Dokter spesialis THT Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, dr Dian memaparkan, suara parau dapat menyebabkan kualitas suara menjadi kasar, menganggu, sumbang, dan nadanya lebih rendah dari biasanya. Terkadang, bisa tidak keluar suara sama sekali (afoni) karena nyeri, sumbatan jalan nafas, atau kelumpuhan total pita suara.
Suara parau menggambarkan kelainan memproduksi suara ketika berbicara, atau ada perubahan nada serta kualitas suara. Suara terdengar lemah, terengah-engah, kasar dan parau. Dalam dunia medis, suara parau dikenal dengan istilah Disfonia.
“Disfonia merupakan gangguan suara yang disebabkan kelainan pada organ-organ fonasi, terutama laring, baik yang bersifat organik maupun fungsional. Disfonia bukan penyakit melainkan merupakan gejala penyakit atau kelainan pada laring,” papar dr Dian spesialis THT rumah sakit milik NU ini, Senin (16/11).
Perubahan dari suara biasanya berkaitan dengan gangguan pada pita suara dan merupakan bagian pembentuk suara yang terdapat di laring. Setiap keadaan menimbulkan gangguan getaran, ketegangan, pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan akan menimbulkan suara parau.
Walaupun hanya merupakan gejala, tetapi prosesnya berlangsung lama (kronik) dan dapat merupakan tanda awal penyakit serius di daerah tenggorok, khususnya laring.
Jenis penyakit keluhan suara parau
Dian menjelaskan, ada beberapa macam penyakit atau kondisi dengan keluhan suara parau diantaranya peradangan laring (laringitis) baik akut maupun kronis. Radang akut laring pada umumnya merupakan kelajutan dari infeksi saluran nafas seperti influenza atau common cold.
“Penyebab radang ini yaitu bakteri, yang menyebabkan radang lokal atau virus dan menyebabkan peradangan sistemik. Didapatkan gejala radang umum, seperti demam, lemas (malaise), serta gejala lokal, suara parau sampai tidak bisa bersuara sama sekali (afoni), nyeri ketika menalan atau berbicara serta gejala sumbatan laring. Selain itu terdapat batuk kering dan lama kelamaan disertai dengan dahak kental,” jelas Dian.
Pembengkakan pita suara atau yang disebut Nodul pita suara dan polip pita suara merupakan kelainan yang disebabkan oleh penyalahgunaan suara dalam waktu lama, seperti pada seorang guru, penyanyi profesional, dosen, atau mereka yang sering berbicara dan menggunakan suara berlebihan. Gejalanya terdapat suara parau yang kadang-kadang disertai batuk.
“Merokok dan mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi laring, dapat menyebabkan peradangan dan penebalan pita suara. Biasanya, suara mulai memburuk di pagi hari dan meningkat sepanjang hari. Penderita juga mengalami gejala lain seperti tenggorokan terasa nyeri dan kering, rasa panas di pipi, sensasi yang menyumbat dan batuk kronis,” ujarnya.
Kelumpuhan pita suara dapat mengganggu pergerakan pita suara karena disfungsi saraf otot-otot laring. Hal ini merupakan gejala suatu penyakit dan bukan merupakan suatu diagnosis. Paralisis pita suara terjadi ketika salah satu atau kedua pita suara tidak dapat membuka ataupun menutup dengan semestinya.
Penyebabnya bisa karena trauma bedah, tumor, kerusakan pada saraf yang mempersarafi daerah laring, kondisi neurologik tertentu seperti stroke, tumor otak dan lain sebagainya. Gejala kelumpuhan pita suara yang didapat yaitu suara parau, stridor atau bahkan kesulitan menelan tergantung pada penyebabnya.
Hubungan antara suara parau dengan tumor laring tergantung dari letak tumornya. Apabila tumbuh di pita suara asli, maka suara parau merupakan gejala dini dan menetap. Pada tumor subglotik dan supraglotik, suara parau dapat merupakan gejala akhir atau tidak muncul sama sekali.
Menghilangkan penyebab suara parau
“Untuk melakukan pengobatan suara parau sesuai dengan kelainan atau penyakit yang menjadi etiologinya. Penatalaksanaan secara umum dapat dilakukan dengan cara terapi konservatif, dimana setiap tindakan dilakukan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan faktor penyebab seperti stres, merokok dan alkohol. Minum air putih yang banyak dapat mencegah tenggorokan dari kekeringan, istirahat berbicara selama dua sampai tiga hari,” terangnya.
Mengingat begitu banyak penyebab terjadinya suara parau disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, khususnya dokter THT sehingga bisa segera diketahui penyebabnya. “Jangan menganggap remeh suara parau dan jangan menunda-nunda untuk segera mencari layanan kesehatan karena bisa saja hal tersebut merupakan suatu kegawatdaruratan,” tegas dr Dian.
Wallahu a’lam bis showab
Sumber : NU Onlin