Untuk Para Jomblo

0
485

Memilih calon pasangan hidup bukanlah masalah remeh dalam Islam. Bahkan memilih pasangan hidup sangat menentukan arah perjalanan hidup seseorang di dunia sebelum di akhirat. Pasangan hidup yang tepat akan menemani seseorang menuju surga dunia dan akhirat. Begitu pula sebaliknya, pasangan yang tidak tepat akan menyeret seseorang menuju jurang neraka di dunia dan akhirat.

joshtangan

Kisah yang dialami oleh orang-orang shalih berikut ini patut kita renungi untuk menjadi pelajaran dalam hidup kita.

Imam Badruddin bin Jama’ah bercerita:

Dahulu pernah terjadi krisis ekonomi di Damaskus. Harga-harga bahan pokok melonjak tinggi sehingga banyak orang melelang kebun-kebun mereka dengan harga murah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Saat itu, istri Imam Izzuddin bin Abdissalam menyodorkan sejumlah perhiasa sambil mengatakan kepada beliau, “Sayyidi, tolong belikan dengan perhiasan ini sebuah kebun yang bisa kita gunakan untuk bersantai-santai di musim panas.”

Beliau pun keluar rumah, bukan untuk membeli kebun melainkan untuk menyedekahkan perhiasan itu. Lalu beliau kembali pulang. Istrinya bertanya, “Sudah beli kebun?”

Beliau menjawab, “Ya, saya sudah membeli sebuah kebun di surga.”

Mendengar hal itu, istrinya menjawab, “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.”

Subhanallah…

Dua sejoli yang sangat cocok dan serasi. Seorang imam besar yang dikenal dengan ilmu dan waraknya bersanding dengan seorang wanita yang lebih mencintai kehidupan akhirat yang abadi daripada kehidupan dunia yang fana.

Itulah salah satu contoh pasangan hidup yang tepat.

Anas bin Malik bercerita:

Dulu, Abu Talhah adalah penduduk kota Madinah yang paling banyak hartanya. Harta yang paling ia sukai adalah Biruha, sebuah kebun yang berhadapan dengan Masjid Nabawi. Dulu Rasulullah SAW biasa masuk kebun itu dan minum air segar di dalamnya.

Ketika ayat ini turun, “Kalian tidak akan mungkin meraih kebaikan kecuali jika kalian menginfakkan dari harta yang kalian sukai.” Abu Talhah berdiri menghadap Rasulullah SAW lalu mengatakan, “Sesungguhnya Allah menyatakan dalam kitab-Nya bahwa: Kalian tidak akan mungkin meraih kebaikan kecuali jika kalian menginfakkan dari harta yang kalian sukai, sedangkan harta yang paling saya sukai adalah Biruha. Saya sedekahkan kebun ini untuk Allah. Saya hanya mengharapkan balasan dan simpanan di sisi Allah nanti. Maka silahkan Anda lakukan apa yang Anda kehendaki, wahai Rasulullah.”

Rasulullah SAW menjawab, “Bekh.. bekh.. itulah harta yang menguntungkan.. itulah harta yang menguntungkan. Baiklah, saya sudah mendengar ucapanmu tadi dan saya minta kamu membagi-bagikan kebun itu kepada kerabat-kerabatmu.”

Lalu Abu Talhah pun membagi-bagikannya kepada kerabat-kerabatnya.

Istri Abu Talhah adalah Ummu Sulaim, sosok wanita luar biasa dalam sejarah. Suatu hari, anaknya yang masih kecil sakit dan terbaring di atas kasur. Saat itu Abu Talhah pamit mau pergi ke masjid untuk shalat Isya.

Ketika Abu Talhah sedang shalat, Ummu Sulaim bergegas membersihkan diri dan berdandan secantik mungkin bak bidadari.

Sepulang dari masjid, Abu Talhah bertanya, “Bagaimana keadaan anak kita?”

Ummu Sulaim menjawab, “Lebih tenang dari sebelumnya.”

Lalu Ummu Sulaim ‘melayani’ Abu Talhah dengan sempurna sebagaimana layaknya seorang istri terhadap suaminya.

Keesokan harinya, ketika Abu Talhah hendak berangkat ke masjid untuk shalat Shubuh, Ummu Sulaim bertanya, “Bagaimana pendapatmu seandainya ada orang yang menitipkan sesuatu kepada kita lalu ia datang untuk mengambilnya kembali?”

Tanpa pikir panjang Abu Talhah menjawab, “Tentu kita harus mengembalikan titipan itu.”

Ummu Sulaim melanjutkan, “Suamiku tercinta, Allah telah menitipkan seorang anak kepada kita. Dan tadi malam ketika kamu shalat Isya di masjid, Allah memanggil kembali anak kita. Ia telah meninggal dunia.”

Bagaikan disambar petir, Abu Talhah bertanya, “Kenapa tidak kamu beritahu aku saat itu?!”

Lalu ia berangkat ke masjid dan mengadukan kejadian itu kepada Rasulullah SAW. Beliau tersenyum dan berdoa, “Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua tadi.”

Benar, doa Nabi terkabul. Setelah itu pasangan dua sejoli itu dikaruniai 9 anak. Semuanya hafal Quran.

Allahu akbar walillahil hamd…

Sumber : Santri.Net

Tinggalkan Balasan