Dakwah yang “High Impact”

0
359

Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin meminta agar para dai yang tergabung dalam Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) mampu menerapkan strategi dakwah yang mampu menghasilkan dampak yang besar(high impact) di masyarakat sehingga mereka menjadi lebih baik.

cinta

Demikian disampaikan oleh Rais Aam saat memberikan tausiyah dihadapan para peserta Pelatihan Kader NU yang baru saja menyelesaikan kursusnya di LDNU, Sabtu (31/10).

Ia mencontohkan Rasulullah, yang hanya dalam waktu 23 tahun, mampu merubah masyarakat jahiliyah yang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah menjadi masyarakat yang beradab. Upaya seperti itulah, menurut Kiai Makruf Amin yang harus dilakukan oleh LDNU.

Dikatakannya, agar dakwah bisa berhasil, tidak cukup hanya dari panggung ke panggung, tetapi juga harus mencakup seluruh kehidupan masyarakat.

“Dakwah harus mampu menyentuh aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya,” tandasnya.

Dijelaskannya, terdapat empat tahapan merubah suatu masyarakat. Pertama, dari kondisi jahiliyah, yaitu mereka tidak tahu mana yang baik dan mana yang mungkar. Tahap kedua, mereka tahu, mana yang baik, tetapi tidak tahu mana yang mungkar. Tahap ke tiga, melaksanakan yang baik tetapi masih menjalankan yang munkar dan terakhir, dakwah berhasil jika masyarakatnya sudah ber-amar makruf nahi munkar atau sudah menjalankan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk.

“Jika dakwah belum berhasil, maka harus dilakukan evaluasi, apa yang terjadi,” imbuhnya.

Kepada hadirin, Kiai Makruf juga menjelaskan, perubahan dunia adalah sesuatu yang alamiah dan harus dijalani. Disini NU memiliki prinsip menjaga nilai lama yang masih baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik.

Ia juga meminta kepada pengurus LDNU untuk memperluas cakupan pelatihan kader dai sampai di tingkat cabang sehingga dakwah NU semakin menyebar dan secara aktif serta rutin melakukan istighotsah. Baginya, salah satu keberhasilan adalah, jika PBNU menyelenggarakan acara di Masjid Istiqlal, warga NU secara sukarela datang sendiri tanpa minta dukungan dari PBNU.

Wallahu a’lam

Sumber : NU Online

Tinggalkan Balasan