Provinsi Jawa Timur telah jadi tempat sejarah kelahiran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Hal tersebut terjadi pada hari Kamis Kliwon 17 April 1960 Masehi atau 21 Syawaal 1379 Hijriah di Surabaya Jawa Timur. Pun demikian, Ketua Umum PB PMII Aminuddin Ma’ruf berharap PMII Jatim tidak silau dengan basis historis tersebut.
“PMII Jawa Timur telah diakui semua pihak tidak hanya sebagai basis historis bagi PMII, melainkan juga barometer, kepemimpinan, gerakan dan ideologisasi Islam Ahlussunnah wal Jamaah,” katanya dalam Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) XXII PMII Jawa Timur yang digelar di Pendopo Agung Kabupaten, Ponorogo pada kamis Rabu 27-30 April 2016.
Oleh karenanya, Amin mengingatkan agar tidak menjadikan forum konkoorcab sebagai ajang penghakiman. “Saya minta secara tegas dan tandas, jadikanlah forum tertinggi tingkat PKC ini sebagai ajang muhassabah (interospeksi) organisasi, agar PMII Jawa Timur ke depan tetap berkembang sebagai bagian dari gerakan kebangkitan mahasiswa Islam Indonesia,” pintanya.
Pihaknya menginformasikan bahwa dalam tempo 30 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang besar. Tentunya perlu upaya-upaya sistematis dan adaptif dalam menghadapi masa-masa ledakan pemuda pada tahun tahun tersebut.
Sebagai sebuah organisasi mahasiswa Islam yang berhaluan Aswaja, tambahnya, PMII merupakan tempat gemblengan dalam meningkatan kualitas individu. Sehingga diperlukan visi ideologisasi yang kokoh agar kader-kader PMII semakin terlihat kemanfaatanya bagi umat, NU, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada kesempatan pembukaan, ketum PB PMII hasil Kongres XVIII di Jambi itu memanggil satu-persatu para ketua cabang PMII se-Jawa Timur. Peristiwa tersebut sontak membuat para ketua cabang kikuh, kaget dan nampak ogah-ogahan.
Amin memanggil berulang-ulang ketua cabang agar maju ke depan dan memperkenalkan diri di hadapan hadirin terkait nama dan asal cabang. Bahkan setelah memperkenalkan diri, Amin meminta para leader setingkat kabupaten tersebut bersalaman dan mencium tangan KH Nuril Huda, salah satu pendiri PMII yang hadir pada kesempatan tersebut. (Ali Makhrus/Mahbib)
Sumber : Nu Online