

Kadang kita mempunyai kendala dalam menghilangkan kebiasaan yang kurang bermanfaat, rasanya sulit sekali untuk merubah kebiasaan tersebut.

Berikut cerita singkat yang dipaparkan oleh penulis kitab Mausu’ah al-Akhlaq, semoga bisa membantu mengatasi hal itu:

Ada seorang ibu yang menghubungiku, dia mengeluhkan anaknya yang sulit sekali untuk lepas dari televisi, siang malam dia habiskan untuk menonton televisi.

Maka akupun memberikan nasehat kepada ibu tersebut, “harus ada aktivitas pengganti baginya, sibukkanlah dia dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti menanam bunga, mengecat dinding, belajar komputer, membaca buku yang bermanfaat.”

Maka akupun tidak mengetahui apa yang dilakukan ibu tersebut.

Setelah 6 bulan kemudian, ibu itu menghubungiku lagi, dia mengucapkan banyak terima kasih kepadaku atas nasehat yang dulu pernah aku sampaikan, karena anaknya sekarang ternyata sudah benar-benar lepas dari televisi, dia sibuk dengan aktivitas merawat tanaman rumah, menyirami, menata, dan memperhatikan tanaman tersebut.

Maka ketika aku mengetahui hal itu, akupun berkata,

Alhamdulillah.

(Mausu’ah al-Akhlaq, hal. 98)

Dari cerita diatas, dapat diambil sebuah pelajaran bahwa untuk menghilangkan kebiasaan yang kurang bermanfaat, seseorang membutuhkan aktifitas atau kegiatan pengganti, sehingga dia bisa tersibuki dengan kegiatan baru tersebut.

Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan:

النفوس لا تترك شيئا إلا بشيئ، ولا ينبغي لأحد أن يترك خيرا إلّا إلى مثله أو إلى خير منه

“Jiwa manusia tidak bisa meninggalkan sesuatu kecuali mengganti sesuatu tersebut dengan sesuatu yang lain. Maka hendaknya seseorang tidak meninggalkan sebuah kebaikan kecuali dia berpindah kepada kebaikan lain yang semisalnya, atau kepada kebaikan lain yang lebih utama.”

(Iqtidho’ ash-Shirathal Mustaqim, hal. 409)

Maka banyak-banyaklah kita menyibukkan diri dengan aktifitas-aktifitas yang bermanfaat dan amal-amal kebaikan.

Buatlah jadwal kegiatan dari mulai bangun tidur sampai menjelang tidur, agar tidak tersisa ruang untuk perbuatan-perbuatan yang sia-sia.

Semoga bermanfaat..

Wa billahit-taufiiq..

Oleh: Ustadz Abdul Basith, Lc.

Tinggalkan Balasan